inilah yang jadi TOPIK HANGAT perbincangan orang dilapau2 dipariaman,dikabarkan hubungan wako dan wawako sudah tidak harmonis lebih dari 2tahun. dan kalau dihitung mundur berarti sejak akhir tahun 2009. banyak dugaan2 masyarakat mengenai hal ini, mulai dari yang serius sampai yang ngomong 'kalamak paruiknyo", tak bisa dipungkiri mereka pasangan sepaket yang kita pilih dahulu. dan tugas2 mereka juga diatur oleh UU pemerintahan daerah yang mestinya harus sejalan.ketika penasaran saya semakin tinggi saya telpon wako mukhlis rahman, dan beliau menjawab " hingga sekarang ini saya tetap bekerja sebagaimana yang diamanatkan UU tentang pemerintahan daerah." dan ketika saya tanyakan bagaimana hubungan uda dengan pak wawako? beliau menjawab " sebaiknya oyong tanyakan sendiri kepada pak wawa,karena tentu dia yang bisa menjawabnya". dari hubungan telepon singkat tadi terkesan memang hubungan antara wako dan wawako tidak atau kurang harmonis.
seorang sumber pns kota pariaman yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan "bahwa pak wawa sudah tak berkantor sejak 3 tahun silam,karena merasa tidak diberi kewenangan oleh wako." apakah ini benar? jika ditilik dari sisi uu pemerintahan daerah tidak ada hak wako mencabut wewenang wawako. karena sudah diatur oleh ketetapan undang undang, terlalu nafsif pemahaman pns sumber saya tadi ,tapi jika ia betul apa dasar undang undangnya?. lalu apa penyebab 'pacah kongsinya' yang sudah cukup lama ini? kita tentu hanya bisa menduga2.. sosok helmi darlis yang saya kenal cukup ramah ,sopan dan agamis.. mustahil rasanya dia mudah tersinggung bila menyangkut hal2 yang sepele. dan sosok mukhlis rahman yang saya kenal adalah beliau pekerja keras,dan tidak membeda2kan teman. lalu apa yang melatar belakanginya? saya hanya menduga.. sekali lagi hanya dugaan saya tanpa tujuan membentuk opini apapun. hal ini berkemungkinan dipicu oleh hal2 yang tidak menyangkut antara kedua pribadi tersebut,.pasti ada kekuatan dari luar ,yang tidak ada hubungannya antara pribadi mukhlis rahman dan helmi darlis.
saya hadir waktu mereka menyampaikan visi dan misi serta janji2 kampanyenya ketika itu. namun dalam realitanya janji itu tak pernah terealisasi, masyarakat terus menunggu hingga kini ,namun mustahil rasanya janji2 mereka itu akan terealisasi. dan kata "pengamat politik lapau" akibat janji "palsu" itulah masyarakat mulai mempertanyakan kredibilitas partai pendukung.dan hal itulah yang membuat perolehan suara partai pendukung turun cukup drastis. pertanyaannya adalah, apakah janji kampanye tersebut produk partai pendukung atau hanya produk mereka pribadi dan tim suksesnya untuk menarik simpati pemilih dimasa kampanye dulu.. hanya mereka dan TUHAN YANG TAU..
CATATAN OYONG LIZA PILIANG