Pariaman - Wakil Wali Kota Pariaman sekaligus Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) 16 Pramuka, Mulyadi, menyerahkan hadiah kepada para pemenang Lomba Video Kreatif Pramuka 2025 di Balai Kota Pariaman, Kamis sore (2/10/2025).
Lomba ini digelar dalam rangka Bulan Bakti Pramuka dengan mengangkat tema “Pramuka Mengelola Sampah di Rumah: Kreatif, Peduli, dan Menginspirasi.” Tema tersebut dianggap relevan dengan persoalan lingkungan yang kini menjadi salah satu tantangan mendesak di kota pesisir Sumatera Barat itu.
Mulyadi menyampaikan apresiasi terhadap karya para pelajar SMA yang ikut serta. Ia menilai video yang dibuat, meski hanya menggunakan telepon genggam, mampu menyajikan alur cerita yang realistis sekaligus menyentuh persoalan sehari-hari.
“Video ini bisa menjadi role model bagi generasi muda dalam meningkatkan kesadaran tentang sampah sekaligus ajakan untuk mengubah perilaku,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Mulyadi juga menyinggung kondisi darurat sampah di Pariaman. Ia menyebutkan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup telah memberikan peringatan terkait Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) kota yang terancam ditutup.
“Ini bukan masalah sederhana. Sampah harus kita kelola sejak dari rumah. Kesadaran memilah dan membuang sampah pada tempatnya bukan hanya soal aturan, tapi bagian dari kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Ia mendorong agar video karya peserta tidak berhenti di ruang lomba, melainkan disebarluaskan melalui media sosial pribadi, akun resmi Pramuka, hingga kanal pemerintah daerah agar pesan edukatifnya menjangkau khalayak yang lebih luas.
Setelah melalui seleksi ketat, Dewan Juri menetapkan Gugus Depan SMA Negeri 4 Pariaman sebagai juara pertama. Tim yang beranggotakan Reza Andika, Nur Fatin Nabila, dan Mutiara Sahira keluar sebagai pemenang utama.
Sementara juara kedua diraih tim SMA Negeri 5 Pariaman yang terdiri dari Septia Rahma, Asyiva Rahma Zahara, dan Ariffa Nugraha. Posisi ketiga ditempati MAN Kota Pariaman dengan Kenzie Asyamie dan Rendi sebagai perwakilan.
Sedangkan juara harapan diraih SMA IT Attin Sumbar Kota Pariaman melalui karya Athifa Permata Ayunda, Albi Andesti, dan Zaky Firdaus.
Lomba ini bukan lagi ajang kreativitas, tetapi juga bagian dari upaya pemerintah kota menggugah kesadaran publik. Tingkat kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah, menurut Mulyadi, masih rendah.
“Melalui karya-karya ini, kita mengetuk hati masyarakat. Sampah bukan hanya soal kebersihan, tapi menyangkut masa depan kota ini,” tutupnya. (*)