Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ade Rezki Pratama Sapa Warga Pariaman Lewat Zoom

30 September 2025 | 30.9.25 WIB Last Updated 2025-09-30T05:36:21Z
Pariamantoday #Flash, GOR Rajo Bujang Pariaman, Senin, 30 September 2025, - Meski perolehan suara Ade Rezki Pratama di Kota Pariaman pada Pemilu 2024 lalu tidak menonjol, politik sering kali tidak bicara angka. Politik juga adalah soal ritme kehadiran: seberapa konsisten seorang wakil rakyat menampakkan diri di tengah masyarakat, menyapa, mendengar, dan mengulurkan tangan. 

Dalam ritme itulah Ade Rezki membangun ruang kepercayaan. Politisi Gerindra kelahiran 1988 yang kini memasuki periode ketiganya di DPR RI dari Dapil Sumbar II, menjadikan kedekatan dengan warga tidak hanya jargon, melainkan praktik yang berulang, kadang lewat pertemuan langsung, kadang melalui ruang virtual Zoom, tapi selalu berusaha menjembatani jarak antara parlemen dan warga dapil.

Data memperlihatkan bahwa pada Pemilu 2024 ia meraih 68.418 ribu suara. Angka itu lebih kecil dibanding capaian gemilangnya di 2019 yang melampaui 100 ribu. Namun meski grafik dukungan menurun, laju langkahnya tidak surut. Justru dari situ muncul kesan progresif: ia memilih tidak bersembunyi di balik statistik, melainkan menebus jarak dengan program-program nyata. 

Ia mendorong penambahan dapur untuk Program Makan Bergizi Gratis di Pariaman, meninjau langsung pelaksanaannya di sekolah, mensosialisasikan JKN dan deteksi dini penyakit, hingga mendukung penurunan stunting yang kini sudah di bawah rata-rata nasional.

Lebih jauh lagi, ia menyalurkan bantuan modal usaha untuk puluhan kelompok kerja di Pariaman, berinteraksi dengan tokoh masyarakat, dan menggandeng BBPOM untuk mengedukasi warga tentang pangan dan obat yang aman. Pola ini menandai politik bukan lagi soal panggung retorika tetapi politik yang menetes ke detail keseharian: gizi anak, kesehatan ibu, pencegahan DBD, modal usaha kecil, serta kesadaran tentang makanan.

“Kalau hanya datang waktu kampanye, kami sudah biasa lihat,” kata Yusril, seorang nelayan di Pariaman. “Tapi Pak Ade ini masih datang setelah pemilu lewat. Itu yang membuat kami merasa dihargai.” ujarnya.

Dalam kerangka itu, Ade Rezki hadir bukan semata sebagai pengulang janji lima tahunan, melainkan sebagai politisi muda yang menjadikan keberulangan praksis sebagai legitimasi. Ia tidak menunggu momen pemilu untuk hadir, ia mengisi sela-sela waktu dengan kerja yang konkret. Dan justru di situlah letak progresivitasnya: menghadirkan politik sebagai proses yang terus berjalan, tidak lagi puncak kontestasi. (OLP)
×
Berita Terbaru Update