Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Oknum Mafia Perdagangan Telur Penyu (Hewan Dilindungi) di Pariaman

11 Januari 2016 | 11.1.16 WIB Last Updated 2016-01-11T15:46:25Z


Salah seorang pedagang menjual bebas telur penyu kepada masyarakat. Dia menjajakannya dalam kantong plastik dan menawarkannya seharga Rp7000 perbutir kepada calon pembeli.

"Telur penyu ini saya dapatkan dari salah seorang warga yang tinggal di Nareh (Pariaman Utara) dan dari Sungai Sirah (Padangpariaman)," kata Bidin ( 57) bukan nama sebenarnya, kepada wartawan yang tidak dia sadari, di Pantai Gandoriah Pariaman, Minggu (10/1).

Menurut pengakuan dia, ia baru beberapa kali menjual telur tersebut karena tidak mudah memperolehnya. Dia kelagapan saat dicecar wartawan terus menerus. Sambil berlalu, oknum pedagang itu terlihat cemas dan hilang dari tatapan ditengah keramaian pantai Gandoriah.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Konservasi Penyu DKP Kota Pariaman, Citrha Aditur Bahri, mengatakan, selama tahun 2015 dia sudah beberapa kali menerima laporan oknum pedagang yang menjual telur hewan dilindungi undang-undang tersebut.

"Kami sebelumnya juga sudah menyelidiki adanya oknum pedagang yang menjual telur penyu di sekitar Pantai Pariaman, perkara ini juga berkaitan erat dengan penurunan produksi telur penyu di 2015," kata dia.

Pihak UPT sendiri mencurigai adanya oknum penjaga mercusuar Pulau Kasiak yang dengan sengaja menjual kepada masyarakat setempat demi kepentingan pribadi.

"Berdasarkan keterangan salah seorang masyarakat di Nareh, ia mengaku mendapat arahan langsung dari penjaga Pulau Kasiak yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Kementerian Perhubungan Dirjen Navigasi Perhubungan Laut untuk membantu memasarkan telur penyu ke masyarakat dengan sistem bagi hasil," jelasnya.

"Produksi telur penyu di Pulau Kasiak juga sedang kita selidiki karena penurunannya sangat drastis jika dibandingkan 2014," katanya.

Selama 2015, ungkap dia, hanya dua kali pemerintah memperoleh dan menerima telur penyu dari Pulau Kasiak, sehingga menimbulkan kecurigaan. Biasanya selain langsung turun ke lapangan untuk mengambil telur penyu dari pulau tersebut, para penjaga pulau juga mengantarkan langsung ke UPT Penangkaran Penyu.

Menurutnya dalam kurun satu bulan, minimal satu ekor penyu akan bertelur di sekitar pulau yang dijadikan zona perlindungan habitat hewan langka tersebut.

Jika dibandingkan periode 2014 produksi telur penyu mengalami penurunan di mana pada 2014 UPT berhasil mengingkubasi sebanyak 22.748 butir telur.

"Periode 2015, kami hanya menginkubasi kurang lebih 20.495 mengalami penurunan salah satunya juga disebabkan adanya oknum yang menjual tadi," katanya.


Ada enam jenis penyu yang ditemukan di perairan Indonesia, antara lain penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricate), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus) dan penyu tempayan (Caretta caretta). Sebagian besarnya ditemukan pula di perairan laut Pariaman.

Semua jenis penyu tersebut secara nasional telah dilindungi berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.

Penyu adalah kura-kura laut yang ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini.

Penyu memiliki sepasang tungkai depan berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 s/d 73 hari.

Penyu mengalami siklus bertelur yang beragam, dari 2 - 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut, betina sesekali mampir ke daratan untuk bertelur. Penyu betina menyukai pantai berpasir yang sepi dari manusia, sumber bising dan cahaya sebagai tempat bertelur yang berjumlah ratusan itu, dalam lubang yang digali dengan sepasang tungkai belakangnya. Pada saat mendarat untuk bertelur, gangguan berupa cahaya ataupun suara dapat membuat penyu mengurungkan niatnya dan kembali ke laut.

Penyu yang menetas di perairan pantai Indonesia ada yang ditemukan di sekitar kepulauan Hawaii. Penyu diketahui tidak setia pada tempat kelahirannya.

Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan tukik (bayi penyu) yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa.

Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan pemangsa alaminya seperti kepiting, burung, serta ikan-ikan besar begitu tukik tersebut menyentuh perairan dalam.


Hampir semua jenis penyu termasuk ke dalam daftar hewan yang dilindungi oleh undang-undang nasional maupun internasional karena dikhawatirkan akan punah disebabkan oleh jumlahnya makin sedikit.

Di samping penyu belimbing, dua spesies lain, penyu Kemp’s Ridley dan penyu sisik juga diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah oleh The World Conservation Union (IUCN). Penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang atau penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), dan penyu tempayan atau loggerhead (Caretta caretta) digolongkan sebagai terancam punah. Hanya penyu pipih (Natator depressus) yang diperkirakan tidak terancam.
 

TIM
×
Berita Terbaru Update