Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ini Dia Alasan SBY 'Singkirkan' Anas

8 Februari 2013 | 8.2.13 WIB Last Updated 2013-02-08T16:57:41Z

Mencerna jumpa pers SBY yang baru saja disampaikan di Cikeas tentang “Solusi Penyelamatan Partai Demokrat” ,sebenarnya tidak ada hal yang baru sama sekali dalam manajemen Partai Demokrat yang memang memberikan ruang kepada Ketua Dewan Pembina sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk memimpin langsung operasional parpol tersebut. 

Kenyataannya,parpol-2 yang mempunyai struktur manajemen mirip seperti Partai Demokrat,antara lain Gerindra dan PKS juga struktur Ketua Dewan Pembina dan Ketua Majelis Syuro nya jauh lebih “berkuasa” dari Ketua Umum nya. Jadi,semua yang disampaikan oleh SBY sudah diduga oleh semua pihak….


Solusi yang disampaikan oleh SBY pada jumpa pers malam hari ini lebih menuntun publik untuk mengikuti bahasa politik SBY yang memang dikenal suka bicara dengan gaya menjelaskan secara sistematis,runut,terlihat sopan tetapi tetap “mengambang” ….! 

Bahasa politik yang meminta Ketua Umum PD yaitu Anas Urbaningrum untuk fokus menyelesaikan masalah hukumnya dengan KPK tidak boleh diartikan memecat,memberhentikan atau menghabisi kewenangan Anas, kenapa? Sebab Anas tetap wakil ketua Majelis Tinggi PD yang artinya masih memimpin operasional PD dibawah SBY. Disebutkan oleh SBY bahwa semua struktur PD sekarang diminta ‘bertanggung-jawab’ kepada Majelis Tinggi PD yang terdiri dari 9 orang dengan diketuai oleh SBY sendiri. Itu berarti Anas tidak disingkirkan oleh SBY,melainkan dibuat “seolah-olah” disingkirkan…….

Bahasa politik yang disampaikan oleh SBY hanya untuk memberi imej kepada rakyat bahwa PD sekarang dipimpin oleh SBY langsung,sebab elektabilitas SBY jauh lebih baik dari PD sendiri . Harapannya tentu dengan elektabilitas SBY naik,maka PD juga akan ikut naik. Sebab kalau sampai tetap Anas yang pegang kendali di operasional,maka PD akan semakin menukik…..Figur Anas sudah terlanjur rusak oleh “kicauan” Moh.Nazaruddin sang mantan Bendahara Umum PD.

Pertanyaan yang mendasar adalah “Apakah elektabilitas SBY akan terus naik menjelang 2014…?” . Itu tergantung bagaimana kondisi dunia, sebab tidak tertutup kemungkinan krisis ekonomi yang melanda dunia akan menerpa Indonesia dalam waktu dekat,juga kondisi politik yang memanas menjelang 2014 dengan prestasi SBY di periode kedua yang jauh dari memuaskan publik,bisa jadi pengambil-alihan PD oleh SBY ini akan menjerumuskan PD ke titik nadir. Menjual imej SBY di menjelang 2014 akan berbeda pada waktu SBY hendak mencalonkan diri pada Pemilu 2004 dan 2009 yang lalu. 

Bahasa politik yang sebagus apapun sulit mengalahkan imej korup yang dilakukan oleh para kader PD dan juga parpol-2 lainnya. Jangan-2 sekarang rakyat Indonesia malah demam figur Jokowi untuk memimpin Indonesia…? Kalau sudah begini,sia-sialah bahasa politik yang santun,sebab rakyat sekarang mau melihat keteladanan katimbang pencitraan….!

Catatan Mania Telo Freedom Writers Kompasianer
×
Berita Terbaru Update