Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Toko Elektronik Era Jaya Diduga Menipu Konsumen, Begini Modusnya

5 Januari 2018 | 5.1.18 WIB Last Updated 2018-01-05T13:48:00Z
Ketua PWI Pariaman Ikhlas Bakri (kanan) melihat dokumen usaha yang diperlihatkan penjaga toko Era Jaya bernama Juni. Di belakang Juni terlihat kompor induksi merk Cyprus yang ia katakan seharaga Rp2,9 juta kepada pembeli padahal harganya kurang dari Rp500 ribu
Jati --- Polres Pariaman menutup sementara toko elektronik Era Jaya karena bersengketa dengan sejumlah konsumennya. Toko yang berjarak sekitar 100 meter dari Terminal Jati Pariaman itu, Jumat (5/1) disambangi oleh beberapa konsumen yang merasa tertipu.

Dua orang karyawan wanita yang mengaku dari Medan mengaku baru bekerja di Era Jaya dan saat ditanya wartawan jawabannya selalu berubah-rubah.


Modus yang dijalankan oleh Toko Era Jaya berupa memberikan bingkisan kepada calon konsumen yang mereka hubungi via telepon. Konsumen diminta datang ke tokonya dengan alasan ingin silaturahmi dengan warga Pariaman untuk launching toko mereka bulan Februari 2018 di Pantai Cermin Pariaman.



Harga kompor merk yang sama dijual Rp345 ribu di sejumlah ecommerce terpercaya Indonesia. Investigasi terhadap dugaan penipuan Era Jaya sudah dilakukan wartawan ketika menerima informasi dari masyarakat dua bulan yang lalu.


"Tidak hanya silaturahmi, tapi mereka menjajikan akan memberikan bingkisan," ujar Wiwik (26) warga Pariaman Utara yang telah menyetorkan uang sebesar Rp1,6 juta kepada salah seorang penjaga toko bernama Juni (27) yang mengaku berasal dari Banjar Negara, Jawa Tengah.


Karyawan ini langsung kabur setelah mengetahui wartawan melakukan verifikasi ke tokonya. Mulanya ia serius dan terlihat beribawa menyambut kedatangan tim wartawan dari PWI Pariaman.


Menurut Wiwik, sebelumnya dirinya ditelpon berulang-ulang dengan berbagai janji oleh seorang wanita yang mengaku costumer service di toko itu. Setelah ia tiba di toko Era Jaya, dirinya dihadapkan kepada sales bernama Juni. Dari Juni, ia disuruh mencabut undian. Dalam undian tersebut ada kategori silver, gold dan platinum.

Wiwik yang kebetulan mencabut undian platinum diberi ucapan selamat, karena mendapatkan hadiah sebesar Rp5 juta yang tidak bisa diuangkan saat itu, tapi hanya bisa dicairkan pada launching Era Jaya. Uang senilai itu bisa digantikan dengan barang elektronik dengan total berkali lipat dari jumlah nilai undian. Jika Wiwik setor Rp5 juta, ia akan menerima barang elektronik seharga belasan juta dalam masa promo.

Merasa tertarik dengan promo gila-gilaan itu, kepada Juni Wiwik mengaku punya uang hanya sebesar Rp1,6 juta, kurang dari jumlah total yang dicantumkan. Anehnya Juni yang dinilainya agresif itu mengatakan dengan uang Rp1,6 juta ia akan mendapatkan satu unit kompor induksi dan Ac.

"Kata Juni kepada Wiwik harga kompor induksi merk Cyprus seharga Rp2,9 juta. Saya percaya saja dan serahkan uang Rp1,6 juta itu. Juni berjanji pada bulan Februari nanti saat launching Era Jaya, ia akan menerima AC," ungkapnya.

Dari penelusuran wartawan, harga kompor induksi merk Cyprus yang diberikan kepada Wiwik hanya dijual di bawah Rp500 ribu. Bahkan di salah satu lapak di ecommerce Bukalapak.com ada yang menjual Rp345.000. Dari fakta itu saja sangat jauh berbeda dengan harga 2,9 juta yang disebutkan Juni si penjaga toko. Kebohongan pertama itu terungkap setelah wartawan melakukan investigasi di toko mereka.

Saat sejumlah wartawan dari PWI Pariaman melakukan verifikasi ke toko itu, di dalam toko tidak ditemukan banyak barang layaknya sebuah toko elektronik besar. Yang tersedia hanya beberapa unit kompor induksi merk Cyprus dan blender elektronik. Para awak media tidak menemukan AC, TV, dan peralatan elektronik berkelas di toko itu.

Tidak hanya Wiwik yang menyambangi toko itu karena merasa tertipu denga Era Jaya. Firdaus, juga datang ke sana ingin meminta kembali uangnya jutaan rupiah yang terlanjur dibayarkan untuk menebus alat elektronik yang harganya ratusan ribu. Era Jaya memanfaatkan ketidaktahuan warga akan barang--karena barang yang ia sediakan memang jarang dijual di toko konvensional Pariaman---untuk mengelabui konsumen.

Bahkan pengakuan Firdaus, pihak Era Jaya berjanji akan mengembalikan uangnya hari ini. Tapi setelah ia tunggu berjam-jam, karyawan Era Jaya menyebut boss mereka yang bernama Ryan sedang berada di Medan sedang liburan Natal. Ia kembali dengan tangan kosong setelah jauh-jauh datang dari Kampung Dalam, Padangpariaman.

Lebih jauh wartawan menelusuri puluhan pengaduan dari masyarakat yang merasa tertipu dengan Era Jaya, satu per satu mulai menampakan diri.

Karyawan Era Jaya lari

Saat wartawan melakukan konfirmasi, beberapa orang karyawan langsung melarikan diri keluar toko. Bahkan di antaranya mengendap-endap keluar seterusnya kabur naik ojek.

Penjaga toko bernama Juni dan seorang karyawan perempuan yang mengaku berasal dari Medan mengaku dirinya karyawan baru di perusahaan itu. Ia berkilah mendapatkan nomor warga yang ia hubungi melalui operator di kantor cabang Era Jaya di daerah lain yang memiliki tugas mengacak nomor ponsel. Parahnya, ia mengaku tidak pernah menghubungi pelanggan dan hanya sebatas berperan melakukan penjualan.

Bahkan saat Wiwik mengatakan Juni telah meneleponnya dengan dua nomor, Juni masih sempat berkilah. Namun saat Wiwik bersama suaminya Dayat menyebutkan nomor ponselnya dan akan menelponnya saat itu juga di depan wartawan, barulah Juni mengaku.

Selain Juni dan tiga orang wanita, masih ada tiga orang lagi karyawan laki-laki yang didatangkan dari Sibolga. Pengakuan karyawan baru, Ucok (nama samaran) kepada wartawan, menyebut dirinya juga merasa ditipu bekerja di Era Jaya karena kerja yang dijanjikan tidak sesuai dengan fakta yang ia jalani.

"Kerjanya ga jelas. Kami ingin balek ke Sibolga, namun tak punya duit bang," ungkapnya.

Saat diiming-imingi bekerja di Era Jaya, ketiga bujang tanggung itu dijanjikan gaji bulanan Rp3 juta dan jenjang karir hingga manejer.

"Kita ga tahu kerjanya seperti ini bang. Kita mau kabur, cari kerja bangunan di sini buat ongkos pulang kampung ke Sibolga," keluh Ucok.

Saat dihubungi via telepon, bos Era Jaya bernama Ryan mengaku sedang dalam perjalanan menuju Pariaman dari Medan. Kepada wartawan ia berkilah tidak ada mengimingimingi konsumen ke Era Jaya melalui bingkisan. Ia bahkan membantah cara berjualannya dilakukan secara tidak fair.

"Kita tidak ada mengiming-imingi. Kita punya stok barang," kilahnya saat ditanya kenapa di tokonya tidak menjual barang yang dijanjikan ke konsumen.

Kasat Reskrim Polres Pariaman Ilham Indarmawan mempersilahkan masyarakat yang merasa tertipu oleh toko Era Jaya agar melapor ke polisi. Ia menegaskan akan menutup toko itu sebelum permasalahan Era Jaya dengan sejumlah konsumen diselesaikan dengan baik.

"Kita data jumlah pelanggan yang ingin pengembalian uang, sebab tadi pemilik Era Jaya, Ryan, berjanji bersedia mengganti. Kita akan fasilitasi, sebab ditelpon ia berjanji akan mengembalikan," kata AKP Ilham.

Ketua PWI Pariaman Ikhlas Bakri menegaskan pihaknya akan terus mengawal praktek dugaan penipuan konsumen yang dilakukan oleh toko Era Jaya.

"Tadi saya sudah cek surat izinnya dan akan melaporkannya ke Dinas Perizinan Kota Pariaman agar mencabut izin mereka. Hal hal seperti ini diduga kuat penipuan, saya meragukan mereka akan launching bulan Februari itu. Itu cuma modus mereka untuk menggaet lebih banyak pelanggan," ungkapnya.

Ikhlas menyebutkan bahwa Kantor PWI Pariaman yang beralamat di Jl SB Alamsyah Pariaman membuka posko aduan bagi masyarakat Pariaman yang merasa dirugikan oleh toko Era Jaya. (OLP)
×
Berita Terbaru Update