Mukhlis dan Kepala Pertamina DPPU Minangkabau berjalan di tracking mangrove yang baru siap dibangun. Foto/Juned |
Ke depan tracking mangrove sepanjang 50 meter dan lebar 1,5 meter ini, akan dikelola oleh 4 desa yang ada di Kanagarian Manggung, yaitu Desa Apar, Desa Ampalu, Desa Tanjung Saba dan Desa Manggung, yang pengelolaannya akan diawasi oleh TDC Pariaman.
Mukhlis Rahman menyambut baik kemurahan hati Pertamina dalam pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati yang ada di kota Pariaman.
"Mangrove merupakan isu sosial yang menjadi perhatian seluruh dunia karena keberadaannya yang semakin sedikit. Dengan dilestarikannya dan dikelola dengan baik, hutan mangrove Pariaman yang sedikit ini, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi lingkungan, daerah dan masyarakat sekitar," ujarnya.
Mukhlis juga mengucapkan apresiasi kepada pihak PT Pertamina DPPU Minangkabau yang telah banyak membantu Pariaman dalam hal pelestarian lingkungan. Di bulan September 2017 lalu, Pertamina juga telah membangun Reef Garden di di Pulau Ujuang.
"Dengan menjadikan hutan mangrove sebagai lokasi wisata edukasi baru, ecotourism, dengan tracking mangrove nya, akan mendukung pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayatinya. Sehingga, bumi yang kita cintai ini akan dapat kita rawat dan pelihara untuk kita wariskan ke anak cucu kita nanti," tuturnya.
Lebih lanjut ia menambahkan dengan adanya destinasi wisata edukasi itu, akan meningkatkan minat wisatawan mau pun pelajar dan masyarakat untuk bersama-sama mengelola dan memanfaatkan hutan mangrove.
Tracking mangrove, sambung dia, memberi manfaat bukan hanya untuk kesinambungan ekosistem alamnya saja, tetapi meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah tracking mangrove.
Kepala PT Pertamina DPPU Minangkabau Ridwan mengatakan, pihaknya sangat mendukung pelestarian lingkungan dan kesinambungan keanekaragaman hayati yang ada di wilayah kerja mereka, dan untuk Pariaman, mereka sangat terkesan dengan TDC yang banyak bergerak dalam pelestarian lingkungan.
"Awalnya kami memberikan Reef Garden untuk dikelola sebagai upaya meningkatkan keanekaragaman hayati yang ada di perairan Pariaman, ternyata hasilnya sangat memuaskan, sehingga kami tergerak untuk kembali memberikan bantuan CSR dengan membangun tracking mangrove di hutan mangrove desa Apar ini," jelasnya.
CSR yang dikucurkan, imbuh dia, akan selalu dipantau setiap perkembanganya agar kesinambungan dari pembangunan yang dilakukan memberi manfaat bagi masyarakat dan pihaknya menjajikan akan berikan kembali CSR dari Pertamina.
Ketua TDC Pariaman Aksa Prawira mengatakan, bantuan yang diterima oleh TDC Pariaman dari PT Pertamina DPPU Minangkabau sebesar Rp350 juta, dengan rincian Rp250 juta untuk pembangunan tracking mangrove, dan Rp100 juta untuk edukasi dan penanaman mangrove sebanyak 10.000 mangrove.
"Tracking mangrove ini akan kami serahkan ke pihak nagari, dalam hal ini Kanagarian Manggung. Namun akan kami awasi agar tidak merusak hutan mangrove yang ada," katanya.
Pihaknya juga mengajak para pemerhati lingkungan dan komunitas pemuda peduli lingkungan, untuk bersama-sama dalam memelihara ekosistem yang ada di wilayah Pariaman. (Juned/*)