Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Satria Bantah Mahasiswa Aktifis Lambat Tamat Kuliah

15 September 2014 | 15.9.14 WIB Last Updated 2014-09-15T08:38:42Z
                    foto bersama usai pembukaan MAPABA


Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Kota Pariaman harus siapkan diri menggantungkan cita-citanya setinggi langit. Cita-cita yang tinggi akan memberikan spirit untuk terus berproses dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa.
Ketua Umum Pengurus Cabang (PC) PMII Kota Pariaman Satrian Effendi menegaskan hal itu pada pembukaan Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) ke-12 Komisariat PMII STIT Syekh Burhanuddin Pariaman, Sabtu (13/9/2014) di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Desa Kajai Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman.
Menurut Satria, PMII sebagai organisasi kemahasiswaaan salah satunya bertujuan untuk melahirkan pemimpin bangsa yang harus siap berbuat di tengah masyarakat. Oleh karena itu, setiap kader PMII sejak dini harus  menyiapkan dirinya memimpin orang banyak.
“Disiplin kader dalam berproses di PMII akan menentukan berhasil tidaknya di kemudian hari. Kader yang memiliki disiplin, akan memiliki kemampuan memenej waktu dengan tepat. Sehingga keberhasilan dapat diraih,” kata Satria yang kini tercatat sebagai mahasiswa magister IAIN Imam Bonjol Padang.
Satria membantah anggapan mahasiswa yang aktifis bisa terlambat menyelesaikan kuliah dan memperoleh IPK yang cenderung rendah. Secara pribadi, kata Satria, dirinya bisa menyelesaikan S-1 di STIT Syekh Burhannuddin kurang dari 4 tahun dengan IPK kelulusan 3,70. Hal ini salah satu didorong karena aktifitasnya selama di PMII. “Jadi keliru anggapan aktif di organisasi mahasiswa akan mengganggu proses perkuliahan. Yang benarnya bagaimana mahasiswa memenej diri dan waktunya antara kuliah dan berorganisasi sehingga meraih prestasi,” kata Satria Tuanku Kuning alumni  Pondok Pesantren Madrasah Miftahul Istiqamah (MMI) Sungai Asam Kecamatan 2 X 11 VI Lingkungan ini.
Pemimpin yang baik itu tidak lahir seketika. Pemimpin yang baik akan lahir dari konflik-konflik dan pengalaman dalam dinamika organisasi. Pemimpin sudah terbiasa dengan berbagai masalah yang dihadapinya dalam menjalankan organisasi. Dari pengalaman organisasi seorang mahasiswa memiliki kemampuan plus selain prestasi akademiknya, Satri menambahkan.
Ditambahkan Satria, PMII merupakan tempat orang (mahasiswa) yang mau berpikir, bergerak dan berbuat. Sehingga kader PMII tidak boleh cenggeng, lemah dan selalu berpikir positif. “Kita boleh saja kuliah di STIT, di Kota Pariaman, tapi kita harus kreatif, inovatif dan bergerak. Sehingga kita sendiri yang membuat hebat, bukan orang lain. Kita melakukan sesuatu yang dinilai orang lain hebat, maka jadilah orang hebat. Walau ada yang kuliah di perguruan tinggi mahal, elit dan favorit, tapi kita tidak mau berbuat  sesuatu yang hebat, hasilnya tetap saja biasa-biasa saja,” kata Satria menambahkan.
Pembukaan Mapaba dihadiri Bendahara PW GP Ansor Sumbar Armaidi Tanjung, Pengurus PC PMII Kota Pariaman, Ketua Komisariat PMII STIT Rozi Yardinal dan STIE Sumbar Iqbal.
Ketua Panitia Faisal Amri Tanjung menyebutkan, Mapaba bertemakan “Satu Gerakan Untuk NKRI” diikuti 20 mahasiswa STIT Syekh Burhanuddin di semester I dan III. Mapaba berlangsung selama 2 hari, Sabtu-Minggu (13-14/9/2014). 

A.T
×
Berita Terbaru Update