image source http://www.lensaindonesia.com
Pilkada DKI Jakarta putaran kedua semakin seru saja. SetelahSARA
tenyata dirasakan tidak berhasil menggoyang iman warga Jakarta,karena
semakin besar beritanya tentang hal ini justru memperkuat posisi
pasangan Jokowi-Ahok & menorehkan kebencian terhadap pasangan
Foke-Nara yang dianggap sebagai biang keladi atas isu SARA di Jakarta
yang sangat pluralis. Juga tiba-tiba ada “musim” kebakaran di wilayah
DKI Jakarta yang “kebetulan” berada di kantong-2 suara Jokowi,apalagi
ada dialog Foke dengan warga yang menjadi korban kebakaran “Kalau nyolok
Jokowi,bangun rumah saja di Solo” ini menambah dugaan bahwa ada
“kesengajaan” dalam kebakaran-2 yang terjadi
.
Yang paling terbaru adalah dilaporkannya Jokowi atas dugaan korupsi dana pendidikan di Solo oleh sekelompok orang yang mengaku “selamatkan Solo,selamatkan Jakarta,selamatkan Indonesia” . Modus pelaporan yang disiarkan oleh media TV sangat tendensius sekali untuk meruntuhkan imej Jokowi. Apalagi ada spanduk yang dibentangkan dengan kalimat seperti diatas….Pendukung Jokowi pun sangat mahfum bahwa “kerjaan” begini bermotif politik terkait Pilkada DKI Jakarta. Sebab kalau memang Jokowi diduga korupsi atas dana pendidikan di Solo,tentu penyerahan bukti-2 korupsi cukup disampaikan secara kontekstual,yaitu fokus pada korupsi dana pendidikan.
Tetapi kalau sudah bawa-2 spanduk “Selamatkan Solo,selamatkan Jakarta,selamatkan Indonesia” arahnya sudah jelas yaitu ingin membuat imej Jokowi jatuh di mata publik. Sekali lagi,publik Jakarta bukan orang-2 bodoh…!
Kejadian penembakan di Solo dan berita terakhir mengatakan ada Polisi yang tewas tertembak pada waktu menjaga pos Polisi yang terletak dekat dengan Singosaren Plasa Solo juga diduga ingin mengesankan Solo sebagai kota yang tidak aman…! Anehnya selama 7 tahun pemerintahan Jokowi di Solo yang berlangsung “adem-ayem” tiba-2 saja ada rentetan kejadian yang membuat sepertinya Solo adalah kota gangster dengan aksi tembak-tembakannya. Semua yang terjadi bisa saja dibuat sedemikian rupa untuk meruntuhkan imej Jokowi sebagai kepala pemerintahan kotamdya Solo.
Jangan dilupakan,kejadian terbaru perkelahian kelompok John Kei dengan kelompok Hercules di Cengkareng juga diduga untuk memancing dan membuat opini publik terbentuk,yaitu bila sampai Jokowi naik jadi Gubernur di DKI Jakarta,maka Jakarta akan menjadi tidak aman….kenapa? Sebab Hercules adalah salah satu ketua ormas pendukung Partai Gerindra yang dikomandani oleh Prabowo Soebianto,tokoh pendukung utama pasangan Jokowi-Ahok.
Publik diajak mengikuti rentetan kejadian demi kejadian tersebut bukan tanpa tujuan,sebab sepertinya semua sudah di “setting” untuk sebuah skenario membangun imej buruk terhadap Jokowi. Banyak masyarakat menilai cara seperti inilah yang dipakai oleh Partai Demokrat sewaktu Pilpres 2009 yang lalu,dimana SBY terus menerus membangun imej buruk atas lawan politiknya waktu Pilpres yang lalu,yaitu Prabowo Soebianto,dimana secara terang-terangan waktu itu mengingatkan memori masyarakat agar jangan melupakan kejadian penculikan dan kerusuhan Mei 1998 yang dilakukan oleh tokoh yang mencalonkan diri sebagai cawapres Megawati itu.
Membuat perasaan masyarakat cemas dan ketakutan atas imej pribadi Jokowi dan tokoh-2 yang ada “dibelakang” Jokowi akan terus dilakukan dan dikampanyekan hingga Pilkada DKI Jakarta tgl.20 September 2012 mendatang berlangsung.
Masyarakat Jakarta kiranya mengkritisi hal ini….! Jangan percaya kepada fitnah-2 yang dilontarkan oleh orang-2 yang akhirnya terbukti sekarang ini membawa “malapetaka” di negeri ini,korupsi yang merajalela dan penegakan hukum yang lemah serta hanya menguntungkan kelompok-2 tertentu dan mengabaikan masyarakat kecil…!
Pilih sesuai hati nurani anda…! Abaikan kampanye hitam (black campaign)
catatan mania telo freedom writers kompasianer
Pilkada DKI Jakarta putaran kedua semakin seru saja. Setelah
.
Yang paling terbaru adalah dilaporkannya Jokowi atas dugaan korupsi dana pendidikan di Solo oleh sekelompok orang yang mengaku “selamatkan Solo,selamatkan Jakarta,selamatkan Indonesia” . Modus pelaporan yang disiarkan oleh media TV sangat tendensius sekali untuk meruntuhkan imej Jokowi. Apalagi ada spanduk yang dibentangkan dengan kalimat seperti diatas….Pendukung Jokowi pun sangat mahfum bahwa “kerjaan” begini bermotif politik terkait Pilkada DKI Jakarta. Sebab kalau memang Jokowi diduga korupsi atas dana pendidikan di Solo,tentu penyerahan bukti-2 korupsi cukup disampaikan secara kontekstual,yaitu fokus pada korupsi dana pendidikan.
Tetapi kalau sudah bawa-2 spanduk “Selamatkan Solo,selamatkan Jakarta,selamatkan Indonesia” arahnya sudah jelas yaitu ingin membuat imej Jokowi jatuh di mata publik. Sekali lagi,publik Jakarta bukan orang-2 bodoh…!
Kejadian penembakan di Solo dan berita terakhir mengatakan ada Polisi yang tewas tertembak pada waktu menjaga pos Polisi yang terletak dekat dengan Singosaren Plasa Solo juga diduga ingin mengesankan Solo sebagai kota yang tidak aman…! Anehnya selama 7 tahun pemerintahan Jokowi di Solo yang berlangsung “adem-ayem” tiba-2 saja ada rentetan kejadian yang membuat sepertinya Solo adalah kota gangster dengan aksi tembak-tembakannya. Semua yang terjadi bisa saja dibuat sedemikian rupa untuk meruntuhkan imej Jokowi sebagai kepala pemerintahan kotamdya Solo.
Jangan dilupakan,kejadian terbaru perkelahian kelompok John Kei dengan kelompok Hercules di Cengkareng juga diduga untuk memancing dan membuat opini publik terbentuk,yaitu bila sampai Jokowi naik jadi Gubernur di DKI Jakarta,maka Jakarta akan menjadi tidak aman….kenapa? Sebab Hercules adalah salah satu ketua ormas pendukung Partai Gerindra yang dikomandani oleh Prabowo Soebianto,tokoh pendukung utama pasangan Jokowi-Ahok.
Publik diajak mengikuti rentetan kejadian demi kejadian tersebut bukan tanpa tujuan,sebab sepertinya semua sudah di “setting” untuk sebuah skenario membangun imej buruk terhadap Jokowi. Banyak masyarakat menilai cara seperti inilah yang dipakai oleh Partai Demokrat sewaktu Pilpres 2009 yang lalu,dimana SBY terus menerus membangun imej buruk atas lawan politiknya waktu Pilpres yang lalu,yaitu Prabowo Soebianto,dimana secara terang-terangan waktu itu mengingatkan memori masyarakat agar jangan melupakan kejadian penculikan dan kerusuhan Mei 1998 yang dilakukan oleh tokoh yang mencalonkan diri sebagai cawapres Megawati itu.
Membuat perasaan masyarakat cemas dan ketakutan atas imej pribadi Jokowi dan tokoh-2 yang ada “dibelakang” Jokowi akan terus dilakukan dan dikampanyekan hingga Pilkada DKI Jakarta tgl.20 September 2012 mendatang berlangsung.
Masyarakat Jakarta kiranya mengkritisi hal ini….! Jangan percaya kepada fitnah-2 yang dilontarkan oleh orang-2 yang akhirnya terbukti sekarang ini membawa “malapetaka” di negeri ini,korupsi yang merajalela dan penegakan hukum yang lemah serta hanya menguntungkan kelompok-2 tertentu dan mengabaikan masyarakat kecil…!
Pilih sesuai hati nurani anda…! Abaikan kampanye hitam (black campaign)
catatan mania telo freedom writers kompasianer