Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Caleg Oh Caleg

5 Februari 2014 | 5.2.14 WIB Last Updated 2014-02-05T15:02:41Z
13915964672520741



Entah karena akhir-akhir ini passion saya menulis soal caleg dan serba-serbi Pileg 2014, hampir tiap hari ada saja cerita yang mampir tentang caleg, yang unik dan menarik kadang miris dan mengerikan seperti yang saya dengar pekan lalu dan saya tulis kemarin di SINI. Jadi seperti ‘takdir’ saja saya “ketemu” dengan caleg, entah ketemu langsung atau lewat TV.

Siang ini saya mengantar Ibu yang hendak mengambil pensiunnya di sebuah bank milik pemerintah. Memang tak setiap bulan Ibu mengambil pensiunnya. Hari ini, ketika kami masuk, security bank langsung memberitahu bahwa bank sedang offline dari pusat sejak 2 jam lalu. Apa boleh buat, kami sudah terlanjur sampai, ya ditunggu saja sampai sistem online kembali. Beberapa teller tetap siaga di desk masing-masing dan hanya melayani transaksi yang tak memerlukan data online

Saya bersama Ibu duduk di deretan kursi nasabah paling depan, agar Ibu saya mudah melangkah saat dipanggil.

Tiba-tiba masuk seorang wanita umurnya sekitar empat puluhan tahun, memakai blazer hitam dengan logo parpol di dada kiri. Deg! Seketika insting saya langsung memerintahkan mata untuk memelototi sosok di depan saya. Apa daya, wajahnya membelakangi saya. Tapi saya ingat itu logo partai apa. Tiba-tiba kerudung yang menutupi kepalanya menarik perhatian saya. Warna biru tua polos, tapi di kedua ujungnya ada kotak berisi nama dan nomor urut. Omaigat! Ini kan caleg yang poster-poster, spanduk dan balihonya banyak tersebar di sepanjang jalan yang saya lewati dari rumah ke kantor. Mengenakan celana panjang biru tua, tunik bermotif kecil-kecil dengan motif warna biru tua, dilapisi blazer biru tua berlogo Nasdem, plus jilbab lengkap dengan nama dan nomor urut partai. Tak salah lagi! Ini pastilah dia, saya hapal namanya, meski tak hapal nomor urutnya.

Wanita itu langsung menuju ke teller di depan saya sambil dan si mbak teller juga tersenyum menyambutnya, berdiri dan setelah itu rupanya si teller sibuk menghitung uang dengan mesin penghitung. Mungkin transaksi pengambilan tunai itu sudah di-indent sebelumnya, jadi uang sudah tersedia. Teller lalu mengangsurkan segebok uang – benar-benar segebok loh! – dan si caleg segera memasukkan ke dalam tasnya. Sempat saya lihat gebokan uang itu dalam pecahan kecil, maksudnya bukan pecahan lima puluh ribuan atau ratusan ribu. Segera setelah menerima uang dan memasukkan ke tas-nya, si caleg segera berlalu dari bank.

Saya terlongong bengong. Uang sebanyak itu kenapa tidak dalam ratusan ribu atau lima puluhan ribu saja, kan lebih praktis? Ah, tapi siapa tahu dia butuh uang pecahan dengan nominal tidak sebesar itu? Hehehe…  Mendadak saya ingat running text yang saya baca di sebuah TV swasta, sejak beberapa bulan lalu, PPATK sudah menemukan banyak transaksi mencurigakan yang dilakukan para caleg, jelang Pemilu 2014. Yah, semoga saja para caleg tidak mengandalkan politik uang demi meraih suara ke kursi parlemen. Dan saya berbaik sangka saja dengan ibu caleg yang saya lihat tadi.

13915965891969669748
foto : tolololpedia.wikia.com

Yang lain lagi, ketika seperti biasa saya nonton berita pagi. Terkadang saat di satu channel sedang iklan, saya pindah channel lain, ternyata sedang menayangkan infotaiment. Mata saya terpaku sejenak, karena merasa “kenal” sekali dengan seorang perempuan berwajah bulat dengan kepala dibungkus topi yang menurut saya lucu, seperti ada ujungnya lancip ke atas. Saya pun urung mengganti lagi channelnya. Saat itulah ada teks nama si wanita tersebut. Nah lho! Pantesan saya “kenal banget” dengan wajahnya, ternyata itu caleg yang baliho dan posternya banyak bertebaran di sekitar komplek rumah saya dan seantero kota, dia caleg DPR RI, dari Nasdem.

Saya perhatikan baik-baik wajahnya, artis bukan, lalu kenapa dia masuk infotainment? Teks yang tertulis disitu menyebutkan dia sahabat Farhat Abbas. Dari narasi yang mengiringi infotainmet, saya ambil kesimpulan di caleg ini dulunya sahabat baik bahkan orang kepercayaan Farhat Abbas. Tapi kini entah kenapa berbalik saling serang dengan FA. Haduh, jangan-jangan sama-sama sedang menaikkan popularitas, maklum si Farhat kan juga sedang nyaleg dari Demokrat.

Saat makan siang, saya ngobrol santai dengan 2 teman kantor, yang satu warga asli kota ini (sebut saja ibu A), yang lain bukan tapi sudah belasan tahun tinggal disini (sebut saja ibu B). Saya mengawali rumpian dengan cerita soal caleg yang belakangan muncul di infotainment berselisih dengan Farhat, yang menurut saya menggelikan. Eeh…, spontan ibu B nyeletuk, “Ooh…, caleg yang itu ya? Itu kan orang daerah rumah saya bu Ira. Itu temannya si A”. Lalu Ibu A pun bertanya kami lagi ngomongin siapa. Ibu B kemudian menyuruh ibu A untuk search di Google image dengan kata kunci Farhat Abbas dan nama si caleg. Ibu A mengambil tabletnya, lalu mulai search.

Benar saja, foto-foto yang muncul memang foto si caleg tersebut dengan topi khasnya. Ibu A menunjukkan pada saya, apa benar orang itu yang saya maksudkan. Benar! Ibu A bilang, dulu si caleg itu memang teman sekolahnya (saya lupa teman SMP atau SMA). Pemilu 2009 dia nyaleg dari parpol Hanura tapi gagal alias tak kebagian kursi. Pemilu kali ini dia pindah kendaraan. Oalaaah…, belum jadi sudah kutu loncat. Mencoba peruntungan dari pemilu ke pemilu, tiap ada parpol baru diikuti. Jadi ragu dengan idealismenya, visi dan misinya. Apalagi sekarang berselisih dengan FA, kurang keren ah! Mbok ya berselisih dengan Rizal Ramli gitu loh, kayak Pak SBY. Kalau pemilu tahun ini gagal lagi ke Senayan, kira-kira 5 tahun lagi dia ganti parpol apa ya?

Ira Oemar

×
Berita Terbaru Update