Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menyalakan Obor Minyak, Potret Kemeriahan Malam Takbiran di Pariaman

11 Agustus 2019 | 11.8.19 WIB Last Updated 2019-08-11T01:40:24Z
Pawai obor di Desa Cubadak Aie berlangsung semarak. Foto: Erwin
Pariaman - Takbir akan bergema selama tujuh hari ke depan di Kota Pariaman merayakan Idul Adha 1440 Hijriyah - 2019, yang dimulai dengan takbir keliling tadi malam, Sabtu (10/8) oleh Pemerintah Kota Pariaman. Pemerintah secara resmi menghelat salat Idul Adha di lapangan Balaikota Pariaman pagi ini, Minggu (11/8).

"Gema takbir akan dikumandangkan mulai malam ini untuk seminggu ke depannya. Semoga dengan momen Idul Adha, masyarakat Kota Pariaman selalu hidup rukun dan damai," kata Walikota Pariaman, Genius Umar, Sabtu (10/8) saat melepas iring-iringan kendaraan takbiran di Balaikota.

Takbiran semalam diikuti oleh jajaran PNS, instansi vertikal dan jamaah masjid di Pariaman. Iring-iringan mobil dan sepeda motor takbiran, mengitari sebagian wilayah utama Kota Pariaman di empat kecamatan yang ada.

"Dulunya takbiran adalah kebiasaan berkeliling. Baik iringan mobil, motor bahkan berkeliling dengan obor untuk menyambut Idul Adha. Takbir keliling sudah dilaksanakan oleh masyarakat Kota Pariaman selama belasan tahun," kata dia.

Untuk menjaga keamanan selama malam takbiran, pihak keamanan dari satuan Polisi Pamong Praja dan Kepolisian Resor Pariaman disiagakan dengan jumlah secukupnya.

Malam takbiran juga dihelat meriah di Desa Cubadak Aie, Pariaman Utara. Mereka menyalakan obor dan berjalan beriringan mengitari kampung. Pawai obor merupakan tradisi yang masih dipertahankan di desa itu menyambut hari besar Islam seperti Idul Adha dan Idul Fitri.

Abdul Hamid, Kepala Desa Cubadak Aie mengatakan, pelaksanaan pawai obor merupakan inisiatif dan kemauan warganya guna mempertahankan tradisi. Partisipasi mengalir dari seluruh lapisan masyarakat.

Abdul apresiasi pemuda desanya yang sudah beberapa kali menggelar pawai obor tiap malam takbiran idul fitri dan idul adha. Ia mengatakan bahwa tradisi semacam ini sudah cukup lama hilang.

"Semua orang bergembira dan kami bangga mempertahankan tradisi pawai obor di desa kami," kata dia.

Rombongan pawai obor diikuti anak-anak tingkat sekolah dasar hingga remaja juga orang dewasa. Dengan begitu, anak-anak akan tetap terawasi selama pawai obor oleh kalangan dewasa. (Erwin/OLP)
×
Berita Terbaru Update