Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pejabat Licin Dan Negeri Boros

7 Juli 2012 | 7.7.12 WIB Last Updated 2012-07-07T15:39:24Z

Boros sebuah istilah yang biasa dipakai bila seseorang banyak mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak perlu,dalam bahasa manajemen sering disebut sebagai in-efisiensi.
Namun demikian,untuk konteks tulisan ini,kata boros akan dilekatkan pada sebuah kenyataan bahwa Republik Indonesia adalah Republik boros….! Banyak anggaran atau duit negara dikeluarkan untuk hal-2 yang tidak perlu,menggunakan sumber daya alam sebagai penopang hidup rakyat banyak tanpa merasa bahwa SDA tersebut akan habis pada suatu waktu. 

Pemborosan pertama adalah pengeluaran untuk subsidi BBM. Dimana karena penyelenggara negara ini sama sekali tidak melakukan pembangunan sarana dan prasarana transportasi dengan baik selama pasca reformasi,maka yang terjadi adalah kemacetan terjadi dimana-mana. Berapa juta liter BBM dibuang percuma hanya karena sebuah kemacetan? Pengiriman barang oleh sebuah truk tronton dari Jakarta ke Semarang yang dulu sebelum tahun 1998 ditempuh hanya butuh waktu maksimal 2 hari dan seminggu truk tronton tersebut bisa bolak balik hingga tiga kali,maka sekarang jarak tempuhnya bisa mencapai 3-4 hari dan seminggu hanya bisa untuk mengirim barang 1-2 kali saja. Akibatnya pengusaha transportasi melakukan investasi tambahan truk untuk memenuhi permintaan pasar. Namun semakin mereka menambah armada transportasinya,maka semakin macetlah jalan pantura P.Jawa tersebut (selain terus menerus rusak karena pembangunan jalannya juga patut dipertanyakan kekuatan strukturnya)

Cerita diatas satu contoh kecil saja. Yang terjadi di daerah Pelabuhan Merak dengan kemacetan sampai 4 KM,kemudian cerita bongkar muat pelabuhan di beberapa pelabuhan di Banjarmasin,Samarinda dan Balikpapan serta beberapa kota besar lain di Indonesia memberikan gambaran buruk betapa BBM terbuang percuma hanya karena harus mengantri untuk sebuah kegiatan yang mustinya bisa lebih efisien bila sarana dan prasarana dibangun memadai.

Pemerintah merasa berpihak kepada rakyat kecil dengan membiarkan mereka mengupayakan sarana transportasi sendiri dengan membeli sepeda motor untuk keluarga mereka. Tetapi akibat daripada itu,seluruh jalan di kota-2 besar dan desa-2 seperti “semut” penuh dengan pengendara sepeda motor yang seenaknya berlalu-lalang tanpa mengihiraukan aturan lalu-lintas yang benar. Mereka merasa memiliki jalan raya yang ada,jalan yang dari tiap tahun tidak pernah diperluas dan dibangun untuk sarana berkendara sepeda motor. Maka jadilah kemacetan dan pemborosan BBM karena setiap orang Indonesia (tua dan muda) sekarang hampir memiliki sepeda motor…! Yang kaya tentu memiliki mobil-2 yang hanya dinaiki untuk dirinya sendiri….

Itu baru boros dalam pengeluaran duit negara untuk BBM…!
Pemborosan yang kedua adalah pengeluaran uang negara yang dipakai untuk proyek-2 mercusuar yang di mark-up untuk masuk ke kantong para politisi dan pejabat negara yang bermoral busuk,contoh teranyar adalah proyek Hambalang yang sekarang sedang ramai dibicarakan di media. Uang pelicin untuk memuluskan sebuah proyek juga termasuk dalam kategori ini,sebab tidak ada satupun uang pelicin tidak akan diperhitungkan dalam menentukan anggaran proyek. Lihat saja bagaimana para pejabat bea dan cukai mengeduk uang dari para importir di pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan-2 lainnya. Fee untuk sebuah kontainer berisi produk-2 import yang masuk ke kantong para pejabat bea dan cukai terus saja menggelembung tanpa bisa disentuh oleh pihak manapun. Sepertinya mereka adalah raja-2 kecil di sektor yang punya batas wilayah tersendiri.

Pemborosan yang lain adalah bagaimana penyelenggara negara membiarkan kekayaan alam dikeduk seenaknya oleh pengusaha yang berkolaborasi dengan para pejabat negara,seperti mafia layaknya. Batubara digali dan perusakan alam terjadi….Ikan-ikan di laut diambil oleh nelayan asing yang meyogok aparat yang tugasnya mengawasi kawasan laut,yang tidak disogok dikejar dan ditangkap…cerita ini sudah bukan cerita fiksi tetapi cerita yang sering diungkap oleh media tetapi tanpa ditindak-lanjuti oleh pejabat yang berwenang …Sumber Daya Alam dieksplorasi secara boros tanpa bisa dikendalikan karena sebuah kerakusan.

Republik ini sudah terlalu boros,tidak efisien lagi ….Perlu penataan manajemen penyelenggaraan negara yang tegas dan berani untuk sebuah perubahan besar-2an…

catatan mania telo freedom writers kompasianer
×
Berita Terbaru Update