Berbagai kasus pencabulan (asusila) melibatkan anak yang terjadi di tengah keluarga terus meningkat di Kabupaten Padangpariaman. Data tahun 2015 menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. Sebenarnya bukan kasusnya yang meningkat, namun kepedulian masyarakat untuk melaporkan kasus kepada pihak yang berwenang semakin meningkat.
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Dra. Gusnawati, MM mengungkapkan hal itu pada saat menyerahkan bantuan kepada anak korban pencabulan dan bermasalah yang difasilitasi oleh Lembaga Konsultasi Kesejahteran Keluarga (LK3) Padangpariaman, Senin (22/8).
Penyerahan di tiga titik, masing-masing di SDN 2 Sungai Limau, Malai Tangah Nagari Malai V Suku Kecamatan Batang Gasan dan Batu Mangaum Nagari Kuranji Hulu Kecamatan Sungai Geringging.
Menurut Gusnawati, tingginya angka kekerasan dan pencabulan terhadap anak-anak yang berhasil diungkap ke permukaan, perlu mendapat perhatian semua pihak.
“Kepedulian terhadap lingkungan harus semakin ditumbuhkan sehingga kasus-kasus asusila yang menimpa anak-anak jangan terus terjadi. Masyarakat harus semakin peduli dengan keamanan dan keselamatan anak-anak, terutama anak perempuan,” kata Gusnawati didampingi Ketua LK3 Rahmat Taunku Sulaiman.
“Kepada masyarakat Padang Pariaman jika terjadi masalah di tengah keluarga yang tidak bisa diselesaikan di dalam rumah tangganya, bisa dilaporkan kepada LK3 Padang Pariaman. Mudah-mudahan LK3 bisa mencarikan solusinya,” kata Gusnawati.
Penyerahan bantuan dihadiri Kabid Pembinaan Usaha dan Kesejahteraan Sosial Ponimin, Kasi Pembinaan dan Kelembagaan Sosial Ali Aripin, S.Sos, MM. Sedangkan dari LK3 Ketua Rahmat Tuanku Sulaiman, S.Sos, MM, Pekerja Sosial Fatma Yetti Kahar, Armaidi Tanjung dan Reza Mayang Sari. Turut memandu dari Polsek Sungai Limau Bintara Tinggi Aiptu Afrizon, anggota Reskrim Bripda Melda Aulia.
Ketua LK3 Padang Pariaman Rahmat Tuanku Sulaiman menyebutkan, penyerahan bantuan ini merupakan bantuan untuk memperlihatkan kepedulian dari LK3 bersama Dinas Sosial. Dari tiga titik yang dikunjungi, dua orang anak korban tindakan asusila. Sedangkan satu orang tindakan kekerasan.
“Kita memang prihatinkan dengan kondisi masyarakat yang kini makin banyak terjadi tindakan asusila terhadap anak-anak. Ironisnya, pelaku merupakan orang-orang terdekat atau dikenal oleh korban. Padahal, anak adalah anugrah dari Tuhan yang wajib dididik dan dirawat sebaik mungkin,” kata Rahmat yang juga Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat ini.
Dikatakan, lingkungan harus lebih peka dengan masalah sosial anak-anak. Kalau masyarakat semakin tidak peduli dengan anak-anak ini, maka kehancuran masa depan anak yang sudah dirusak mentalnya akibat perlakukan yang tidak senonoh.
“Tahun ini saja sudah 36 kasus anak berhadapan dengan hukum (ABH) dan 32 anak yang terlibat dengan perbuatan cabul,” tambah Pekerja Sosial Fatma Yetti Kahar yang akrab disapa Teta Sabar ini.
AT/OLP