Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Komunitas Porbi Kompak Dukung Epi Karuik Maju Calon Bupati

26 Oktober 2019 | 26.10.19 WIB Last Updated 2019-10-26T13:07:45Z
Kompol Maymuspi di antara komunitas buru babi. Foto: OLP
Pasie Laweh - Komunitas olahraga buru babi Padangpariaman antusias mendengar kabar Kompol Maymuspi yang akan ikut berlaga di Pilkada Padangpariaman 2020. Komunitas yang tergabung dalam wadah Persatuan Buru Babi (Porbi) Padangpariaman itu, menginginkan Kompol Maymuspi alias Epi Karuik bertarung sebagai bupati, bukan jadi wakil bupati.

"Mayoritas aspirasi rekan-rekan muncak menginginkan Ajo Epi (sapaan Epi Karuik) selaku Ketua Porbi Padangpariaman, maju. Kami sepenuhnya mendukung beliau," kata Muncak Anduriang, Hardi Candra di Nagari Pasie Laweh, Lubuk Alung, Sabtu (26/10).

Kata Hardi Candra, hal itu bahkan disampaikan muncak-muncak paling berpengaruh di Padangpariaman saat Basitinah di Laga-Laga Pasie Laweh jelang menghelat Buru Alek Nagari selama dua hari ke depan.

Hardi Candra menyatakan bahwa Epi Karuik di Porbi merupakan sosok pemimpin yang mengedepan kebersamaan. Epi Karuik selalu hadir si setiap iven Porbi yang dihelat empat kali setahun dan Buru Alek Nagari yang dihelat lebih dari 50 kali setahun.

Sumbangsih Epi Karuik terhadap organisasi, menurut dia tidak hanya sebatas di perburuan saja. Epi Karuik bahkan memperjuangkan penggunaan senjata api berburu babi hingga di tingkat Polda yang sebelum sempat akan dilarang.

"Perjuangan beliau saat itu sangat berarti bagi kami. Perjuangan beliau cukup berat karena beliau bagian dari anggota polisi. Namun saat rapat di Polda Sumbar, Ajo Epi mampu menjelaskan penggunaan senjata untuk berburu adalah warisan adat. Dan selama penggunaannya, tak pernah sekalipun disalahgunakan di Padangpariaman," ungkap Hardi Candra.

Selain itu, kata Hardi Candra, Epi Karuik juga mampu mempertahankan tradisi baburu adaik di Padangpariaman yang di sebagian daerah justru telah hilang.

Saat Basitinah sebelum Buru Alek Nagari Pasie Laweh, Epi Karuik tampak duduk di antara niniak mamak menghadap para muncak.

"Tradisi baburu Padangpariaman merupakan tradisi adat yang terus dipertahankan. Ba-Carano, Batabiah Tirai. Baburu itu, istilahnya Suntiang dek Niniak Mamak, Panenan dek nan mudo-mudo," kata Epi Karuik usai Basitinah di Laga-Laga.

Epi mengatakan penentuan acara berburu juga bernuansa adat. Muncak Rajo memegang peran kunci di saat perburuan. Sedangkan menentukan lokasi ditentukan oleh Muncak Pencari.

"Peran masing-masing Muncak sudah pakem adat sehingga tidak ada tumpang tindih jadwal berburu di tiap nagari," imbuh Epi Karuik.

Di samping itu, kata dia, di setiap acara perburuan, juga diadakan badoncek. Badoncek dilaksanakan guna menghimpun dana guna keperluan yang tidak terduga saat perburuan babi.

"Untuk mengobati anjing yang luka dan jika ada kecelakaan saat perburuan dihelat," jelas dia.

Alek Buru Nagari Pasie Laweh diikuti oleh ribuan hobier buru babi dari berbagai wilayah Padangpariaman. Buru babi bertujuan membantu masyarakat membasmi hama babi yang kerap merusak tanaman warga.

"Perkembangbiakan babi sangat cepat. Sekali beranak bisa 12 ekor. Jika tidak dibasmi, jelas merugikan masyarakat petani," pungkas Epi Karuik. (OLP)
×
Berita Terbaru Update