Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Raih juara 3 ADWI 2021, Genius paparkan ke Sandi kebijakan yang diambilnya dongkrak pariwisata era pandemi

8 Desember 2021 | 8.12.21 WIB Last Updated 2021-12-08T12:30:27Z

Genius dan Sandi di malam puncak acara ADWI 2021. Foto: Junaidi

Pariaman - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berharap anugerah desa wisata Indonesia (ADWI) bisa menjadi daya ungkit bagi desa wisata Tanah Air di era pandemi saat ini.

"Guna membantu desa wisata yang ada di seluruh Indonesia berjuang agar bangkit di tengah pandemi," kata Sandiaga Uno pada acara puncak ADWI 2021 di Jakarta, Selasa malam (7/12).

Menurut dia, pembangunan desa wisata di Indonesia dilakukan untuk menciptakan ragam destinasi berkualitas yang berkelanjutan. Dengan segenap potensi dan keunikannya khas di berbagai daerah akan menarik minat wisatawan dari berbagai belahan dunia berkunjung ke Indonesia.

Sebuah kawasan bisa jadi desa wisata, kata Sandiaga, bila punya daya tarik wisata. Entah itu alam, budaya atau buatan. Punya komunitas masyarakat, punya potensi sumber daya manusia lokal yang terlibat dalam aktivitas pengembangan desa wisatanya.

Di samping itu, imbuh mantan Cawapres ini, desa wisata juga harus mempunyai lembaga pengelola dan sarana pra sarana pendukung lainnya.

"Juga punya peluang pengembangan pasar wisatawan," kata dia.

Pada ADWI 2021, Kota Pariaman meraih juara ketiga kategori desa digital yang diraih oleh Desa Apar Pariaman Utara. Di masa pandemi, pariwisata Pariaman cukup berkembang karena sejumlah kebijakan yang diambil Walikota Pariaman, Genius Umar.

"Kita punya kiat khusus dan ada 6 jurus untuk menggenjot pariwisata agar tetap tumbuh di masa pandemi," kata Genius Umar.

Diakui Genius dalam delapan tahun terakhir pihaknya memaksimalkan pembangunan sarana pra sarana untuk menunjang dunia kepariwisataan. Di samping itu, ia juga mendorong agar setiap desa menonjolkan potensi desanya masing-masing sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan saat berkunjug.

"Pemanfaatan desa wisata dengan segenap tradisi lokalnya tentu menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Pariaman," ungkapnya.

Sedangkan untuk Desa Apar sendiri memiliki sejumlah keunikan. Berkat inovasi, di desa itu berdiri sekolah tinggi ilmu beruk (STIB) yang menjadi atraksi menarik bagi wisatawan saat melihat kebolehan beruk belajar memetik buah kelapa.

Karena lokasinya yang strategis sebagai pusat penangkaran Penyu, Desa Apar juga memiliki hutan bakau atau Mangrove yang kini selalu ramai dikunjungi. Baik oleh wisatawan keluarga, edukasi bahkan hingga penelitian oleh para ilmuan dalam dan luar negeri.

"Juga telah dibangun tracking mangrove dan menelusuri hutan mangrove menggunakan Kano," ungkap Genius.

Tidak sampai di situ, masyarakat setempat juga diberdayakan. Mereka mulai mengolah buah mangrove menjadi makanan dan minuman. (Juned/OLP)

×
Berita Terbaru Update