Jakarta - Kesuksesan penyelenggaraan Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2025 di Kota Pariaman berbuah undangan istimewa. Wali Kota Pariaman, Yota Balad, memenuhi undangan makan siang dari Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, di ruang kerja Menteri di Kompleks Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Pertemuan santai tersebut menjadi tindak lanjut dari perhelatan budaya akbar yang digelar pada Minggu (6/7) lalu di Pariaman. Event Hoyak Tabuik tahun ini mencatat sejarah dengan kehadiran langsung Menteri Kebudayaan — yang untuk pertama kalinya menyaksikan langsung ritual budaya yang menjadi ikon masyarakat pesisir itu. Acara tersebut juga dihadiri sekitar 200 ribu pengunjung dari dalam dan luar daerah.
"Alhamdulillah, event Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2025 sukses kita gelar. Kehadiran Pak Menteri merupakan sejarah baru bagi Tabuik, karena untuk pertama kalinya Menteri Kebudayaan hadir langsung di tengah masyarakat Pariaman," ujar Yota Balad.
Dalam pertemuan di Jakarta, Yota menyampaikan harapannya agar Kementerian Kebudayaan dapat mendukung langkah Pemerintah Kota Pariaman mengusulkan Tabuik Piaman sebagai Warisan Budaya Takbenda ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
"Budaya Tabuik adalah identitas kebanggaan masyarakat Pariaman dan Sumatera Barat. Ini tidak hanya tradisi, tetapi juga penggerak ekonomi lokal dengan tingginya kunjungan wisatawan. Kami berkomitmen melestarikan Tabuik agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang," jelas Yota.
Ritual Hoyak Tabuik merupakan tradisi turun-temurun yang digelar setiap Muharram sebagai peringatan tragedi Karbala, dipadukan dengan nilai kearifan lokal masyarakat pesisir. Pemerintah Kota Pariaman menjadikan event ini sebagai daya tarik wisata budaya tahunan yang mendongkrak perekonomian warga melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, sebelumnya menyatakan komitmennya untuk mendukung penguatan ekosistem budaya di daerah. Ia menilai pelestarian tradisi seperti Tabuik perlu didorong ke pentas dunia agar mendapat pengakuan internasional sebagai bagian dari warisan budaya takbenda Nusantara. (*)
