Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

[Editorial] Makna dibalik panggilan "Abang Saya" ke Genius Umar oleh Menteri Perdagangan

7 April 2021 | 7.4.21 WIB Last Updated 2021-04-07T05:25:03Z

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi di sebelah kiri Wapres KH Ma'ruf Amin saat penandatanganan Prasasti Pasar Rakyat Kota Pariaman, Selasa, 6 April 2020 di Pasar Pariaman. Foto: istimewa

Pariaman - Ada satu ucapan yang mengelitik saat Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat memberikan sambutan peresmian Pasar Rakyat Pariaman, Selasa kemarin (6/4). Selain menyentil warna cat pasar "kuning" dia juga memanggil walikota Genius Umar dengan sebutan "Abang saya".

"Dan yang terhormat Walikota Pariaman, Abang saya Genius Umar," ujar Lutfi.

Pemilihan diksi "Abang saya" merupakan pemilihan kata yang menunjukkan kedekatan emosional. Meski Lutfi berusia 51 tahun dan Genius Umar berusia 49 tahun, panggilan "Abang saya" merupakan panggilan kehormatan kepada Genius Umar dari seorang terpelajar lulusan Purdue University, Indiana, Amerika Serikat ini.

Lutfi jangan salah, ia adalah keturunan orang Minangkabau yang diakui sebagai seorang pemimpin muda berpengaruh oleh the World Economic Forum’s Young Global Leaders. Ia juga merupakan salah seorang pendiri Masyarakat Ekonomi Syariah.

Pendiri Mahaka Grup bersama Menteri BUMN Erick Tohir itu pernah diangkat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjabat Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM) Indonesia dan menjadi orang termuda yang menjabat posisi setingkat menteri pada 2005, saat Lutfi masih berusia 36 tahun.

Saat peresmian Pasar Rakyat Pariaman oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin kemarin, Dubes Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikrosia 2010 itu mengingatkan kepada Pemko Pariaman segera mengajukan permintaan hibah kepada Kementerian PUPR atas pemindahan hak kepemilikan dari kementerian kepada Pemko Pariaman.

Pengganti Gita Wiryawan sebagai Menteri Perdagangan era SBY yang diangkat pada 14 Februari 2014 ini juga meminta kepada Pemko Pariaman menjadikan pasar tradisonal memiliki daya saing dengan pasar modern dengan penguatan manajemen yang dinaungi oleh perusahaan daerah.

Tujuannya, kata Lutfi, selain dalam rangka memberdayakan UMKM dan pedagang, juga untuk demi kesinambungan pasar dalam jangka panjang. Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) juga diperlukan untuk menjamin hak konsumen membeli barang yang sudah terverifikasi melalui SNI.

Secara tidak langsung, kami melihat Lutfi juga menjawab permintaan Genius Umar yang mengajukan permintaan anggaran pusat untuk pengintegrasian bangunan baru Pasar Rakyat Pariaman dengan pasar basah yang masih terpisah.

Lutfi menyebut, sesuai arafan dari Presiden Joko Widodo untuk pembangunan yang merata dan berkeadilan, pemerintah pusat berkomitmen merevitalisasi seluruh pasar rakyat yang ada di seluruh kabupaten dan kota di seluruh Tanah Air. Meski bukan jawaban langsung, pernyataan dia tersebut sudah merupakan pintu masuk bagi Genius mengajukan proposal.

Selaku walikota, di samping kemampuan lobinya, Genius juga dikenal memanfaatkan kedekatannya dengan pemangku jabatan di pemerintah pusat demi pembangunan Pariaman. Dalam catatan redaksi kami, hingga kini angka dana pusat yang sudah diaplikasikan ke daerah sudah mendekati dua ratus miliar sejak dua tahun lebih masa kepemimpinannya.

Saat kunjungan Wapres beserta sejumlah kabinet di Pariaman kemarin, secara esplisit Genius mengajukan dua permintaan yang ia sampaikan langsung kepada Ma'ruf Amin: yakni anggaran untuk pembangunan Masjid Terapung dan pembangunan Pasar Basah Pariaman.

Mudah-mudahan saja permintaan tersebut terealisasi karena - sebagaimana disampaikan Genius - APBD Kota Pariaman memang tidak memadai membiayai pembangunan Masjid Terapung yang dananya hingga ratusan miliar di masa pandemi Covid-19 ini.

Genius menjawab keraguan publik

Redaksi kami pernah mencatat setidaknya dua peristiwa Genius menjadi sasaran olok-olok netizen. Pertama saat rencana pembangunan Pasar Rakyat Pariaman yang kini telah dia buktikan, kedua konsep pembangunan waterfront city yang dianggap netizen terlalu mengada-ngada.

Kini, hal itu dia buktikan dengan membangun destinasi wisata Talao Pauah, penataan bantaran Sungai Pampan berkonsep waterfront city. Semua dananya juga paripurna dari APBN. Bahkan untuk dana printilannya, juga tidak melibatkan dana APBD, dengan terlibatnya BUMN dan BUMD mengucurkan dana CSR mereka.

Kemudian ada pula cemoohan saat Genius membuat gagasan desa wisata dengan pernyataan setiap desa mesti mampu mengembangkan destinasi sesuai dengan potensi alamnya masing-masing.

Gagasan tersebut sempat diolok-olok juga, siapa yang akan berkunjung, apakah dana desa bisa membiayai dan sebagainya. Kini dalam dua setengah tahun kepemimpinannya bersama Mardison Mahyuddin, bisa kita lihat sendiri hasilnya. Artinya, Genius menjawab kritikan dengan kinerja, bukan dengan kata-kata. (OLP)

×
Berita Terbaru Update