Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Harmonisasi Tabuik

2 November 2014 | 2.11.14 WIB Last Updated 2014-11-02T04:29:37Z



Antusias masyarakat Pariaman untuk menyaksikan berbagai prosesi adat dan ritual pembuatan tabuik sebelum tabuik dibuang ke laut pada tanggal 9 November nanti sebenarnya sangat tinggi meski cuaca yang sama kita ketahui cukup tidak bersahabat bersebab peralihan musim yang kata pengamat cuaca di televisi berakhir hingga bulan Februari tahun depan.

Tabuik, adalah pesta budaya yang memiliki daya magnet sangat tinggi. Dia semacam gravitisi yang mampu menarik dengan kekuatan abadi. Tabuik dari masa ke masa tak pernah sepi meski dipelbagai perhelatan kurang publikasi. Itulah tabuik, selalu memiliki hawa mistis power tertinggi yang dimiliki Pariaman sejak dia dihelat pertama kali.

Beberapa tetangga dan sahabat mengajak saya melihat prosesi Maarak Saroban kemarin Sabtu. Kemudian adapula yang mengajak melihat acara pacu kuda di Paguah. Kepada pengajak tersebut saya tak memperlihatkan kondisi kesehatan saya sepulang ekspedisi merah putih di pulau Kasiak, kemudian rapat pula di Padang dengan teman-teman Pemuda Pancasila perihal Mubes 9 di Kota Batu Malang, hingga pulang dini hari. Saya berusaha terlihat normal, dan mereka lihatpun demikian bersebab rutinnya saya mengantar dan menjemput anak-anak saya ke sekolahnya. Mereka tentu tidak tahu bahwa tiap malamnya badan saya selalu menggigil dibawah berlapis-lapis selimut tebal. Untuk menolak ajakannya saya utarakan yang sebenarnya.

Bingkai wajah tetangga terpapar ceria sepulang melihat prosesi maarak saroban saat dia mengantar anak saya yang ikut serta bersamanya di rumah.

Komunikasi media dengan Dinas Pariwisata Kota Pariaman yang dituankan sebagai penyelenggara pesta budaya tabuik 2014 kali ini memang kurang intensif. Masyarakat yang haus akan informasi seputar perkembangan tabuik mencari sendiri lewat para netizen dengan postingan foto-fotonya di sosial media semacam facebook dan twitter. Bagi mereka, rasa memiliki budaya tabuik dalam diri, terwakili dengan cara menyebarkan informasi. Saya tahu jadwal utuh tabuik untuk pertama kalinya lewat postingan seorang netizen di facebook jauh sebelum dinas pariwisata mengundang awak media.

Kritikan kepada dinas pariwisata juga datang dari media Antara Sumbar yang menuliskan keluh kesah tokoh masyarakat adat yang merasa tidak diikut sertakan dalam penentuan jadwal tabuik. Disitu saya baca, tokoh adat sangat menyesalkan keputusan tanggal 16 Muharam sebagai hari puncak pesta budaya tabuik yang mestinya sesuai ritual adat diharuskan tanggal 10 Muharam.

Disini saya tidak menyalahkan siapa-siapa, baik itu dinas pariwisata maupun tokoh adat yang sama-sama memiliki argumen kuat sebagai pembenaran statemen mereka. Bagi saya, pesta budaya tabuik yang sudah mendunia dan menjadi ikon Pariaman dapat terselenggara dengan baik dan harmonisasi anak nagari dengan pengelola pemerintahan dengan satu tujuan membangun dunia pariwisata Pariaman dengan sungguh-sungguh dengan mengesampingkan ego sektoral masing-masing.

Tabuik adalah pintu gerbang untuk menyuguhkan sektor-sektor lainnya untuk menarik minat wisatawan agar terus berkunjung ke Pariaman secara berkesinambungan. Etalase itu musti dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Oyong Liza Piliang
×
Berita Terbaru Update