Walikota Pariaman Mukhlis Rahman menuturkan bahwa negara Indonesia sebagai negara kepulauan berada di titik geografis pertemuan empat (4) lempeng tektonik dan rawan bencana.
Selain kompleksitas demografi itu, kata dia, sosial dan ekonomi di Indonesia berkontribusi pada kerentanan masyarakat terhadap ancaman bencana.
"Ditambah pula minimnya kapasitas masyarakat dalam menangani bencana membuat resiko bencana terhadap masyarakat semakin tinggi," kata Mukhlis pada acara sosialisasi server DVB (Digital Video Broadcasting) gempa tsunami dan bencana lainnya, bantun BMKG, di aula Balaikota Pariaman, Senin (26/10).
Acara yang dihadiri oleh Kepala BPBD Kota Pariaman Yaminurizal, Forum Mesjid Peduli Bencana Kota Pariaman, Forum Pengurangan Resiko Bencana, Dandim 0308/Pariaman Letkol.Inf. Persada Alam, Polres Pariaman, Kepala Stasiun BMKG Padangpanjang Rahmat Triyono, dan tokoh masyarakat itu diteruskan hingga penjabaran tekhnis materi DVB oleh Rahmat Triyono kepada lintas forum.
Kembali dikatakan Mukhlis, Kota Pariaman merupakan wilayah rawan bencana di mana bertemunya dua lempeng tektonik. Selain rawan gempa dan tsunami karena posisi demografisnya, juga rawan secara geologis, hidrologis dan geografis.
Mukhlis berharap BPBD Kota Pariaman yang dibentuk sejak tahun 2010 terus menggiatkan pelatihan, sosialisasi, tanggap dan siaga, serta meningkatkan kapasitas tiap individu personelnya.
"Dalam situasi tidak terjadi bencana BPBD telah membuat dan laksanakan program MP-PRB (master plan pengurangan resiko bencana) di mana salah satu kegiatan itu mempersiapkan alat peringatan dini berupa sirine maupun lainnya," kata Mukhlis.
Sedangkan ditempatkannya server komputer DVB di Pusdalops BPBD Kota Pariaman, Mukhlis mengapresiasi BMKG stasiun Padangpanjang. Bahkan terkait bencana kabut asap dia juga meminta alat ukur cuaca dan pencemaran udara.
"Tidak ada bencana yang datang tanpa seizin Allah SWT, oleh karena itu mari kita tingkatkan keimanan dan terus berdoa agar terhindar dari segala bencana," pungkasnya.
OLP
