Bupati Ali Mukhni beri tanggapan tulisan Mustika Zed saat seminar. Foto: Zahirman |
Ali Mukhni mengapresiasi sejarawan dari UNP itu yang telah mengulas secara baik kiprah dan jejak sejarah tokoh pendidikan yang telah melahirkan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam.
"Engku Sjafe'i telah ikut mengharumkan nama Padangpariaman. Kayu Tanam dikenal karena ada INS di situ. Setiap orang mengulas kiprah Engku Sjafe'i, nama Kayu Tanam dan Padangpariaman ikut disebut," kata dia.
Ali Mukhni membenarkan tulisan Mestika Zed tentang pemikiran pendidikan Engku Sjafe'i yang melampui zamannya.
Pemikiran pendidikan Engku Sjafe'i, kata dia, modern dalam zaman yang belum modern.
Engku Sjafe'i, sebut dia, mengajarkan kejujuran, akhlak, moral dan keterampilan yang sesuai dengan adat istiadat, budaya dan tradisi di Minangkabau.
"Suatu konsep yang komprehensif dibandingkan sistim pendidikan sekarang," imbuh dia.
Ali Mukhni mengajak pemangku kepentingan ikut memikirkan dan peduli kondisi warisan Engku Sjafe'i, INS Kayu Tanam.
Kondisi INS Kayu Tanam dari tahun ke tahun semakin mundur dan sulit berkembang. Pemkab Padangpariaman, menurut dia, pernah membantu memberikan beasiswa kepada siswa INS meski belum maksimal.
"Walau INS berada di wilayah Kabupaten Padangpariaman namun tentu membutuhkan perhatian semua pihak yang peduli dengan dunia pendidikan dan warisan berharga Engku Sjafe'i," kata dia.
Selain Ali Mukhni, turut menjadi penanggap, sejarawan Prof Dr Phil Gusti Asnan, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Adib Alfikri, mantan Bupati Solok, Syamsu Rahim dan Ketua DHD BPK 45 Provinsi Kalimantan Barat Syafruddin.
Seminar nasional yang digelar DHD BPK 45 Sumbar mengiringi acara Pelantikan Pengurus DHD BPK 45 Sumbar oleh mantan Wapres RI Jenderal TNI (Pur) Try Sutrisno. (Tim)