Foto: istimewa/BMKG |
"Hasil koordinasi BPBD Kota Pariaman dengan unsur terkait belum ditemukan rumah warga atau pun korban akibat gempa yang berpusat di wilayah Kabupaten Padangpariaman," katanya di Pariaman, Senin (24/12).
Meski tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan, gempa sempat membuat warga yang tinggal di kawasan pantai panik. Pasalnya, gempa di Kabupaten Padangpariaman hanya berselang satu hari setelah kejadian tsunami di Banten dan Lampung.
"Ada yang panik, tapi petugas kita segera menyampaikan informasi kepada masyarakat jika gempa tidak berpotensi tsunami," kata dia.
Asrizal menyebut, alat peringatan tsunami yang terpasang di banyak lokasi di wilayah Kota Pariaman hanya dilengkapi oleh sensor gempa. Alat tersebut baru akan mengirimkan sinyal pemberitahuan setelah lima menit kejadian gempa yang berpotensi tsunami.
"Namun alat tersebut tidak dapat mengirimkan pemberitahuan potensi tsunami dari gempa yang disebabkan erupsi seperti yang terjadi di Lampung dan Banten kemaren," ulasnya.
Pihaknya hanya dapat memperkuat mitigasi bencana kepada masyarakat agar lebih bersiap dan waspada apabila terjadi bencana. Dengan mitigasi itu masyarakat lebih tanggap jika seandainya bencana terjadi sehingga korban dapat terminimalisir.
"Upaya mitigasi itu juga diperkuat dengan membentuk kelompok Masjid Siaga Bencana. Kita juga mengimbau masyarakat memperkuat aqidah dan amaliyah agar Kota Pariaman dijauhkan dari segala bentuk bencana," pungkasnya. (Nanda)