Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Negatif Corona, Wisatawan Cina Kagumi Skill Beruk Pariaman

27 Januari 2020 | 27.1.20 WIB Last Updated 2020-01-27T03:49:14Z
Foto: istimewa
Pariaman - Kontroversi kedatangan 170 wisatawan asal Tiongkok ke Sumbar, Minggu (26/1) menghiasi linimasa media sosial. Ketakutan warga Sumbar - khususnya Pariaman - terhadap penularan virus Corona sangat dimaklumi.

Namun sebelum memasuki Sumatera Barat, seluruh wisatawan asal Tiongkok itu telah diperiksa oleh tim dokter sebelum menginjakkan kakinya di Ranah Minang.

Wakil Ketua Giude Sumatera Barat, Faisal, mengatakan sebelum bertolak ke Sumatera Barat, seluruh wisatawan telah diperiksa tim dokter Bandar Udara Internasional Kunming Changshui provinsi Yunnan, Cina. Hasilnya negatif virus Corona.

Setelah dinyatakan negatif oleh pihak Bandara Kunming, seluruh wisatawan diizinkan terbang menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Sesampai di bandara, kata dia, seluruh wisatawan kembali dicek kesehatannya dan dinyatakan aman.

Pengecekan kesehatan di BIM disaksikan langsung oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit bersama pihak kesehatan bandara.

Setelah pemeriksaan berlapis, barulah seluruh wisatawan berkunjung ke Pariaman. Di Pariaman wisatawan Tiongkok dibagi dua kelompok.

Selama di Pariaman, kata dia, wisatawan asal Tiongkok berkunjung ke Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB), Pantai Gandoriah, dan berbagai destinasi wisata Pariaman lainnya.

Wisatawan Tiongkok bahkan menikmati langsung kelapa muda yang dipetik oleh salah satu beruk di STIB Pariaman.

Salah seorang rombongan wisata Tingkok, Hanzi, 19, menyebut ia sebelumnya hanya mengenal Pariaman dari dunia maya. Setelah tiba di Pariaman ia menilai jauh lebih indah daripada yang ia bayangkan selama ini.

“Dan ternyata Kota Pariaman lebih indah dari yang kita bayangkan. Alamnya asri, adatnya kental dan pantainya yang masih alami membuat kami nyaman dan betah,“ kata Hanzi.

Ia menyebut warga Pariaman menghargai tamu tanpa harus melihat siapa dan dari mana tamu tersebut berasal.

“Saya tadi sempat memainkan gandang tasa dan ternyata gendangnya sangat berat. Anak-anak terlihat ringan memainkannya bahkan sambil bergoyang," sebut perempuan itu.

Lain lagi dengan Zhu. Salah satu rombongan Tiongkok itu tertarik dengan kelincahan beruk memanjat dan memilihkan buah kelapa yang enak. Ia mengaku baru pertama kalinya melihat hal tersebut.

"Beruknya lihai dan kelapanya lezat. Di Tiongkok kami hanya melihat kelapa pada musim semi dan tidak pernah melihat beruk memetiknya," tandasnya. (Dewi/OLP)
×
Berita Terbaru Update