 |
Dalam operasi yang digelar sejak 1 hingga 14 November 2017 itu, tercatat 343 pelanggaran dilakukan oleh pengedara---baik sepeda motor atau mobil. Angka pelanggaran ini turun lebih dari 50 persen jika dibandingkan dengan pelanggaran pada Operasi Zebra tahun 2016 lalu yang mencapai 692 pelanggaran.
Sementara itu, pelaku pelanggaran juga masih beragam. Selain masyarakat umum, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pelajar juga dominan melanggar.
Kasat Lantas Polres Pariaman Iptu Fitri Dewi Utami didampingi Kanit Lakalantas Polres Pariaman Bripka Afrizal Zahar dan Kaur Mintu Satlantas Polres Pariaman Brigadir Vicky Nugraha merinci, selain dari sisi angka pelanggaran, jumlah penindakan terhadap pelanggaran juga mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.
“Di tahun 2016 tilangnya mencapai 579, teguran 296. Namun untuk tahun ini menurun menjadi 113 tilang dan 47 teguran. Sedangkan untuk jenis pelanggaran lebih didominisasi oleh penggedara roda dua masih banyak yang tidak menggunakan helm, tidak memiliki SIM,” ujarnya di Mapolres Pariaman, Rabu (15/11).
Iptu Fitri Dewi menyebut, penurunan pelanggaran pengguna jalan dalam Operasi Zebra merupakan indikator meningkatkan kesadaran masyarakat berlalulintas di wilayah hukum Polres Pariaman.
Selain itu, sebutnya, penurunan angka pelanggaran selama Operasi Zebra juga disebabkan oleh intensnya sosialisasi dan razia yang dilakukan oleh jajaran Satlantas Polres Pariaman sebelum operasi tahunan itu.
“Sebelum kita lakukan operasi, jauh hari sudah ada sosialisasi tentang ketertiban berlalu lintas, ada juga razia-razia. Kegiatan sosialisasi yang kita lakukan sebelumnya juga terukur efektifitasnya usai operasi ini,” sebutnya.
Selain dilakukan secara stasioner atau terkonsentrasi pada titik rawan pelanggaran, Operasi Zebra juga dilakukan dengan hunting berkeliling menemukan para pelanggar lalulintas.
“Ada juga anggota yang hunting, bagi pengendara yang melanggar langsung dilakukan penindakan atau teguran,” pungkasnya. (Nanda)
