Foto: Nanda |
Kegiatan tahfidz itu dilaksanakan rutin pada hari Sabtu. Siswa akan belajar tahfidz selama dua jam setiap minggunya.
Pesertanya merupakan siswa kelas IV, V dan VI. Total sebanyak 180 orang siswa yang menjadi peserta.
Dalam program ini, siswa dikelompokkan sesuai kemampuan membaca alquran. Ada tahsin I, tahsin II, tahsin III dan tahfiz.
Kepala SDN 19 Kampung Baru, Azral Malvinas mengatakan kegiatan tahfidz merupakan ekstra kulikuler di sekolah itu.
Kegiatan tambahan yang berada diluar kurikulum tertulis ini, telah dimulai sejak Februari 2019 silam.
"Selama pelaksanaan, siswa sangat aktif belajar dalam program ini," katanya
Tenaga pengajar program ini merupakan guru bidang studi agama sekolah setempat. Selain itu, pihak sekolah juga didukung guru tahfidz dari luar sekolah.
Untuk biaya, karena kegiatan ekstra kulikuler, bisa didanai oleh Biaya Operasional Sekolah (BOS).
"Awal bulan kemarin guru tahfidz yang biasanya mengajar pindah ke Jambi. Kami sedang menunggu guru pengganti baru yang ditunjuk oleh salah satu yayasan pendidikan Alquran," ujar Ketua Pengurus Cabang Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi) Kota Pariaman itu, Sabtu (27/7).
Meski ada kegiatan tambahan tahfidz di sekolah setiap minggunya, mayoritas siswa si sekolah yang populer disebut SD Batingkek itu, juga belajar tahfidz di pondok belajar Alquran diluar jam sekolah.
"Orangtua memaksimalkan belajar tahfidznya dengan memasukkan siswa belajar di pondok-pondok tahfidz yang ada di Kota Pariaman.
Menurut dia, program yang dijalankan ini, salah satu bentuk penerapan program Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman di bidang keagamaan, dengan menciptakan tafidz dan hafiz cilik.
Selain tahfidz, masih banyak eksra kulikulir di SDN "Batingkek" itu. Di bidang olahraga, siswa bisa berlatih olahraga beladiri, sepatu roda. Kemudian untuk kesenian, siswa bisa mengasah bakat melukis, bernyanyi, puisi dan pantomin. (Nanda)