Ribuan warga padati halaman Balaikota Pariaman mengikuti salat Idul Adha 1438 Hijriyah, Jumat (1/9/2017).
Terlihat di barisan depan Walikota Pariaman Mukhlis Rahman dan Wakil Walikota Genius Umar, Ketua DPRD Mardison Mahyuddin, Sekdako Indra Sakti, Dandim 0308/Pariaman Letkol Arh Hermawansyah, Kepala Kemenag Pariaman M Nur, pimpinan Forkopimda, ulama, tokoh masyarakat dan kepala SOPD.
Dalam sambutannya Mukhlis Rahman mengatakan, gempa 6.2 SR yang terjadi Jumat dinihari merupakan peringatan sekaligus ujian dari Tuhan kepada warga Pariaman dan sekitarnya.
"Gempa yang mengguncang Kepulauan Mentawai yang guncangannya sangat keras terasa sampai Kota Pariaman, berarti kita sedang diuji oleh Allah SWT, apakah kita betul-betul dapat kembali menjadi hambanya yang taat," kata Mukhlis.
Karena itu selaku pemimpin, ia mengaku tidak akan pernah berhenti untuk mengajak masyarakat dalam meramaikan masjid, menggelar salat berjamaah dan membaca Alquran.
"Melalui magrib mengaji dan subuh mubarokah, karena hanya dengan meningkatkan diri kita pada Sang Khalik, insya Allah, apapun bentuk bencana, akan dihindarkan oleh Allah,” ujarnya.
Di samping itu, ia juga menyampaikan kesuksesan pembangunan di Kota Pariaman yang tidak lepas dari dukungan semua pihak. Ia mengapresiasi DPRD, komponen masyarakat dan jajaran pemerintahan di bawahnya yang selalu mendukung setiap kebijakan pemerintah dalam membangun kota Pariaman.
“Dengan segala keterbatasan yang ada, selaku pemerintah, kami ingin mengajak dan mengimbau seluruh masyarakat agar terus berpartisipasi secara aktif dalam berbagai program dan kebijakan yang ada demi terwujudnya Kota Pariaman yang maju dan sejahtera,” tutupnya.
Khatib Salat Idul Adha Rektor UIN Imam Bonjol Padang Eka Putra Wirman, dalam kutbahnya menyampaikan tiga pokok inti makna dalam berkurban. Pertama menurutnya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Berkurban itu berarti kesungguhan manusia dengan menyerahkan segalanya kepada Allah Sang Pencipta,” ucapnya
Kedua, dengan cara berkurban, umat Muslim diajarkan untuk berbagi kepada mukmin lainnya. Ketiga, dengan berkurban, keikhlasan manusia itu pasti diuji, diuji dari sifat rakus dan tamak akan harta dunia yang mereka senangi.
“Dapat disimpulkan bahwa berkurban sangat bermanfaat dalam memupuk rasa empati, melatih diri menjadi orang dermawan, meningkatkan ketaqwaan pada Allah SWT, bekal pahala dihari akhir, membangun solidaritas, keberkahan dalam rezki, menghindarkan diri dari sikap tamak, menjaga silaturahmi dan memenuhi kebutuhan gizi masyarakat miskin,” tuturnya. (Juned/OLP)