BNK Pariaman ajak para mubaliq soaialisasikan bahaya narkoba saat memberikan tausiyah. Foto/Nanda |
Ketua BNK Kota Pariaman Genius Umar melalui Sekretaris BNK Kota Pariaman Iryon, mengatakan peranan mubalig di tengah masyarakat sangat diperlukan menyampaikan bahaya narkoba dalam tausiyah dan kutbah rutin, sehingga sosialisasi pencegahan akan optimal.
"Jika setiap kali ceramah dan tausiyah ini sosialisasi P4GN disampaikan oleh para mubaliq, tentunya langkah pencegahan kita akan lebih optimal," ujarnya usai diseminasi informasi di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba dan peredaraan gelap narkoba (P4GN) di Pariaman, Selasa (19/12) siang.
Saat ini, kata dia, baru 100 orang mubaliq yang diberikan sosialisasi P4GN, ke depan kegiatan sosialisasi akan dilaksanakan berkesinambungan dengan melibatkan tokoh masyarakat atau segmentasi lainnya.
"Sebelumnya kita melibatkan pemuda dan mahasiswa, ke depan kita akan libatkan segmentasi lainnya," ulasnya.
Walikota Pariaman Mukhlis Rahman meyakini pendekatan keagamaan akan lebih optimal mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba.
"Penambahan anggaran dan upaya pencegahan dan pemberantasan oleh pemerintah tidak akan optimal jika tidak didukung oleh seluruh elemen masyarakat. Namun dengan pendekatan keagamaan dan keterlibatan aktif masyarakat-generasi muda pada kegiatan keagamaan, hal negatif dan penyalahgunaan narkoba akan terhindar," katanya.
Ia mengatakan, Pemko Pariaman memiliki program Magrib Mengaji dan Subuh Mubaraqah untuk mendekatkan diri kepada agama. Program ini adalah pendekatan agama untuk mencegah penyalagunaan dan peredaraan gelap narkotika di Kota Pariaman.
"Selain itu faktor kerukunan dan kualitas hubungan dalam rumah tangga dapat mencegah anak-anak dan anggota keluarga terjerumus melakukan penyalahgunaan narkotika," kata dia.
Kasat Resnarkoba Polres Pariaman Iptu Suhardi, mengatakan pelaku penyalahgunaan narkoba sangat terorganisir dan terus melakukan pembaharuan untuk menghindari deteksi dari petugas. Peredaran narkoba di Pariaman telah menggunakan cara penyelundupan dan jaringan narkotika internasional.
"Terbaru ada jaringan peredaran narkotika internasional, narkotika jenis shabu-shabu asal Malaysia diselundupkan dalam sendal," sebutnya.
Ia mengatakan, kasus penyalahgunaan narkoba yang diungkap oleh Polres Pariaman hingga Desember 2017 sebanyak 27 kasus dengan 42 orang tersangka. Kasus dan pelaku berkurang jumlahnya dibandingkan dengan tahun 2016 silam. Dikatakannya, penurunan ini bukan berarti penyalahgunaan narkotika berkurang, namun kasus lain masih banyak yang belum berhasil diungkap.
"Peran mubaliq diperlukan untuk mensosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkoba kepada masyarakat melalui ceramah keagamaan. Mubaliq juga bisa bekerjasama dengan kepolisian memberikan informasi tentang penyalahgunaan narkoba," ulasnya.
Kepala Kantor Kementria Agama Kota Pariaman, Muhammad Nur, mengatakan bahwa penyalahgunaan narkoba dapat dicegah melalui mengaktifkan kembali dan memusatkan kegiatan generasi muda di masjid.
"Berbagai kegiatan mengaktifkan pemuda di masjid dapat dilakukan dengan berbagai hal, mulai dari MTA ataupun kegiatan keagamaan lainnya. Dengan kesibukan di masjid pada waktu luang, masyarakat terhindari dari penyalahgunaan narkoba," katanya. (Nanda)