Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kenapa Setiap Dua Kelompok Anak Tabuik Basalisiah Selalu Bentrok?

10 September 2019 | 10.9.19 WIB Last Updated 2019-09-10T04:49:00Z
Salah seorang dari pihak keamanan ditandu akibat kena lempar. Foto: Iggoy Elfitra/istimewa
Pariaman - Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2019 memasuki prosesi 'Maarak Saroban' pada Minggu malam (8/9). Tua muda ikut menyaksikan prosesi yang dilakukan oleh anak Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang tersebut di simpang empat Tugu Tabuik Piaman.

Prosesi ini disaksikan ratusan pasang mata dan dijaga oleh puluhan personel gabungan Satpol PP Pariaman dengan anggota Polres Pariaman. Beberapa wartawan lokal dan nasional ikut pula meliput acara itu.

Maarak Saroban (sorban) sendiri memiliki makna penutup atau ikatan kepala cucu Rasulullah, Husein yang tewas terbunuh pada perang Karbala. Sorban cucu nabi diarak untuk memberitahukan kepada masyarakat kala itu bahwa Husein telah sahid.

Pada ritus ini kedua anak tabuik berselisih. Malam itu terjadi ketegangan antar dua kelompok anak tabuik yang di malam sebelumnya juga sempat saling lempar botol air mineral saat ritual 'Maarak Jari-jari'.

"Saat dua anak tabuik berselisih saya lihat mulai tegang. Hal ini selalu terjadi, namun untung bisa diatasi pihak keamaanan. Kami sempat menghindar karena tidak ingin terkena lemparan botol air mineral," kata Iwan, 49, salah seorang warga Pariaman yang ikut menyaksikan ritual Maarak Saroban, Selasa (10/9).

Menurut Iwan yang mendukung Tabuik Pasa, saat dua anak tabuik berselisih ada baiknya penonton menjaga jarak. Bunyi gendang tansa yang sahut menyahut, kata dia, sedikit membakar emosi di antara kedua kelompok anak tabuik.

"Dari dulu kan selalu begitu, selalu tegang. Pihak keamanan dan tuo tabuik harus bisa beri pemahaman sebelum ritual agar tidak terjadi bentrok," kata dia.

Dia tak menampik emosi dua kelompok anak tabuik kerap dipicu oleh para penonton pendukungnya. Pendukung fanatik, kata dia bahkan juga sering melakukan provokasi dengan sorak-sarai yang membuat panas kuping anak tabuik yang dianggap saingannya.
 

"Pendukung fanatik biasanya orang lama. Itu-itu juga orangnya. Mereka masih menganggap tabuik saat ini masih seperti tabuik zaman delapan puluhan," terangnya. "Era itu, saat basalisiah selalu berdarah," sambungnya.

Walikota Pariaman, Genius Umar mengatakan tabuik adalah ciri khas masyarakat Piaman. Dalam momentum tabuik inilah antara masyarakat dan pemerintah, antara kalangan tua dan muda menyatu.

"Semangat Tabuik dan tetap menjaga keamanan dan ketertiban," kata dia.

Prosesi ini sendiri, kata Genius, memiliki makna mendorong semangat membela kebenaran. Pesan yang disampaikan adalah agar menggunakan logika rasional dalam bertindak.

Prosesi Maarak Saroban merupakan prosesi terakhir antara Tabuik Subarang dan Tabuik Pasa dalam basalisiah sebelum prosesi puncak saat Tabuik Piaman dibuang ke laut di mana semua dendam selama ritual akan terhapus dengan sendirinya. (OLP)
×
Berita Terbaru Update