×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mukhlis Sentil Perilaku Pedagang Pantai Gandoriah Yang Main "Pakuak"

25 Juni 2014 | 25.6.14 WIB Last Updated 2014-06-25T07:09:48Z



Jelang Ramadhan, Pemko Pariaman mengadakan acara sarasehan atau temu ramah Walikota dengan masyarakat Kota Pariaman sekaligus diskusi tentang menggali sejarah dan kekayaan budaya Kota Pariaman dalam rangka untuk pembangunan Kota Pariaman yang lebih baik di masa-masa yang akan datang. Acara diskusi dihadiri oleh Walikota Pariaman Mukhlis Rahman, Wakil Walikota Genius Umar, para camat, kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan SKPD lingkungan Pemko Pariaman. Narasumber dalam acara tersebut menghadirkan Armaidi Tanjung, penulis sekaligus wartawan senior, Fadli dan Lukman Syam, Asisten I Setdako Pariaman.

Menurut Mukhlis, acara dimaksudkan untuk menjalin jembatan hati Pemko Pariaman dengan unsur elemen masyarakat Kota Pariaman. Dikatakan, tanpa kerjasama dan dukungan dari unsur masyarakat, pembangunan di Kota Pariaman tidak akan berjalan dengan maksimal.

Pada kesempatan itu, Mukhlis mengajak masyarakat untuk mendukung program Pemko Pariaman demi terwujudnya visi-misi Pemko menjadikan Kota Pariaman sebagai Kota tujuan wisata.

"Kita memiliki kekayaan alam yang indah yang tentunya sering mendapat pujian dari semua pihak yang pernah datang ke sini. Namun informasi tentang wisata Pariaman sangat minim. Begitu juga dengan sejarah dan budaya, informasinya juga minim. Padahal semua hal tersebut sangat penting untuk menarik minat wisatawan datang ke Kota ini," ucap Mukhlis.

Demikian juga perihal kesadaran masyarakat, menurut Mukhlis, musti ditingkatkan dengan menjaga kebersihan baik itu di kawasan pantai, pasar dan pedagang, agar para pengunjung nyaman berada di Pariaman.

"Disinilah peran kita bersama dibutuhkan untuk memberikan pemahaman pada masyarakat bagaimana menjadi tuan rumah yang baik. Masing-masing kita memiliki peran dalam memajukan dunia pariwisata, yaitu, Pemerintah membangun infrastruktur, pihak swasta dalam pemasaran dan penjualan, serta peran masyarakat dalam hal memberikan dukungan. Tanpa dukungan masyarakat, semuanya tidak akan terlaksana," imbuh Mukhlis.

Mukhlis juga mencontohkan pengelolaan wisata di berbagai daerah yang telah sukses berkat dukungan masyarakat setempat yang telah menjadi masyarakat sadar wisata.

"Di ancol, harga kelapa muda hanya Rp.7000, padahal disana mencari kelapa susah. Tapi, para pedagang kita di pantai Gandoriah menjualnya hingga Rp.15.000. Coba bayangkan siapa yang dirugikan? Yang rugi masyarakat sendiri, orang tidak akan mau lagi membeli. Hingga, ada pedagang yang mengeluh ke saya, 'payah jua bali kini pak wali'. Tentu saja, semua salah mereka yang tidak jujur dan hanya mementingkan keuntungan sesaat," cerita Mukhlis.


OLP
×
Berita Terbaru Update