foke-nara dan rhoma irama
Mungkin sudah banyak tulisan tentang Partai yang disandingkan dengan orang Muslim sebagai pemilih terbesarnya. Tetapi barangkali sedikit yang menulis tentang pandangan orang Muslim tentang Partai Islam. Orang Muslim era ORLA,ORBA dan sekarang Orde Reformasi mengalami evolusi…
Di era reformasi,transformasi terus berjalan seiring dengan teknologi informasi yang membuka wawasan berpikir orang-2 Muslim yang “melek” teknologi. Mereka konon tidak lagi percaya 100% kata Kyai/Ustadz-nya atau Ulama-nya yang mulai terdegradasi oleh hungar-bingar politik. Sebab mereka mulai mengerti betapa tidak sedikit para Ulama berlaku "bak selebritis", mengajarkan ajaran-2 Islam yang jauh dari logika hidup sosial modern, apalagi khotbahnya tidak sesuai dengan perilaku kehidupan sehari-harinya. Mualaf yang entah pertobatannya karena betul-betul mengerti tentang ajaran Islam atau tidak di orbitkan entah oleh siapa, Setelah mengorbit tinggi,mereka berjatuhan karena melakukan banyak skandal dan kesalahan,kemudian mereka sibuk membantahnya bahwa bagaimanapun mereka juga manusia,bisa saja jatuh dalam dosa .
Tetapi orang Muslim sudah semakin cerdas,mereka tidak lagi menyukai isu-2 primodialisme,
Partai yang bertema Islam tidak identik lagi dengan orang Muslim. Justru sekarang ini Partai Islam seperti halnya Partai-2 lain yang membawa agamanya tidak laku (seperti Partai Damai Sejahtera yang membawa bendera agama Kristen). Orang Muslim modern tidak mau terikat atau mengikatkan lagi dirinya dengan Partai Politik yang berbasis agama Islam,demikian pula dengan Orang Kristen modern . Mereka lebih menjadi “free thinker” dan menyesuaikan dengan hati nurani serta wawasan berpikir baik dan buruk yang dilihat oleh mereka selama ini terhadap para pemimpinnya. Kalau para pemimpinnya saja tidak menjadi teladan dalam kehidupan agamanya,jangan harap orang Muslim mau mengikutinya.
kaum agamis modern tidak mau lagi ber-”asosiasi” dengan Partai agama mereka. Mereka justru berusaha menyembunyikan identitas garis politiknya untuk tidak terisolir dalam pergaulan. Kadang malah sering dijumpai orang Muslim modern memulai pembicaraan bahwa dirinya “apolitik” untuk mencegah lawan bicaranya berpikir bahwa dirinya seorang militan Muslim atau diidentikkan dengan Partai Islam atau Islam yang berpolitik. seperti yang menghibakan hati kita bersama imej Muslim di dunia yang konon dianggap sebagai “teroris” atau “ekstrimis” oleh bangsa barat ….ini juga tidak boleh, bila kita menyembunyikan kemusliman kita karena paranoid jika dikatakan sebagaimana yang disebutkan diatas..
sedangkan kaum muslim dinegara barat sana Justru cara-2 bergaul mereka (yang tulus) terlihat lebih anggun. muslim inggris,jerman,perancis,amerika dan belanda.
Kebanggaan menjadi orang Muslim modern lebih kepada keteladanan hidup bukan dari sisi agama, tetapi pergaulan sosial global yang tidak membawa prinsip-2 ajaran teologi. Kehidupan agamanya lebih untuk pengamalan dalam berkomunikasi dengan Allah didalam doa sembahyangnya,bukan untuk dipamerkan…. Itulah orang Muslim modern yang dijumpai di dunia Barat dan yang sekarang mengalir deras dalam diri anak-2 muda ataupun generasi “tertindas” era terdahulu.
Dunia memang sedang berubah cepat,manusia diajarkan untuk bersosial satu sama lain tanpa pembedaan suku,agama, ras dan antar golongan. Orang-2 yang membawa isu
Mari menjadi orang Muslim yang berjiwa besar,sosial dan bukan asosial,bermoral dan bukan amoral..taat beragama , santun dalam bertutur kata dan berperilaku serta hendaknya jadi suri tauladan bagi umat bagi mereka yang dilabeli pemuka agama..dan bagi pemuka agama jangan pula membawa-bawa isu
catatan Mania Telo Freedom Writers Kompasianer