Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Inilah Kaleidoskop Korupsi Terheboh 2009-2013

12 Desember 2013 | 12.12.13 WIB Last Updated 2013-12-12T13:48:08Z
13865581661379349119

ilustrasi : umiiypurpl3.worpress.com

Tanggal 9 Desember, adalah hari Anti Korupsi Sedunia. Tahun ini, tahun ke-5 “perayaan” Hari Anti Korupsi di periode kedua pemerintahan SBY. Bisa dipastikan, 9 Desember tahun depan, sudah bukan SBY lagi Presiden kita. Pada Pemilu 2009, partai Demokrat besutan SBY leading dengan slogan “Katakan TIDAK pada korupsi”. SBY sendiri dalam janji kampanyenya mengaku akan menjadi panglima penegakan korupsi, berdiri di garda terdepan pemberantasan korupsi, menghunus pedang anti korupsi, dsb. Jadi cukup beralasan kiranya, jika kesuksesan atau kegagalan upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi dijadikan indikator sukses tidaknya pemerintahan SBY – Boediono. Mari kita cermati perjalanan kasus korupsi di tanah air dalam 4 tahun terakhir ini.

====================================================

2009 : ANGGODO, TRUNO 3 DAN BAIL OUT BANK CENTURY

9 Desember 2009, demonstrasi besar-besaran berbagai elemen mahasiswa dan lembaga serta tokoh-tokoh anti korupsi, memperingati Hari Anti Korupsi di Jakarta, sementara Presien SBY justru memilih “terbang” ke Bali. Demo besar-besaran itu dipicu kegeraman masyarakat atas terkuaknya berbagai kasus korupsi. Hanya selang beberapa hari setelah SBY – Boediono dilantik, muncullah kasus “Cicak vs Buaya” jilid 1. Saat itu Ketua KPK Antasari Azhar sudah ditahan kepolisian dengan tuduhan menjadi otak intelektual pembunuhan, sebulan setelah Pemilu Legislatif 2009. Pada Oktober 2009, ada upaya mengkriminalisasi 2 pimpinan KPK lainnya : Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah. Akhirnya, KPK mengajukan permohonan kepada MK untuk memutar rekaman sadapan sejumlah pembicaraan telepon. 

Dalam sidang terbuka yang disiarkan media televisi itulah, publik dikejutkan dengan banyaknya percakapan Anggodo Widjojo – adik kandung buronan Anggoro Widjojo – yang menyebut nama Susno Duadji dengan akrab bahkan tanpa sapaan “pak” seolah pada teman sendiri. Bahkan ada kata sandi “Truno 3” yang diduga mengarah pada Kabareskrim Polri yang saat itu dijabat Susno Duadji. Juga ada pengakuan rekan wanita Anggodo – kalau tak salah namanya Yuliana Ong – yang mengaku kenal SBY.Sejak itulah masyarakat umum dikenalkan dengan istilah “markus” alias makelar kasus yang banyak terjadi di dunia peradilan kita.

1386558723529833162
foto : article.wn.com

Berturut-turut kemudian kasus bail out Bank Century pada November 2008 mulai terkuak. Akumulasi kekesalan atas kriminalisasi terhadap Antasari, upaya pelemahan KPK, kasus Anggodo dan berujung pada kasus Century, telah membuat citra kepemimpinan SBY – Boediono babak belur hanya dalam tempo kurang dari 2 bulan sejak dilantik. Tahun 2009 ditutup dengan PR panjang soal Century yg diduga uangnya dipakai mendanai Pemilu 2009.

====================================================

2010 : HIRUK PIKUK CENTURY

Sepanjang tahun 2010, hampir seluruh pembicaraan tentang korupsi tercurah pada mega skandal kasus bail out Bank Century. Awal tahun dibuka dengan sidang-sidang Pansus Century di Komisi III DPR RI. Sidang yang menguras energi kemudian berakhir dengan kesimpulan menyerahkan kasus itu ke jalur hukum, sedangkan DPR hanya memantau dengan membentuk Panwas Century.

138655935726271976
Sel mewah Ayin. Privelege untuk tahanan kasus korupsi (foto : kolomkita.detik.com)

Selain di dominasi “drama” panjang Century, awal tahun 2010 sempat dibuka dengan kejutan sidak DennyIndrayana ke rutan Pondok Bambu dan terkuaklah sel-sel mewah milik Ayin (Arthalita Suryani) yang didesain ada “klinik” untuk perawatan wajah dan dokternya didatangkan ke lapas. Saat sdiak, Ayin sedang melakukan perawatan. Sel yang lain ada ruang karaoke, dll. Makin geramlah publik atas perlakuan istimewa terhadap para terpidana kasus suap dan korupsi.

====================================================

2011 : NAZARUDDIN DAN DEMOKRAT

21 April 2011, KPK menangkap tangan Mindo Rosalina Manullang bersama Sekjen Kemenpora, Wafid Muharam, di kantor Kemenpora atas dugaan suap. Uang dalam bentuk dolar Amerika sempat dibuang ke tempat sampah saat penyidik KPK datang. Menpora Andi Mallarangeng buru-buru cuci tangan dengan mengatakan tak tahu menahu kejadian yang menimpa Wafid. Kasus ini menjadi besar ketika pengacara Mindo Rosa menyebut nama Muhammad Nazaruddin, Bendahara Umum Partai Demokrat, sebagai atasan Rosa. Nazar meradang. Bersumpah ia tak kenal “ibu itu” bahkan semua itu disebutnya hanya berdasarkan “katanya…katanyaa…katanya…”. Didampingi Ketua Komisi III DPR RI kala itu, Benny K. Harman, serta sahabatnya Ruhut Sitompul, Nazaruddin menggelar jumpa pers di ruang Fraksi Demokrat DPR RI.

13865594382106851097
Kopers Nazaruddin dkk 

Keadaan berubah drastis ketika kemudian Mahfud MD mengajak Sekjen MK, Janedjri M. Ghaffar, menghadap SBY di istana. Usai pertemuan, SBY memberi kesempatan Mahfud MD berbicara kepada pers. Disitulah terkuak bahwa Nazar terbiasa memberikan “amplop” berisi uang dalam jumlah besar kepada penyelenggara negara, ada atau tidak ada kasus. Dengan terkuaknya citra buruk Nazar, SBY tak punya pilihan lain kecuali memecat Nazaruddin. Tanggal 23 Mei malam, Majelis Kehormatan Partai Demokrat mengumumkan penonaktifan Nazaruddin dari jabatan Bendum Demokrat. Esok harinya, KPK mengajukan permohonan pencekalan Nazar kepada Kemenkumham. Sayangnya, Nazaruddin sudah lebih dulu pergi ke Singapura beberapa jam sebelum pengumuman pemecatan dirinya. Sejak itu dimulailah pelarian Nazar.

Demokrat sempat menutupi jika Nazar bermaksud melarikan diri. Dengan dalih berobat ke Singapura, didampingi Anas dan Ibas, Sutan Bathoegana menyampaikan perihal sakitnya Nazar. Tapi keadaan berubah ketika Iwan Piliang menyampaikan rekaman pembicaraannya via skype dengan Nazaruddin di pelarian, kepada Metro TV. Nazar banyak menyebut keterlibatan Anas Urbaningrum dalam bisnis bersamanya. Selang beberapa hari, Nazar menelpon Metro TV dan dalam wawancara singkat itulah untuk pertama kali Nazar menyebut proyek Hambalang. Suatu mega proyek sarat kejanggalan yang sebelumnya sama sekali tak terendus publik.

13865595761289063834 
 
foto : swarajalanan.blogspot.com

Kicauan Nazar baru berhenti ketika pada pekan pertama Agustus 2011 polisi Kolumbia menangkap dan mendeportasinya karena menggunakan paspor milik saudaranya. Proses pemulangan Nazar ke tanah air menelan biaya Rp. 4 milyar. Sidangnya dimulai pada September 2011 dan menenggelamkan issu korupsi lainnya. Yang muncul justru issu bagi-bagi uang dan BlackBerry pada Kongres Partai Demokrat di Bandung pada Mei 2010. Tahun 2011 benar-benar jadi tahun milik Nazaruddin dan partai Demokrat dalam pusaran issu korupsi. Meski di penghujung 2011 KPK berhasil memulangkan Nunun Nurbaetie setelah buron 2 tahun, sekaligus pretasi terakhir KPK di bawah kepemimpinan Busyro Muqoddas, tapi issu Nunun masih kalah besar dari issu Nazaruddin.

====================================================

2012 : ANGELINA SONDAKH, IRJEN DJOKO SUSILO  DAN ANDI MALLARANGENG

3 Februari 2012, Angelina Sondakh resmi ditetapkan jadi tersangka kasus Wisma Atlet. Pada 16 Februari, untuk pertama kali Angie bersaksi bagi rekannya Muhammad Nazaruddin. Ini sidang pertama yang kemudian menentukan persepsi publik pada Angie. Dalam sidang itulah Angie mengubah penampilannya menjadi sangat bersahaja, lebih banyak menunduk dan hampir selalu menjawab : tidak tahu Yang Mulia, tidak ingat, tidak benar. Bahkan kepemilikan BB pun dipungkiri, meski ada beberapa foto Angie sedang memegang BB pada tahun 2009.

27 April 2012, Angie resmi ditahan KPK. Pemeriksaannya memakan waktu cukup lama, persidangannya pun baru berakhir pada Desember 2012. Lagi-lagi Angelina membuat kontroversi dengan mengajak kedua putri Adjie Massaid masuk ke ruang sidang dan menunjukkan mereka pada Hakim saat membacakan pleidoinya. Kontan cara Angie menuai kritikan. Dan seperti sebuah siklus, ketika sidang Nazar sudah memasuki tahap akhir, KPK menetapkan Angie jadi tersangka,maka kali ini ketika sidang Angie sudah memasuki tahap akhir, KPK menetapkan Andi Mallarangeng jadi tersangka diikuti pencekalannya. Itulah yang kemudian membuat Andi mundur dari jabatannya. Tahun 2012 diawali dengan penetapan Angelina Sondakh sebagai tersangka, dan diakhiri penetapan Andi Mallarangeng sebagai tersangka pula. Masih berkutat seputar kader terbaik Partai Demokrat yang semuanya menjadi bintang iklan kampanye “Katakan TIDAK pada Korupsi”.

1386559636299903008
Angie saat bersaksi pertama kali di sidang Nazaruddin (www.antaranews.com)

Akhir Juli 2012 sempat terjadi ketegangan antar KPK dengan Polri ketika KPK berupaya menggeledah Gedung Korlantas Polri dalam rangka peyidik kasus korupsi pengadaan alat simulator SIM. Sampai para pimpinan KPK perlu turun tangan sendiri. Meski kemudian para penyidik KPK bisa melanjutkan tugasnya, tapi mereka tak diijinkan membawa hasil penggeledahan ke Gedung KPK. Akhirnya jalan tengah diambil : barang sitaan disimpan dalam kontainer yang dijaga aparat polisi berseragam dan bersenjata lengkap. Pada Oktober 2012, KPK resmi menahan Irjen Djoko Susilo. Malam harinya, Gedung KPK dikepung sejumlah polisi yang hendak menangkap KompolNovel Baswedan, penyidik kasus tersebut, dengan alasan ada kasus lama Novel yang belum terselesaikan.

Dimulailah ketegangan Cicak vs Buaya jilid 2. Publik marah, aksi besar-besaran di Bunderan HI digelar : KPK = Kemana Presiden Kita, akhirnya memaksa SBY turun tangan. Tak sekedar mengucap prihatin, tapi kali ini Presiden SBY mengeluarkan instruksinya. Kasus Irjen DS ini pun bergulir, banyak kejutan : diketahui ada istri-istri DS yang selama ini pernikahannya rapi tertutupi. Berpuluh-puluh asset berupa rumah dan tanah, SPBU, apartemen di dalam dan luar negeri, mobil-mobil mewah bahkan bis wisata dan sebuah kebun binatang yang dikitari villa, semua itu adalah kekayaan DS yang tak sesuai profilnya. KPK pun menerapkan pasal TPPU, Tindak Pidana Pencucian Uang.

====================================================

2013 : LHI, RUDY RUBIANDINI DAN AKIL MOCHTAR

Januari 2013 dibuka dengan penangkapan KPK terhadap Ahmad Fathanah dan 2 orang dari PT. Indoguna Utama, perusahaan importir daging sapi. Dalam waktu 24 jam, KPK kemudian menangkap Luthfi Hasan Ischaaq, Presiden PKS, berdasarkan keterangan AF. Kasus ini sangat mengejutkan publik dan sempatmengalihkan hiruk pikuk issu korupsi lainnya. Kasus suap penambahan kuota daging sapi impor yang diduga melibatkan pimpinan partai dakwah itu telah membuat banyak pihak tercengang. Begitu banyak wanita cantik diduga menerima aliran dana dari Fathanah, juga terungkapnya pernikahan LHI dengan seorang pelajar SMA yang dilakukan ketika si gadis masih di bawah umur.

Kasus ini telah membuka mata, betapa para penyelenggara negara tidak bisa membatasi diri dari keakraban dengan para makelar. Bayangkan, dalam urusan pemenangan Pilkada saja, seorang makelar seperti Ahmad Fathanah bisa duduk semeja makan dengan para petinggi partai. Makelar pula yang membiayai pelesir bulan madu sang pimpinan partai. Jadi, kalau seandainya kedekatan itu disalahgunakan oleh si makelar, mestinya tak sepenuhnya salah si makelar. Sebab sebelumnya para petinggi partai itu telah membuka pintu bagi si makelar. Bukan hanya nama Fathanah yang megemuka, ada pula nama Yudi Setiawan dan terakhir Bunda Putri alias Non Saputri. Keberadaan para makelar itu merambah Kementrian, parpol dan bisa jadi istana.

1386559771844631988
Makelar seperti Fathanah bisa ikut sarapan pagi semeja dengan para elite partai membicarakan srategi pemenangan Pilkada (news.detik.com)

Pekan terakhir Februari 2013, mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka kasus Hambalang. Sampai sekarang Anas belum ditahan meski sudah 10 bulan jadi tersangka. Bahkan kini istrinya, Athiyah Laila ikut dibidik pasca penetapan Mahfud Suroso sebagai tersangka. Hal ini karena Athiyah pernah menjabat sebagai Komisaris saat Mahfud Suroso menjadi Direktur PT. Dutasari Citra Laras. Mungkinkah pada 2014 nanti Anas ditahan? Bagaimana posisi istrinya? Kita masih harus menunggu kerja KPK lebih lanjut.

Hanya sepekan setalah libur Idul Fitri, pada Agustus 2013, kembali publik dikejutkan dengan tertangkaptangannya Ketua SKK Migas, Rudy Rubiandini. Seorang akademisi, guru besar sekaligus pernah menjadi dosen teladan ITB itu ditangkap ketika menerima suap dari Kernel Oil yang diserahkan oleh Deviardi, pelatih golf RR. Kembali publik terkesiap. Setelah seorang ustadz yang terlibat suap, kini akademisi besar pun terkena kasus yang sama. Sampai kini, kasusnya baru memasuki persidangan dengan terdakwa pimpinan Kernel Oil Indonesia, Simon Tanjaya. Meski baru dimulai, kasus ini sudah menyeret beberapa nama antara lain Sutan Bathoegana dan Tri Yulianto, keduanya lagi-lagi dari Partai Demokrat. Bahkan, nama Ibas pun sempat disebut, meski sampai kini belum ditindaklanjuti sejauh mana perannya.

3 Oktober 2013, lagi-lagi KPK membuat kejutan dengan menangkap tangan Ketua MK Akil Mochtar dan seorang anggota DPR RI dari Golkar : Khairun Nisa, dan seorang pengusaha yang diduga menjadi perantara suap bagi Bupati Gunung Mas, Hambit Bintih. Tak hanya itu, seorang pengacara wanita dan adik Gubernur Banten pun turut ditangkap KPK. Kasus ini menggelinding bak bola salju. Ada 2 hal besar yang terungkap : pertama adalah permainan jual beli putusan untuk perkara sengketa Pilkada yang masuk ke MK, kedua adalah berbagai kasus korupsi pengadaan sarana dan pembangunan proyek-proyek konstruksi di Provinsi Banten serta politik dinasti keluarga Atut Chosiyah. Penangkapan Akil Mochtar benar-benar menampar telak wajah peradilan negeri ini. Kepercayaan terhadap MK runtuh seketika, bahkan pihak yang diputus kalah pun berani merusak ruang sidang. Sementara, di Banten, banyak elemen masyarakat mulai berani bicara lantang. Entah seperti apa dan kemana arah perkembangan kasus Akil dengan dua dimensinya ini.

====================================================

Dari perjalanan berbagai kasus korupsi besar yang fenomenal dan menguras perhatian publik, tampak bahwa eskalasi kasus korupsi bukan mengecil tapi justru membesar. Jika dulu hanya melibatkan pengusaha dan pejabat di DPR, kini sudah merambah pimpinan parpol, akademi terpercaya dan pucuk pimpinan lembaga penjaga konstitusi. Nilai yang dikorup pun makin lama makin besar. Ironisnya lagi, hampir di semua kasus korupsi besar yang melibatkan politisi, ada nama politisi dari partai berkuasa yang disebut, atau ada nama orang dekat istana yang turut terlibat. Entah sekedar mengaku-aku dan memanfaatkan kedekatan dengan Presiden/Ibu Negara, yang jelas para makelar telah merambah kemana-mana. Ada nama Sengman, ada Bunda Putri alias Non Saputri, serta Bunda Putri yang lain alias Ibu Pur.

13865598661300424570
Ironi sebuah iklan politik (foto : www.baratamedia.com)

Bahkan mencegah agar kader partainya sendiri tak ikut-ikutan korupsi saja, SBY gagal. Mensterilkan istana dari kelebat para makelar, tampak juga SBY gagal. Karena dengan mudahnya orang bisa mengklaim dekat dengan SBY. Dimulai dari Yuliana Ong pada 2009 sampai ibu Pur di 2013. Kini, banyak sekali PR KPK yang belum tuntas : ada Century, Hambalang, SKK Migas, Ketua MK dan jangan lupa pula yang melibatkan sejumlah dugaan korupsi di Banten. Jikalau pemimpin negeri yang terpilih pada 2014 nanti adalah pihak yang punya kepentingan mengamankan kasus-kasus itu, maka makin suramlah masa depan pemberantasan korupsi di Indonesia. Jangan lupa, saat ini sudah ada Capres yang menganggap kiprah Atut takjadi masalah, sepanjang menguntungkan bagi partai. Jadi, sekali lagi, kita bisa jadi menatap masa depan pemberantasan korupsi dengan suram, jika salah pilih pemimpin di 2014.

Catatan Ira Oemar
×
Berita Terbaru Update