Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

[Humaniora] Mursal Pejuang Lingkungan Hidup dari Pariaman

23 Februari 2020 | 23.2.20 WIB Last Updated 2020-02-23T02:43:06Z
Mursal saat ditemui di hutan miliknya oleh tim penilai Kalpataru Provinsi Sumbar. Foto: Erwin
Pariaman - Mursal, 48, warga Desa Kajai, Pariaman Timur mengubah lahan tidur miliknya seluas 4 hektare dengan menanam berbagai jenis pohon. Salah satu jenis pohon yang ia tanam adalah jenis Sengon yang ia tanam sebanyak 200 batang di area seluas 2 hekatare.

Sisanya 2 hektare lagi Mursal menanam berbagai jenis pohon untuk tujuan edukasi. Di antaranya pohon bayua, sungkai, surian, pulai, karet, meranti, gaharu, kemiri, asam jawa, nangka, manggis, durian, dll.

"Khusus untuk pohon sengon sekarang sudah berusia sekitar tiga tahun," kata Mursal di Pariaman, Minggu (23/2).

Pohon sengon, menurut dia mampu tumbuh tinggi hingga empat meter per tahun, kemudian berkurang seiring bertambahnya umur tanaman.

"Pada umur delapan sampai sembilan tahun rata-rata pertumbuhan tinggi sekitar 1 hingga 1,5 meter," ujarnya.

Kayu sengon juga memiliki nilai ekonomis yang bisa digunakan untuk perabotan rumah tangga, tiang bangunan rumah, bubur kertas, hingga kertas. Selain memiliki nilai ekonomis dan tumbuh cepat, sengon juga memiliki kemampuan tumbuh mumpuni di daerah kurang subur.

"Sengon termasuk tanaman industri, pertumbuhannya sangat cepat dan mampu beradaptasi pada berbagai jenis tanah. Karakteristik kayunya dapat dimanfaatkan untuk industri panel dan kayu pertukangan," tuturnya.

Pria lulusan Sekolah Kehutanan Menengah Atas (SKMA) Pekanbaru pada1992 ini, juga berhasil mengajak masyarakat untuk mengelola kebun yang selama ini dibiarkan terlantar untuk menanam jenis sayuran, buah-buahan, dan palawija secara organik untuk kebutuhan rumah tangga dan untuk dipasarkan. Tak terkecuali menanam pohon sengon.

Terbukti pada tahun sebelumnya, ia pernah menjual pohon sengon yang sudah berusia lima tahun - bersama masyarakat yang juga menanam pohon sengon - sebanyak 200 kubik dengan harga Rp200 ribu hingga Rp1 juta per meter kubik.

"Sesudah itu, kita kembali menanam bibit baru mulai tahun 2016. Jika pohon ini sudah tumbuh besar nanti, saya berencana tidak akan menjualnya demi menjaga keseimbangan lingkungan," kata dia.

Ia juga menceritakan pengalamannya di 2011 pernah menerima Kalpataru sebagai pengabdi lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat hingga mengantarkannya ke Istana Negara bertemu langsung dengan Presiden SBY ketika itu.

Penghargaan yang ia terima tersebut karena keberhasilannya mengelola lahan tidur menjadi hutan yang ditumbuhi puluhan jenis pohon, salah satunya pohon sengon yang cukup langka ditemui pada saat itu dan pohon tersebut sampai sekarang masih hidup dan telah berusia 14 tahun.

Untuk 2020 ini, ia kembali berkesempatan mewakili Kota Pariaman dalam penilaian Kalpataru tingkat Provinsi Sumatera Barat.

Pada Kamis lalu (20/2), Mursal kedatangan tim verifikasi dari Dinas Lingkungan Hidup Sumbar didampingi Dinas Perkim LH Kota Pariaman untuk melakukan penilaian Kalpataru bidang pengabdi lingkungan bersama komunitas TDC Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara di bidang penyelamat lingkungan.

Ia berharap bisa mewakili Kota Pariaman sampai ke tingkat Kalpataru Nasional dan memenangkannya. Mursal mengimbau masyarakat mulai memanfaatkan lahan tidur dengan menanam pohon yang nantinya bisa dipanen hasilnya.

Karena dengan menanam pohon, kata Mursal, dapat menjaga iklim tetap sejuk dan segar serta dapat  meminimalisir kemungkinan terjadinya bencana tanah longsor yang kapan saja bisa terjadi. Selain untuk menjaga keseimbangan lingkungan, pohon yang ditanam tersebut juga bisa diolah sehingga menghasilkan nilai ekonomi. Ia juga berencana akan menjadikan hutan yang beranekaragam hayati tersebut sebagai lokasi Arboretum yaitu tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan.

"Semoga semakin banyak lagi masyarakat yang sadar tentang perlunya menjaga dan melestarikan lingkungan karena lingkungan adalah paru-paru dunia. Tak bisa dibayangkan Indonesia sepuluh tahun ke depan akan menjadi apa jika pohon terus-menerus ditebang demi kepentingan tertentu," pungkasnya.

Mungkin belum banyak yang mengetahui apa itu pohon sengon yang ditanam Mursal. Pohon ini bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Pohon sengon (paraserianthes falcataria) adalah jenis tanaman yang dapat tumbuh di sebaran iklim yang luas, tetapi banyak terdapat di daerah tropis. Tingginya bisa mencapai 30 hingga 45 meter. Pohon sengon memiliki karakter akar tunggang berbentuk bulat tidak berbanir, kulit tidak beralur, berwarna putih dan tidak mengelupas.

Selain itu, kayu sengon ini pun biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan seperti papan, triplek, industri korek api, pembuatan pensil, papan partikel, dan bahan baku industri pulp kertas. Kemudian, juga menjadi pohon pelindung bagi tanaman hias, reboisasi dan penghijauan. Saat ini, tidak sedikit dicari oleh para pengusaha mebel karena memiliki nilai jual yang cukup menjanjikan. (Erwin/OLP)
×
Berita Terbaru Update