Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Genius Umar: Politik "Marchiavellian" Cemari Agama dan Kearifan Lokal

25 Juni 2018 | 25.6.18 WIB Last Updated 2018-06-24T17:17:15Z
Wakil Walikota Pariaman beri pembekalan kepada bakal caleg Partai Amanat Nasional Pariaman. Foto/Nanda
Pariaman ----- Wakil Walikota Pariaman Genius Umar ingatkan bakal calon anggota legislatif tidak terapkan prinsip "Marchiavellian", untuk mencapai kursi legislatif.
     
Praktik menghalalkan segala cara guna mendulang suara, merupakan prinsip aliran politik yang digagas Nicollo Marchievelli. Menurutnya, penyebaran kampanye hitam, pembusukan politik, sikut sana-sikut sini, merupakan bentuk empiris politik aliran politik tersebut.
      
Ia mengimbau, calon anggota DPRD Kota Pariaman periode 2019-2024, tetap menjaga etika politik selama berkompetisi.
       
Ditekankannya, etika dalam berpolitik harus disandingkan dengan etika agama dan etika budaya. Jika dua unsur tersebut dirujuk caleg, penyelenggaraan pemilu 2019 akan sangat demokratis, tidak diwarnai penyebaran hoaks dan praktik kampanye hitam.
      
"Praktik pembusukan dan kampanye hitam dilarang oleh agama. Kebudayaan kita juga melarang tindalan penyebaran infomasi tidak benar. Sehingga jika politik bersandarkan dengan etika, jalannya pemilu akan demokratis. Situasi akan kondusif dan anggota legislatif yang terpilihpun merupakan legislator yang baik," ujarnya saat menjadi narasumber pendidikan politik Partai PAN Kota Pariaman, Minggu (24/6) siang.
         
Ditambahkannya, upaya mendulang suara dapat menggunakan marketing politik. Ibarat memasarkan produk atau dagangan, profil calon legislatif, program atau visi dan misi calon, adalah dagangan yang harus dijual kepada calon pemilih.
       
Pemasaran tentang calon yang dilakukan, juga bentuk pendidikan politik secara informal kepada pemilih. Praktik positif seperti ini, akan meningkatkan peradapan demokrasi lokal.
        
"Ini lebih efektif untuk mendulang suara ketimbang melakukan praktik curang dan kampanye hitam. Lebih baik adu program, itu lebih mendidik pemilih," ulasnya.
        
Sebagai partai yang didirikan oleh "intelectual politic", kata dia, PAN harus tetap menjadi posisi sebagai partai yang diisi oleh kelompok intelektual.
       
Sementara itu, Ketua DPD PAN Kota Pariaman, Priyaldi mengatakan, pendidikan politik dilaksanakan sesuai dengan instruksi DPP PAN untuk menyelenggarakan pembekalan kepada kader PAN. Kegiatan baru bisa dilakukan karena padatnya tahapan pemilihan kepala daerah.
      
"Pendidikan juga akan menyampaikan materi penghitungan suara pada pemilu 2019, seluruh peserta harus memahami pola penghitungan suara agar bisa menyiapkan strategi penghitungan suara," ujarnya. (Nanda)
×
Berita Terbaru Update