garis kehidupan seseorang siapa yang tau demikian kata Yulius Danil kepada saya tempo hari menggambarkan seorang sahabatnya sesama mengajar bahasa jepang medio 90 an dikota padang. sahabatnya yang sekarang seorang profesor sastra dan diperlaki gadis jepang tersebut membuatnya bangga. ia seorang anak balai rabaa palambayan Agam, yang berpemandangan elok dan berhawa sejuk. " saya bangga kepada sahabat ini karena ia bisa menunjukkan didunia internasional, selain ia profesor terpandang juga seorang sastrawan yang bukunya dalam karangan berbagai bahasa. ia membuat harum nama Minangkabau ditengah persaingan ketat kehidupan dijepang" kata Yulius Danil.
Iwan Piliang mengatakan dunia ini sangat sempit. orang yang saya tulis diatas secara tidak sengaja saya temui diforum penulis situs prestius , dan ternyata tanpa sengaja saya perlihatkan hasil karya sastranya kepada Yulius Danil, ia terkaget,"ini sahabat saya, kirim email yong, bilang dari uda " sembari mendiktekan sebuah kalimat. tak berselang lama balasan dari sang profesor minang yang berkarier dijepang tersebutpun masuk. ia menyapa yulius dengan keakraban, ia tahu ihwal yulius danil pernah jadi ketua DPRD PD PARIAMAN.
itu adalah sekelumit tentang anak manusia yang nasibnya siapa yg tau, asal gigih,anak yg semasa ESDE nya tersebut berjalan kaki berkilo meter, berpakaian sehari-2 kain tepung terigu, kini menjadi profesor disebuah Universitas sangat terkemuka dinegara maju dan makmur tersebut.
diPariaman. dulu Mukhlis Rahman siapa yang menyangka ia menjadi pembesar dikota ini, ia hanya anak seorang petani, beliau bangga semasa kecilnya, bangga dengan "singkongnya" dan gigih belajar mengejar cita-2.
Mardison Mahyudin, anggota dewan dua periode secara berturut-turut, politisi lokal yang sangat diperhitungkan,.siapa sangka ia bisa meraih ini? itu tentu berkat kegigihan. mardison yang sahabat satu sekolahannya dulu tak pernah menyangka ia akan sebesar sekarang. seorang sahabatnya malah menduga ia akan berkarier jadi pegawai negeri mengikuti jejak kakak-kakaknya.
begitu jaga dengan Ahmad yani, Syafinal Akbar, Bgd Jamohor,Mimi elfita, Edi Trd,bahkan efendi Jamal serta tokoh-2 lainya dipariaman ini, mereka semua memulai karier dari Nol sehingga bisa sebesar seperti yang bisa kita lihat sekarang ini. mereka punya jiwa kompetisi.
Efendi Jamal pernah berkata, sebelum tidur saya selalu berdoa "ya Allah...ampunilah orang-2 yang menyakiti hati saya hari ini, serta ampuni pulalah dosa saya hari ini bila menyakiti hati orang lain"
Mardison Mahyudin pernah berkata "saya lebih menyukai kritikan yang berlandaskan fakta, karena bila disikapi dengan baik adalah obat yang sangat luarbiasa untuk pembentukan karakter diri"
Ahmad Yani juga pernah berujar " saya berbuat positif, mendirikan yayasan yang berorientasi pendidikan guna membangun peradaban generasi muda. saya tak bangga meskipun pernah dilabeli sebagai anggota dewan termuda semasa itu, namun saya akan bangga bila bisa menjadikan generasi muda mandiri dan tangguh, kapan perlu melebihi saya"
sebenarnya banyak lagi kalimat positif yang hendak saya tulis disini,steril dan tanpa orientasi apa-apa. tempo hari Yulius Danil berujar " dengan semakin dekatnya Pilkada Kota Pariaman, saya rasa semua kandidat yang ingin maju punya peluang sama. asalkan tidak menyuguhi masyarakat dengan janji,namun bukti.ini telah dibuktikan oleh jokowi yang dianggap remeh oleh lawan politiknya dipilgub Dki, dan bahkan mematahkan hasil survey lembaga paling kredibel sekalipun". ujarnya saat itu menganalisa secara umum fenomena Jokowi.
dan saya berpendapat. siapapun yg hendak berlaga dipilkada kota ini kedepan, darimana pun asalnya, asal punya konsep yang jelas, serta visi dan misi yang terukur demi memajukan kota ini , peluangnya sama! tak ada yang tak mungkin dalam dunia politik setelah mencermati perkembangan masyarakat yang semakin cerdas dan tidak bisa diarahkan dalam memilih dipilgub DKI . dan tentu sedikit banyaknya akan menulari juga pemilih daerah lainya dinegeri ini. dan khusus kota Pariaman yang konon masyarakatnya penggila perkembangan politik akan berimplikasi, bermetamorfosis menjadi pemilih yang lebih rasional dan tidak mudah diarahkan lagi.. semoga saja..
catatan Oyong Liza Piliang