Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

POSESIF DALAM PACARAN ITU TIDAK SEHAT

22 Oktober 2012 | 22.10.12 WIB Last Updated 2012-10-22T16:06:31Z



By : Melisa Widia Putri

Sore ini, di salah satu ruangan berdinding putih, beralaskan tikar cokelat. Saya duduk sambil memandang ke langit dari balik jendela. Tampak matahari yang berangsur-angsur akan segera terbenam, membuat langit  begitu indah karena sinarnya. 

Saat sedang asiyk menikmati keindahan langit sore itu, tiba-tiba datanglah seorang gadis yang cantik, tinggi dan berkulit putih. Wajahnya kelihatan lesu seperti orang yang tidak lagi punya semangat hidup. Sore itu langit seperti mendung olehnya karena hatinya yang lagi galau.   Tanpa banyak cerita, dia langsung saja duduk di sebelah saya sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding. Dia kelihatan seperti orang yang sedang menghadapi masalah yang begitu berat.  Setelah menghela nafasnya, ia terdiam memandang langit.

“Ingin sekali rasanya pergi keluar menikmati indahnya langit, sunset dan suasana senja ini bersama mu. Tapi!”

“Tapi apa?” 

“Ya itu, siapa lagi kalau bukan pacarku yang posesif itu. Segala hal dalam kehidupanku selalu diaturnya. Tidak boleh bertemu teman, sahabat, termasuk kamu sendiri.”

“Terus mau bagaimana lagi? Itu adalah pilihanmu. Dan menurut saya, jika kamu memang tidak suka hidupmu dikekang oleh pacarmu, ya sudah cari yang lain saja.”

“Tapi, saya masih sayang dengan dia. Coba saja dia bisa mengerti aku sedikit saja, pasti hubungan ini akan sedikit lebih hidup.”

“Masih banyak cowok diluar sana yang bisa mengerti kita apa adanya.”

Saya termenung mendengar cerita Puput. Hubungannya dengan pacarnya begitu buruk. Menurut saya hubungan mereka tidak sehat, karena sikap pacarnya yang terlalu posesif terhadap ceweknya. Pacarnya selalu mengatur segala hal dalam kehidupan Puput. Ruang gerak Puput dalam kehidupannya menjadi terbatas dan tidak bebas bersosialisasi. Bertemu dengan saya saja begitu susah, kecuali kalau saya sendiri yang pergi menemui dia ke rumahnya secara langsung.

Semua kegiatannya, selalu dilaporkan ke pacarnya. Dan jika ada kegiatan yang akan dilakukan di luar rumah, ia akan meminta izin pacarnya terlebih dulu. Jika pacarnya mengizinkan, barulah ia akan melakukan kegiatan tersebut.

Tiba-tiba lamunan kami berdua dibuyarkan oleh dering Handphone. Ternya ada telfon untuk Puput dari pacarnya. Wajah Puput semakin suram saat mengangkat telfon dari pacarnya.
Dari nada dan gaya pembicarannya dengan pacarnya, sepertinya mereka berdua bertengkar lagi. Hati Puput semakin berkecamuk karena larangan-larangan dari pacarnya. Lima belas menit akhirnya mereka selesai juga mereka menelfon.

“Dia marah lagi.” Hanya kalimat itu saja yang terucap dari bibir Puput. 

“Kenapa? Dia melarang kamu main kesini lagi kan?”

“Ya, begitulah. Setiap hari seperti ini capek juga. Kapan masalah seperti ini bisa selesai?”

Aku hanya terdiam. Karena tidak tahu mau bicara apa lagi. Dia sahabat saya, tentu saja saya juga merasakan sakit yang dia rasakan. Tapi apa yang bisa saya lakukan? Saya hanya bisa mengingatkan sahabat saya, jika dia tidak mau mendengarkan pendapat saya, itu urusan dia. Karena saya juga tidak mau ikut campur dalam masalah dia dengan pacarnya.

Kemudian, saya menghidupkan laptop dan langsung membuka facebook saya. Puput melihat ke arah layar laptop. Tiba-tiba Handphonenya bunyi lagi dan masih dari pacarnya.

Ketika masih menelfon dengan pacarnya, tanpa sadar dia memuji foto cowok lain yang tampak di beranda facebook saya. 

“Siapa itu? Putih sekali.”

“Itu teman saya waktu SMA. Aslinya memang putih juga sih.”

Dengan seketika nada pembicaraannya dengan pacarnya menjadi sedikit tegang. Karena pacarnya cemburu mendengar Puput yang memuji cowok lain selain dia. Padahal Puput hanya memuji biasa-biasa saja tanpa maksud lain.

Telfonnya diputuskan begitu saja oleh pacarnya.

“Tu kan, dia marah lagi.”

“Lagian kamu juga sih, tau pacar pencemburu tingkat tinggi. Masih saja memuji cowok lain di dekat dia.”

“Tadi aku reflek bicara seperti itu, aku tidak ada maksud apa-apa kok.”

 “Ya, gimana. Kalau aku ngerti kok sama kamu. Tapi apa pacarmu sama juga seperti saya pemahamannya? Ga kan?”

“Iya sih.”

Diam. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Karena saya juga merasa kesulitan untuk membantu Puput dalam menghadapi masalahnya dengan pacarnya itu.

Tepat pukul 18:00 Puput segera pulang ke rumah karena sebentar lagi azan magribh akan berkumandang pertanda shalat magribh sudah masuk dan umat Islam diwajibkan untuk segera menunaikan shalat.

Puput pulang dengan hati yang berkecamuk. Pro dan kontra dalam hatinya membuat dia benar-benar bingung dengan keputusan yang akan di ambilnya. Menghadapi pacarnya yang terlalu posesif memang tidak gampang bagi Puput. Sebagai pasangannya, Puput harus ekstra sabar dalam menghadapi setiap tingkah yang dikakukan pacarnya.

Posesif berarti sama saja dengan menyempitkan ruang gerak pasangannya. Semua kendali kehidupannya ada di tangan pacarnya. Jika pacarnya bilang A, maka yang dilaksanakan juga harus A. jika kata-katanya tidak diindahkan, maka akan terjadilah keretakan dalam hubungannya.

Banyak faktor yang membuat seorang cowok terlalu posesif terhadap pacarnya.  Hal yang paling mendasar yang mengakibatkan seorang cowok begitu posesif terhadap pacarnya adalah tingkat kecemburuannya yang terlalu tinggi. Jadi, dia akan selalu berusaha untuk mengekang pacarnya. Kapan perlu, pacarnya hanya diam saja di rumah. Dan jika pergi ke luar rumah, itupun harus dengan dia.

Cowok seperti ini, jangan pernah dikasih hati. Karena, jika dalam hal kecil saja dalam hidup kita sudah dalam kendalinya, maka ia ingin memegang kendali hal yang lebih besar dalam kehidupan kita.

Sikap yang posesif dari salah satu pihak dalam suatu hubungan, pihak lainnya merasa tidak nyaman dalam menjalin hubungan. Untuk apa menjalin hubungan jika kita tidak merasakan kenyamanan. Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Jika cinta yang menjadi alasan untuk tetap mempertahankan hubungan yang posesif, pendapat tersebut bisa diterima karena hati yang mengikat pasangan tersebut. Tetapi jika masih ada jalan lain untuk keluar dari permasalahan tersebut, mengapa tidak. Kita bisa mencari ataupun memilih cinta yang lain meskipun kita masih mencintai pasangan kita. Karena kita punya satu alasan yang kuat untuk memutuskan hubungan yang tidak sehat itu.
×
Berita Terbaru Update