Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Padangpariaman Berlangsung Sukses

18 Mei 2018 | 18.5.18 WIB Last Updated 2018-05-18T04:47:29Z
Operasi bibir sumbing di RSUD Padangpariaman turut dihadiri oleh Wabup Suhatri Bur. Foto/Andri
Padangpariaman ----- RSUD Padangpariaman bekerjasama dengan Persatuan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial Indonesia (PABMI), Smile Train (LSM internasional yang khusus di bidang bedah mulut) dan RS Aisyiah, gelar bakti sosial operasi bibir sumbing, Sabtu (12/05) lalu di RSUD Padangpariaman.

Bakti sosial di RSUD Padangpariaman karena dinilai layak dan memadai untuk tempat pelaksanaan operasi bibir sumbing. RSUD milik Pemkab Padangpariaman itu memiliki kamar operasi, tempat rawatan serta obat-obatan dan makan pasien yang memadai.

Menurut Direktur RSUD Padangpariaman Lismawati, operasi bibir sumbing merupakan kegiatan rutin yang telah diprogramkan oleh PABMI, Smile Train serta didukung oleh Rumah Sakit Aisiyah.

Biaya pelaksanaannya ditanggung oleh ketiga lembaga itu dan pasien dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan Padangpariaman dari 25 puskesmas yang ada di kabupaten Padangpariaman.

"Sedangkan RSUD bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan operasi bibir sumbing," jelas Lismawati.

Bakti sosial itu turut dihadiri oleh Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur. Tampak pula Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Padangpariaman Yusrita dan Kepala Dinas Kesehatan Aspinuddin.

Menurut Suhatri Bur, operasi bibir sumbing di Padangpariaman karena banyaknya ditemukan kasus penderita bibir sumbing di kabupaten itu.

"Kasus bibir sumbing yang telah berhasil diidentifikasi sebanyak 70 kasus. Pada saat ini baru bisa ditangani sebanyak 23 kasus, hal ini dikarenakan keterbatasan tenaga yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk operasi  pasien dengan bibir sumbing," ujar Suhatri Bur.

Untuk satu pasien, kata dia, membutuhkan waktu kira-kira dua jam. Dengan demikian untuk 23 kasus dibutuhkan waktu 23 jam dengan dua operator sehingga pelaksanaannya dibatasi dengan jumlah tersebut.

Ia berharap bakti sosial itu berjalan dengan baik dan sukses sehingga penderita bibir sumbing di Padangpariaman dapat terbantu dalam mengurangi masalah kesehatannya.

Pada hari pelaksanaan operasi, tidak semua pasien datang untuk dioperasi. Hari itu hanya 11 pasien yang datang dari 23 perserta yang direncanakan. Peserta yang sudah didaftarkan tidak datang karena berbagai sebab: antara lain tidak izin orang tua pasien dan kondisi pasien yang tidak memenuhi syarat operasi. Pasien yang belum dioperasi saat ini mungkin bisa difasiltasi untuk tahun berikutnya.

Pelaksanaan selanjutnya direncanakan rutin setiap tahun. Kasus yang ditemukan di Kabupaten Padangpariaman cukup banyak sehingga perlu diadakan rencana kegiatan operasi bibir sumbing berkelanjutan.

Findo, dari perwakilan PABMI mengatakan perlu direncanakan operasi berkelanjutan untuk tahun-tahun berikutnya. Pelaksanaan, kata dia, tetap seperti saat ini yaitu dengan kerjasama berbagai pihak yakni PABMI, SmileTrain, RS Aisiyah dan Pemda Padangpariaman.

"Pelaksanaan operasi bibir sumbing untuk tahun berikutnya diharapkan lebih banyak diikuti oleh peserta yang sudah didaftar. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan sosialisasi yang lebih memotivasi pasien dan keluarganya," sebutnya. Selain itu sebut dia, perlu memfasilitasi gransportasi pasien dan keluarganya ke RSUD. (ASM/OLP)
×
Berita Terbaru Update