Tidak ada jalan mudah menggapai sukses. Dalam meniti tangga kesuksesan akan selalu ada rintangan menghadang. Untuk meraihnya dibutuhkan kerja keras, tekad, integritas, bahkan tak jarang pula disertai airmata.
Aprinaldi, S.Pd, M.Pd, AIPO yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Padangpariaman dan peraih berbagai penghargaan tingkat lokal dan nasional ini, tidak serta merta berada di posisinya sekarang di usia relatif mudanya.
Peraih Indonesian Top Leadership Achievement Award 2015 oleh Yayasan Citra Prestasi Anak Bangsa bersama 7 orang lainnya di Indonesia itu, tetap rendah hati. Penghargaan baginya adalah pelecut untuk berbuat lebih baik lagi.
Ketua SAPMA PP Sumbar 2009-2010 ini sudah aktif berorganisasi sejak sekolah dasar. Dalam berorganisasi, ia memiliki filosofi sendiri.
"Jempol sakit, rasanya pasti hingga ke kepala. Oleh sebab itu seluruh organ mesti dibuat sehat," dia mengibaratkan organisasi dengan batang tubuh.
Bagi kandidat doktor UNPAD Bandung ini, organ dari sebuah organisasi yang sehat akan menjadi lokomotif, apapun bentuk organisasinya. Prinsip tersebut juga ia terapkan di lembaga legislatif yang ia pimpin sekarang.
Di usia kenabiaannya saat ini (40 tahun) politisi PAN itu aktif memotivasi dan membina pemuda. Ia acapkali diundang untuk sekadar diskusi dan memberikan motivasi. Tidak jarang pula dia sendiri yang mengundang para pemuda ke kantornya.
"Komunikasi tidak boleh terputus agar kita bisa memahami masukan dan ide-idenya," ungkapnya.
Aprinaldi juga menyikapi fenomena sosial di kalangan generasi muda saat ini. Dia berpendapat, tidak bisa dipungkiri saat ini telah terjadi kekeroposan generasi muda. Mulai dari pengaruh narkoba, judi online hingga imbas negatif arus globalisasi tanpa filter. Semuanya ingin instan menggapai sesuatu. Fenomena itu menurutnya sangat berbahaya jika terus dibiarkan.
"Medium-medium menuju kekeroposan generasi muda tersedia saat ini. Jika hal itu terus dibiarkan maka di masa depan akan lahir pemimpin-pemimpin pecundang, akan lahir pemimpin-pemimpin yang tidak memiliki integritas," imbuhnya.
Dalam berbagai kesempatan, kerisauan itu sering dia sampaikan. Dan dari keprihatinan itu juga ia makin aktif melakukan pembinaan, salah satunya dengan menggalakkan kesenian dan kebudayaan tradisional Padangpariaman. Dana Pokir sering ia alokasikan untuk itu.
Surut ke belakang, Pria kelahiran Kampung Dalam, Padangpariaman 15 April 1983 silam itu ditinggal pergi ibu kandung saat dia masih duduk di bangku SMP. Dia sudah mengarungi pahitnya belantara kehidupan, jalan cadas, luka di saat belia. Kerasnya hidup masa kecil dia lewati dengan tegar. Garis hidup yang dia lalui tersebut menempa dia menjadi pribadi yang sabar dan mandiri.
"Belum cukup cobaan itu, rumah satu-satunya juga terbakar," ujar Aprinaldi yang saat ini sangat dekat dengan sang Ayah.
Sepeninggal ibu, Aprinaldi melebur diri dalam dunia keorganisasian dan olahraga. Di sana dia menemukan dunia baru. Kesedihan berubah menjadi semangat membara, cikal bakal karakternya saat ini.
Aprinaldi mengisahkan, tamat dari SD 02 Kampung Pauh, V Koto Kampung Dalam dia melanjutkan ke SMPN 1 Kampung Dalam. Dia menjabat ketua organisasi untuk pertama kalinya di organisasi kesiswaan OSIS. Di saat bersamaan itu pula dia mengharumkan nama sekolahnya dengan raihan prestasi di bidang olahraga atletik lari marathon 5 Km.
"Kecintaan saya pada olahraga dan organisasi berpadu. Dua dunia itu, rumah baru bagi saya melebur diri sepeninggal almarhum ibu. Saya rajin latihan hingga mampu meraih juara I marathon Padangpariaman tingkat SMP," sebut pemilik Yayasan Graha Nusantara yang bergerak di bidang bimbingan belajar tersebut.
Jabatan Ketua OSIS juga disandangnya dua periode saat duduk dibangku sekolah lanjutan atas, di SMAN I Kampung Dalam. Jiwa kepemimpinannya mulai menonjol seiring dia bergabung di KNPI tingkat kecamatan di saat itu juga.
Saat SMP dia juga bergabung Pramuka yang akhirnya membentuk karakter kepemimpinannya. Di organisasi itu sungguh-sungguh dia jalani hingga kini. Berbagai prestasi pernah dia raih di bidang kepramukaan, diantaranya, juara umum Pramuka Indonesia lomba halang rintang wilayah A Sumatera/Pulau Jawa bagian barat dan peraih Pramuka Garuda Indonesia pada tahun 2004.
Bicara Pramuka, Caleg nomor urut 2 Partai PAN untuk dapil V Koto Kp Dalam sekitarnya itu sangat menjiwai. Proses pembelajaran menjadi seorang pemimpin dia akui banyak dia pelajari dari organisasi tersebut.
"Menjadi pemimpin sebuah organisasi perlu proses dan saya belajar banyak secaravotodidak. Pramuka punya peran besar membentuk karakter saya memanajemen sebuah organisasi dengan kesungguhan dan disiplin," ungkapnya.
Saat di bangku kuliah pun, jiwa organisasinya juga terbawa. Di Kampus UNP Padang Fakultas Ilmu Keolahragaan dia menjabat Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Pada tahun 2010 dia tergabung dalam kepengurusan KONI SUMBAR dan langsung menjabat Sekretaris Jenderal PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia). Sejumlah prestasi juga dia torehkan selama memanajemenkan cabang olahraga prestasi tersebut.
Kemudian pada tahun 2012, Ketua KONI Padangpariaman Faisal Arifin saat itu mengajak ia bergabung dan memposisikannya sebagai Ketua Harian KONI.
"Tantangannya sangat besar saat itu," sebut peraih penghargaan peningkatan capaian prestasi Porprov dari Bupati Padangpariaman. Penghargaan itu (sebagai Plt Ketua KONI) dia terima berbarengan dengan Kapolda Sumbar, Kapolres Padangpariaman dan tokoh olahraga Padangpariaman, Edi Karan. (OLP)