Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jasmin, "Raja Bacan" dari Piaman

6 Maret 2015 | 6.3.15 WIB Last Updated 2015-03-08T04:42:00Z



Bang Jasmin (45) alias Amin Bacan memperagakan koleksi Batu Bacan seberat 4 kilogram senilai lebih kurang Rp500 juta dan mobil Pajero Sport dengan nopol B 84 CAN (Baca: BACAN) di depan kios asah batunya di Jalan Sudirman, depan Bioskop Garuda, Pariaman.

Amin jadi miliarder dari bisnis Batu Bacan yang dia lakoni sejak tahun 2000. Dia punya 11 kios khusus Batu Bacan di berbagai kota di Indonesia dengan nama toko PENGRAJIN BATU CINCIN. 3 di Rawa Bening, Jakarta, 4 di Ternate, 1 di Bandung, 1 di Batam, 1 di Padang dan 1 kios di Pariaman.

Pemasaran Batu Bacannya sampai ke negeri Cina, Taiwan, Hongkong, Quangzou dan lainnya. Dia juga punya kerajaan bisnis pabrik perhiasan dan pabrik ikat batu serta bisnis ritel di Jakarta dan di kota-kota lainnya. Amin berangkat dari tukang asah batu dulunya. Pernah menjalani hidup keras di Jakarta.

Amin adalah petualang, pemburu sekaligus petarung tangguh di bisnis Batu Akik, khususnya jenis Bacan. Amin mengaku sudah berton-ton Batu Bacan yang dia jual. Mulai dari batu asal Pulau Kasiruta itu harganya Rp300 ribu sekodi sampai harga Rp100 juta per-potong.

Amin mengaku, dia telah mengumpulkan Batu Bacan sejak tahun 2002 sampai 2004 langsung dari tempat penambangannya di Desa Doko, Desa Palamea dan sejumlah desa lain di Kecamatan Bacan Barat, Pulau Kasiruta, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.

Bahan Batu Bacan tersebut dia stok dan disimpan di suatu tempat disana. Saat keluar dari Pulau Kasiruta tahun 2004, Amin membawa sedikitnya 70 ribu potong Batu Bacan. Awalnya bahan batu itu dijual murah per-kodi di Jakarta. Namun, banyak sisanya.

Sisanya, lalu disimpan dan dibawa ke kampung halaman di Pariaman. Sampai akhirnya sisa batunya itu bernilai tinggi. Saat demam/fenomena batu akik akan melanda negeri ini, Amin menjemput simpanan berton-ton Batu Bacan ke Pulau Kasiruta, Halmahera.

Sembari berbisnis, dia kini juga menyimpan sekitar 1 ton dan 5.000 potongan bahan Batu Bacan untuk investasi jangka panjang. Ia optimis, Batu Bacan akan abadi dan akan menjadi investasi sangat menggiurkan di masa depan, seperti halnya bisnis batu permata/batu mulia lain.

Apalagi kini stok bahan Batu Bacan mulai sulit didapat dari penambang. Di daerah asalnya sudah banyak tambang yang tutup. Ditambah pula dengan 'gila'nya bisnis batu tersebut. Kini, bisnis Batu Bacan tak ubahnya sebuah sindikat. Mafia banyak bermain di areal bisnis ini.

Amin yang faham betul seluk beluk bisnis batu akik dan batu mulia serta dengan ketajaman naluri bisnisnya yang mampu mambaca peluang pasar bisa ongkang-ongkang kaki menikmati jerih payah bertahun-tahun dulu. Dia berpindah-pindah dari satu kota ke kota lainya dalam dan luar negeri.

Dengan stok bahan Batu Bacannya yang melimpah, Amin kini menjelma jadi millarder. Namanya begitu dikenal di jagad bisnis Batu Bacan di seantero nusantara bahkan dunia internasional. Handphonenya tiap sebentar saja berdering dari konsumen yang memesan Batu Bacan.

Satu hal yang dia tak pernah lupa, yakni keahlian mengasah batu akik. Meski sudah kaya raya dan jadi bos besar, sesekali Amin turun gunung mengasah batu akik pesanan konsumen. Dia lebih memilih mengasah dengan mesin tangan menggunakan roda sepeda.

Kepiawaian Jasmin alias Amin si Raja Batu Bacan asal Pariaman mengasah batu akiak dengan mesin kayuh tangan akan dia buktikan, Sabtu, (7-3-2015) di arena lomba mengasah batu akik ajang kontes batu akik Pariaman Gemstone Fair 2015 di Rumah Tabuik Subarang, Pariaman.


Baca juga  Kisah Sukses Jasmin, dari Ditendang Hingga Bawa 1 Ton Bacan dengan Kapal Perang

Tomi Datuak Tanbijo
×
Berita Terbaru Update