Alokasi dana desa tersebut meliputi pembagian bibit tanaman buah manggis, mangga dan klengkeng.
"Ini adalah salah satu program yang sangat tepat, dengan dana desa, menggali potensi masing-masing desa," kata Genius.
Genius berharap agar setiap desa di Kota Pariaman mencontoh program pemberian bibit buah seperti yang dilakukan di Desa Palak Aneh.
"Bibit bisa ditanam di mana saja. Bisa di pekarangan rumah, lahan bahkan dalam pot besar yang sekarang dikenal dengan istilah Tambulampot --tanaman buah dalam pot," sambung Genius.
Program tersebut akan menghasilkan dalam dua, tiga tahun mendatang. Desa akan menuai hasil dengan menjadi sentra buah.
"Jika masa umur tanam telah berbuah, desa akan menjadi sentra buah manggis, mangga dan klengkeng yang memberi nilai ekonomis bagi warga desa," Genius meyakini.
Saat ini, masih kata Genius, sentra buah telah berubah menjadi salah satu objek wisata. Banyak daerah yang telah sukses menjalankan pola tersebut, seperti banyak desa di Kabupaten Batu Malang, Jawa Timur.
"Desa yang banyak menanam buah salah satu daya tarik wisata 'petik buah'. Wisatawan akan berkunjung dan membeli buah dengan dipetik dan dimakan langsung di lokasi," sebutnya. Ia pun mengimbau kepada penerima bibit agar merawatnya dengan baik.
Kepala Desa Palak Aneh, Azir, menyebut, ada sebanyak 400 bibit buah berserta pot dan pupuk yang diserahkan kepada sebanyak 200 KK di desa itu. Masing KK menerima dua jenis bibit buah.
"Program baru kami mulai pada tahun 2017 ini. Sebelumnya kami menfokuskan pembangunan seperti drainase," ujarnya.
Anggaran desa yang digunakan dalam program tersebut, kata dia, sebesar Rp60 juta. Semuanya termasuk bibit tanaman, pot dan tranportasi. (Phaik/OLP)