Avi (28) warga Lubuk Alung, Padangpariaman, mengaku kurang enak badan usai "ditoyong" hujan lebat, Munggu sore kemarin.
"Saya pikir cuaca panas tidak akan berubah menjadi hujan lebat. Saya keluar bekerja saat cuaca cerah dan panas menyengat, saat hendak pulang pakai motor hujan deras hingga saya basah kuyup sampai di rumah," ungkapnya.
Dari data yang kami kumpulkan, baik melalui aplikasi pemantau cuaca maupun statemen instansi berwenang, menyebutkan dalam tiga hari terakhir suhu panas di Padang dan Pariaman berkisar antara 33 s/d 34 derajat celcius pada siang hari.
Meski cuaca panas, penggumpalan awan terjadi begitu cepat hingga menyebabkan curah hujan cukup tinggi hari itu juga yang berpotensi longsor di beberapa titik rawan.
"Kita masuk fase akhir fenomena elnino di mana cuaca berubah sewaktu-waktu, kadang sangat panas, tiba-tiba hujan lebat," kata Kabag Humas Padangpariaman, Hendra Aswara, di Parit Malintang, Senin (7/3).
Kepada masyarakat Padangpariaman yang tinggal di area tebing dan tepi sungai, pihaknya meminta selalu waspada akan potensi longsor dan ancaman banjir akibat luapan sungai.
"Saat hujan lebat dengan curah tinggi kami minta masyarakat menghindar dulu atau mengungsi sementara terutama yang tinggal di area tebing," kata Hendra.
Suhu panas yang menyengat menurutnya juga bagian dari fenomena elnino. Disaat panas itu, masyarakat menurutnya agar mewaspadai pemicu kebakaran seperti di rumah-rumah, home industri hingga pabrik-pabrik.
"Waspadai arus pendek. Bagi industri agar terapkan SOP anti kebakaran dengan menyediakan tabung pemadam disamping disiplin karyawan. Jangan buang puntung rokok sembarangan," imbuhnya.
Selama musim elnino yang diprediksi akan berakhir di awal bulan April mendatang, kata Hendra, BPBD Padangpariaman selalu siaga 1x24 jam dan melaporkan tiap hari kondisi Padangpariaman kepada bupati dan wakil bupati.
"Baik saat ada bencana maupun tidak. Laporan bersifat langsung kepada bupati dan wakil bupati setiap hari," jelasnya.
Selama elnino melanda Padangpariaman, pihaknya mengaku belum ada dampak gagal panen bagi petani di seluruh wilayah Padangpariaman.
"Kita punya irigasi Anai satu dan Anai dua. Kami rasa cukup untuk mengairi kebutuhan warga selama musim panas. Tidak ada gagal panen di Padangpariaman," pungkasnya.
OLP