Kota Pariaman memang hanya terdiri dari 4 kecamatan, luasnya pun tidaklah seberapa, namun disaat jelang Pemilukada ini, terasa nian suhu Politik kian Memanas . disebuah Desa misalnya, Kelompok Pemuda bisa saja mencurigai Kelompok Pemuda lainnya karena Baliho Calon Walikota yang mereka dukung dengan uang jaga disilet Ninja, merekapun balas Dendam dengan menyait pula Baliho yang didukung Kelompok Pemuda yang mereka curigai tersebut.
Apakah saya mengarang Analogis diatas tersebut ? tentu saja tidak . lalu Fenomena apakah ini ? Jika saya diizinkan menjawab, hal ini disebabkan oleh Fenomena Political Sindrome, semacam gejala penyakit Sosial berkala disaat-saat tertentu saja seperti Momen Pemilihan Kepala Desa, Walinagari,Legislatif, Bupati/Walikota, Gubernur hingga Presiden. biasanya semakin sensitif jika semakin Kebawah, semacam Pemilihan Wali Nagari lebih berpotensi terjadi gesekan antara Pemuda kampung ketimbang Pemilihan Gubernur.
Dikota Pariaman yang hanya memiliki 4 Kecamatan dan tak seberapa Jumlah Penduduk ini, penyebab Potensial terjadi Gesekan tersebut antar Pemuda Desa bukanlah karena kepentingan Politik , namun lebih kearah militansi mereka kepada Calon yang mereka dukung yang mereka anggap Paling Baik dan hebat bersebab lemahnya pemahaman Ilmu anti Doktrinisasi yang mereka miliki sehingga dengan Gampang saja menjadi militan tanpa alasan yang jelas.
Pemahaman Politik dan Ilmu Sosial sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bangsa Barat yang selangkah lebih maju dalam Peradaban Demokrasi. Ranah Minang juga dikenal berperadaban Tinggi dalam Demokrasi dibanding Daerah lain di Nusantara ini. jika tidak percaya lihat saja lambang sila ke 4 Pancasila menggunakan Kepala Kerbau yang Konon katanya sengaja dipakai menganalogiskan Kebudayaan Minangkabau yang sudah ber Demokrasi tatanan Adat dan Budayanya sedari dahulu.
Banyak Nian pepatah dan petitih melambangkan Demokrasi sebagai Budaya Minang semacam Rajo Alim Rajo Disambah, Rajo Lalim Rajo disanggah, atau Bulek Sagolong , Picak Salayang, dll .
Namun kenapa Pemuda Minang Era sekarang mudah sekali terhasut dan terkontaminasi dalam carut-marut Politik? sehingga Peran Parik Paga dalam Nagari seakan tak Ada lagi, mereka bikin kekacauan dikampung sendiri ? mari sama - sama kita carikan Solusinya sebelum berangkat ketaraf yang lebih tinggi semacam berbuat Anarkis yang merugikan diri mereka sendiri.
Catatan Oyong Liza Piliang