Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Agar Tahu di Mana Posisi Ikan, Nelayan Pariaman Dibekali Aplikasi 'Fish-On'

8 September 2019 | 8.9.19 WIB Last Updated 2019-09-08T14:59:28Z
Walikota Genius Umar resmikan Desa Maritim. Foto: Nanda
Pariaman - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman mendorong nelayan di daerah itu menggunakan aplikasi berbasis android bernama Fish On guna meningkatkan hasil tangkapan ikan. Fish On merupakan aplikasi yang dikembangkan perusahaan start up, PT Daya Gagas Indonesia (DGI) yang bergerak di bidang Teknologi Informasi.

Menurut Walikota Pariaman, Genius Umar penggunaan aplikasi ini akan meningkatkan hasil tangkapan nelayan di daerahnya. Aplikasi dilengkapi fitur untuk menentukan daerah penangkapan ikan atau Fishing Ground, sehingga nelayan dapat menemukan lokasi gerombolan ikan. Aplikasi ini sekaligus menuntun nelayan menuju titik daerah penangkapan ikan.

Biaya operasional lebih hemat dan efesien karena kapal tidak perlu lagi berputar untuk mencari ikan. Nelayan cukup menuju ke titik yang banyak ikannya. Dengan aplikasi ini, aktivitas penangkapan ikan akan lebih efesien.

"Nelayan dapat menghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) kapal karena penangkapan ikannya terarah," jelasnya usai dialog nelayan dan peluncuran Desa Maritim 2019 di Kota Pariaman, Minggu (8/9).

   
Selain menentukan daerah penangkapan ikan, aplikasi ini juga dilengkapi fitur lain yang memungkinkan nelayan Kota Pariaman memenuhi pesanan dari pembeli, menjual hasil tangkapan ikan, belanja kebutuhan berlayar, dan sejumlah fitur lainnya secara online atau dalam jaringan (daring).
   
"Dengan teknologi, dengan sistim ini juga nelayan bisa melakukan transaksi, menjual ikan dan menjual atau membeli kelengkapan berlayar. Aplikasi ini juga didukung dua bank agar masyarakat terbiasa dengan perbankan," katanya.
   
Chief Executive Officer Fish On, Fajar Widisasono mengatakan meski berada di tengah laut, nelayan akan tetap tersambung dan dapat menggunakan aplikasi ini. Pihaknya berencana membangun Base Transceiver Station (BTS) yang menghadap ke laut sehingga sinyal dapat ditangkap maksimal oleh nelayan saat berada di tengah laut.

"Ada mode offline, nelayan tetap dapat menggunakan aplikasi ini meski tidak dapat sinyal. Nanti setelah sampai di darat kembali mengaktifkan mode onlinenya agar mendapatkan pembaharuan data," imbuhnya.

Menurutnya, nelayan Indonesia belum mampu memaksimalkan potensi maritim. Sejumlah permasalahan yakni sulitnya menentukan daerah penangkapan ikan, penyimpanan yang tidak maksimal sehingga kualitas ikan menurun saat sampai di darat, tidak sesuainya harga pasaran ikan dan modal.

"DGI mengembangkan Fish On untuk membantu menjawab permasalahan yang sering terjadi di sekitar kalangan nelayan untuk meningatkan kesejahteraan nelayan dengan memanfaatkan teknologi," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Indonesia (HNSI) Kota Pariaman, Adek Oswandi mendukung penggunaan aplikasi berbasis android untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan.
   
Namun, lanjutnya sebelum aplikasi digunakan nelayan harus dibekali cara penggunaannya sehingga teknologi itu dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pengalaman selama ini, kata dia, ada bantuan pemerintah untuk masyarakat, namun penerima tidak dapat menggunakannya.

"Masyarakat harus dilatih dahulu secara intensif agar benar-benar dapat menggunakan aplikasi ini," pungkasnya. (Nanda)
×
Berita Terbaru Update