Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Investigasi Khusus: Cara Kerja Sindikat Begal-Hipnotis

23 Desember 2015 | 23.12.15 WIB Last Updated 2015-12-23T13:48:31Z
Ilustrasi


Modus operandi kejahatan akhir-akhir ini makin bervariasi di wilayah hukum Polda Sumbar. Modus baru dan sedang marak adalah paduan gendam (hipnotis) dengan begal untuk melucuti harta korban. 

Penelusuran kami dari berbagai kasus dan investigasi di lapangan baru-baru ini, diduga pelaku kejahatan itu datang dari luar provinsi Sumbar yang menjadikan ranah minang sebagai wilayah operasional kejahatannya.

Komplotan kriminal tersebut biasanya menggunakan mobil rental dengan plat nomor palsu beragam yang telah mereka persiapkan agar tidak mudah dilacak oleh polisi. Perihal mobil tersebut kami yakin mereka bawa dari daerahnya. Mobil yang mereka pergunakan adalah mobil pasaran yang sering digunakan sehari-hari oleh masyarakat untuk mengaburkan identifikasi.

Dari data yang kami tambal, modus serupa paling tidak sudah menelan korban tiga orang warga Sumbar. Kesemua korban dalam pengakuannya didekati oleh dua orang tidak dikenal kemudian dimasukan ke dalam mobil. Mereka menurut saja ajakan tersebut karena dalam pengaruh gendam.

Di dalam mobil, calon korban diintimidasi agar menyerahkan seluruh harta berharga yang dia bawa. Artinya mereka hanya melakukan hipnotis untuk menjerat target saja hingga berada dalam zona intimidasi di dalam mobil.

Komplotan penjahat ini sasaran utamanya adalah uang tunai korban baik cash maupun di bank. Berbagai cara mereka lakukan agar korban mau menyerahkan kode PIN kartu ATM. Setelah mereka yakin PIN ATM korban sahih dilakukanlah penarikan tunai hingga transfer ke bank milik pimpinan mereka yang tentu saja sudah mereka persiapkan terlebih dahulu. Akun bank mereka umumnya beridentitas palsu.

Setelah yakin seluruh harta korban mereka kuras, kawanan tersebut kembali melakukan hipnotis saat membuang korban di jalanan sepi agar mereka tertidur dalam jangka waktu tertentu pada malam hari. Sebagian memori korban mereka hilangkan saat dihipnotis untuk mengaburkan identitas mereka saat korban melapor ke polisi. Merasa aman, kawanan hipnotis-begal ini kembali ke sarangnya dan berdiam diri beberapa saat hingga melakukan hal serupa di saat yang tepat pula.

Komplotan ini kami yakini adalah orang cerdas yang tidak akan melakukan pembunuhan kepada korbannya jika tidak terpaksa betul. Orang yang menguasai ilmu hipnotis sedikit banyak memiliki rasa iba bersebab ilmu psikologi mesti dipahami sebelum penguasaan materi ilmu hipnotis.

Sindikat tersebut tiap personilnya punya keahlian masing-masing, ambil tugas. Tugas oleh orang pertama mencari target atau korban, pelaku kedua menyeret korban agar masuk perangkap, dan personil ketiga eksekutor yang melakukan hipnotis terhadap target. 


Sekali jalan sindikat begal-hipnotis paling tidak tiga orang personil. Kuat pula dugaan kami otak pelaku (pimpinan) berada dibalik layar yang mengatur kejahatan itu terpisah dari rombongan. Mereka tidak satu mobil dengan tim eksekutor di lapangan. Hasil penelusuran kami tidak mengejutkan memang jika di dalam komplotan tersebut tidak semuanya laki-laki. Dalam satu kasus misalnya, perempuanlah yang menyeret target ke dalam perangkap.

Para pelaku kejahatan ini tergolong cerdas. Mereka berusaha tidak meninggalkan jejak di lokasi atau fasilitas umum. Mereka melakukan observasi lapangan sebelum melakukan kejahatannya. Mereka hapal di mana lokasi yang tidak ada CCTV nya. Tampaknya sindikat ini ingin bermain lama di modus yang mereka ciptakan tersebut.

OLP
×
Berita Terbaru Update