Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Makna Positif Bagi Pariaman dengan Diundurnya Peresmian Pasar 6 April Mendatang

30 Maret 2021 | 30.3.21 WIB Last Updated 2021-03-30T13:17:24Z

Peresmian Pasar Rakyat Pariaman oleh Presiden Joko Widodo diundur menjadi tanggal 6 April 2021. Foto: istimewa

Pariaman - Peresmian Pasar Pariaman pada 30 Maret oleh Presiden Joko Widodo diundur menjadi tanggal 6 April 2021. Rencananya presiden didampingi sejumlah menteri dalam seremoni pengguntingan pita tersebut.

"Benar, diundur menjadi tanggal 6 April mendatang," ungkap kepala dinas Koperindagkop/UKM Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit di Pariaman, Selasa (30/3).

Hal senada juga dikonfirmasi oleh PLT Sekdako Pariaman, Ahmad Zakri. Sekda mengaku sempat melakukan komunikasi dengan protokoler di kementerian sekretariat negara terkait pengunduran jadwal peresmian Pasar Pariaman.

Walikota Pariaman Genius Umar sebelumnya mengatakan kunjungan presiden ke Pariaman untuk meresmikan Pasar Pariaman merupakan momentum bagi Pariaman untuk pembangunan daerah menggunakan dana APBN.

Saat ini, menurut Genius ada sejumlah proyek berskala besar perlu dorongan anggaran dari pemerintah pusat, seperti kelanjutan pembangunan masjid terapung. Di samping itu Genius juga akan mengintegrasikan bangunan baru pasar dengan bangunan pasar ikan yang saat ini masih terpisah.

Dalam progresnya, Genius menghendaki komplek Pasar Pariaman mesti disatukan agar pembeli tidak perlu turun naik dan berpindah lokasi untuk membeli keperluan lainnya. Pasar ikan yang ada saat ini, rencananya akan direvitalisasi dan membuat jembatan tertutup sebagai penghubung dengan bangunan Pasar Pariaman.

Kenapa jembatan, karena Genius menginginkan saat Pesta Budaya Tabuik, Tabuik bisa melewati bawah jembatan saat diarak menuju Pantai Gandoriah.

"Untuk itu kita perlu sokongan dana dari pemerintah pusat. Kita akan hubungkan dengan jembatan tapi Tabuik tetap bisa melewatinya," kata Genius.

Untuk peresmian Pasar Pariaman, semua tahapan persiapan telah selesai. Mulai dari relokasi pedagang dari pasar penampungan hingga pembongkaran daripada pasar penampungan itu sendiri.

Pasar Pariaman mulai dibangun pada 13 Desember 2019 bertepatan dengan Hari Nusantara Nasional di Pariaman, dan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh dua menteri sekaligus, yakni Menteri PUPR dan Menteri Perdagangan.

Pasar Pariaman dibangun menggunakan dana APBN atas diskresi Presiden Joko Widodo senilai Rp 89,74 miliar. Pasar yang memiliki empat lantai dengan 362 kios itu dilengkapi tiga unit eskalator, lift, ruang bagi ibu menyusui dan fasilitas bagi kaum disabilitas.

Pasar Pariaman sendiri telah dihuni pedagang sejak Sabtu lalu dan hingga hari ini aktivitas di Pasar Pariaman mulai berjalan.

Sarana Pendukung

Untuk mendukung aktivitas Pasar Pariaman, walikota Genius Umar akan membuka kembali Terminal Oplet Kampung Pondok dengan melewati Pasar Pariaman.

Di samping itu, Genius juga mengimbau agar seluruh ASN dan pegawai Pemko Pariaman ikut berpartisipasi meramaikan pasar Pariaman dengan berbelanja di sana.

Untuk estetika, Lapangan Merdeka yang hanya berjarak puluhan meter dari Pasar Pariaman juga mulai dibersihkan dengan cara bergotong royong dengan melibatkan ratusan siswa SMK 3 Pariaman, Ormas Pemuda Pancasila dan lintas OPD di Pemko Pariaman.
 

"Sekaligus kita tertibkan pedagang yang berjualan di tengah lapangan, padahal sudah kita sediakan lokasi tempat mereka berjualan," kata Genius.


Pengamat Kebijakan Publik Piaman Laweh, Muhammad Hasbi mengatakan dengan dibongkarnya pasar penampungan, maka Lapangan Merdeka akan terlihat terbuka dan tidak boleh terlihat dalam kondisi tidak terawat. 

Lapangan Merdeka, kata Hasbi, juga kerap dicurigai masyarakat sebagai tempat kongkow pasangan muda-mudi di malam hari karena selama adanya pasar penampungan, lokasi tersebut tampak tersembunyi dan remang.

Dengan diundurnya peresmian pasar pada 6 April mendatang, imbuh Ketua Partai PPP Padangpariaman itu, sebenarnya ada keuntungan sendiri bagi Pemko Pariaman karena masih memiliki waktu untuk mempersiapkan diri.

"Terutama, persiapan menjadi lebih matang, lokasi jadi lebih tertata, dan manajemen protokoler lebih dimaksimalkan," pungkasnya. (OLP)

×
Berita Terbaru Update