Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Genius-Mardison resmikan pesantren dan masjid milik yayasan yang didirikan Mukhlis

21 Desember 2022 | 21.12.22 WIB Last Updated 2022-12-21T13:00:19Z

 

Foto: Dewi

Pariaman - Walikota Pariaman, Genius Umar dan Wakil Walikota, Mardison Mahyuddin resmikan Masjid Az Zubaidah dan Pondok Pesantren Al Mughny di Desa Pauh Barat, Rabu (21/12).

Pesantren Al Mughny sendiri didirikan oleh mantan Walikota Pariaman dua periode Mukhlis Rahman setelah pensiun jabatan sejak 2018 silam.

Peresmian juga dihadiri undangan khusus, mantan Kepala Bapennas RI yang kini menjabat sebagai Wakil Komisaris Bank Mandiri, Andrinof Chaniago.

Pembangunan masjid diprakarsasi oleh perantau Malaysia dan keluarga besar Hartini Binti Hj Abdullah. Mereka juga donatur utama pembangunan masjid dan pesantren.

"Masjid ini tidak hanya rumah ibadah lima waktu, tetapi juga memiliki peran strategis dalam proses pendidikan dan pembelajaran di pesantren," ujar Genius.

Dikatakannya, pembangun masjid tidak sekedar membangun fisik masjidnya semata. Akan tetapi lebih jauh dari itu semua ialah membangun, menghidupkan dan memakmurkan fungsi masjid yang didirikan. Oleh karena itu, kehadiran sebuah masjid di lokasi pesantren sangatlah strategis.

Genius menambahkan pihaknya terus berupaya melakukan pembangunan di semua bidang, mulai dari SDM, kesehatan, pariwisata sampai pendidikan. Tidak hanya pemerintah daerah saja, Kota Pariaman juga berkembang dengan bantuan semua sektor, baik BUMD ataupun perorangan dan swasta dengan cara bergotong royong.

"Atau dengan istilah badoncek seperti yang kita lakukan saat ini. Hari ini melanjutkan pembangunan pondok pesantren dengan mengumpulkan dana sehingga akan membantu pihak pengurus pesantresn tersebut,“ tambahnya.

Pondok pesantren Al Mughny memiliki fungsi utama sebagai lembaga pendidikan dan dakwah. Sebagai lembaga non formal, eksistensinya berada dalam jalur sistem pendidikan kemasyarakatan. Pesantren memiliki program yang disusun sendiri dan pada umumnya bebas dari ketentuan formal, non formal dan informal yang berjalan sepanjang hari dalam sistem asrama.

"Dengan demikian pesantren bukan saja lembaga belajar, melainkan proses kehidupan itu sendiri," pungkas Genius. (Dewi/OLP)

×
Berita Terbaru Update