Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Terima ADWI 2021: Desa Wisata Apar sisihkan 1.813 peserta

7 Desember 2021 | 7.12.21 WIB Last Updated 2021-12-07T13:37:21Z

Foto kolase Desa Apar. Foto: Phaik

Pariaman - Desa Apar di Kecamatan Pariaman Utara Kota Pariaman masuk dalam 50 besar penerima anugerah desa wisata Indonesia (ADWI) 2021. Desa sarat inovasi tersebut juga menghadiri undangan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  di Jakarta, Selasa (7/12).

ADWI 2021 dengan tema spesial "Indonesia Bangkit" mengangkat 7 kategori penilaian. Yakni penerapan penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) alias CHSE.

Kemudian desa digital, souvenir yang mencakup kuliner, fesyen, daya tarik wisata berupa alam, budaya dan buatan. Llau penilaian konten kreatif, homestay dan toilet.

Sebelum masuk nominasi 50 besar, Desa Apar masuk dalam daftar 1.831 desa peserta. Sesuai tahapan penilaian terakurasi menjadi 300 besar, 100 besar dan 50 besar hasil seleksi tim kurator dan dewan juri ADWI 2021.

"Masuknya Desa Apar sebagai penerima ADWI 2021 merupakan bentuk apresiasi Pemerintah Pusat kepada 50 desa wisata yang masuk nominasi 50 besar," ujar Walikota Pariaman, Genius Umar usai menerima Anugerah ADWI 2021.

Sebagaimana diketahui, Desa Apar adalah salah satu desa wisata yang ada di Kota Pariaman, Provinsi  Sumatera Barat dengan konsep alam budaya dan kearifan lokal.

Desa Wisata Apar sendiri menyajikan berbagai macam destinasi. Seperti hutan bakau yang dilengkapi tracking mangrove dengan gazebo-gasebo serta menara pandang. Selain itu, kawasn hutan mangrove Desa Apar juga menjadi wisata edukasi dan penelitian. Baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Desa Wisata Apar juga memiliki hamparan pantai yang bersih dengan laut biru. Di samping hutan mangrove, pusat penangkaran penyu juga terdapat di desa ini. Pemandangan sunset juga memanjakan mata wisatawan saat berkunjung menyaksikannya.

Yang tak kalah menariknya, di desa itu pula terdapat sekolah tinggi ilmu beruk alias STIB yang mengajarkan kadet beruk menjadi ahli memetik buah kelapa. STIB mungkin hanya ada satu di Indonesia. Karena keunikannya tersebut, STIB sempat viral dan jadi perbincangan luas.

Di area mangrove juga tersedia Kano bagi wisatawan untuk menelusuri hutan bakau. Masyarakat setempat juga diberdayakan mengolah buah mangrove menjadi minuman dan makanan. (Phaik/OLP)

×
Berita Terbaru Update