Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mulai dari Keluhan Meteran, Air Mati Setahun, Rekening Naik, Kinerja PDAM Padangpariaman Dipertanyakan

21 Oktober 2015 | 21.10.15 WIB Last Updated 2015-10-21T13:50:28Z



Kenaikan tarif dasar rekening pelanggan PDAM sebesar 30% yang telah dimulai semenjak Mei 2015 memunculkan beragam pendapat dari para konsumen.

Rafkiman (42) salah seorang pelanggan di Desa Rawang mengatakan, dikeluhkannya kenaikan tarif rekening pelanggan PDAM tersebut dikarenakan tidak disertainya dengan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan.

Dia menyebut, sebelum memasuki tahun 2015 pemakaian air PDAM yang harus dia bayar di rekening tagihan setiap bulan hanya 14m kubik/bulan, namun ketika dipertengahan tahun 2015 sudah naik menjadi 33m kubik/bulan.

"Inipun kenaikannya kan mencapai 100%, kemudian sebagaimana yang tertulis pada rekening pembayaran ada uang meteran. Namun kenapa pemeliharaan meteran tersebut  tidak pernah dilakukan kepada pelanggan PDAM,” sebut Rafki kepada wartawan, Rabu (21/10)

Selain Rafki, Darmansyah (45) warga Punggung Lading Pariaman justru merasakan kekecewaan yang lebih berat dari itu. Wartawan senior salah satu surat kabar harian terbesar di Sumbar itu bahkan menyebut sudah satu tahun rumahnya beserta tetangganya tidak dialiri air PDAM.

"Untuk mandi kami di mushola, kadang numpang ke rumah tetangga, belum lagi nyuci pakaian," sebut Darmansyah di Pariaman.

Dia menyebut, PDAM mesti memiliki wawasan perusahaan profesional dalam mengelola perusahaan daerah. Terobosan-terobosan harus dilakukan untuk memenuhi ketersediaan air untuk masyarakat.

"Iya. Publik tentu ingin pelayanan yang baik berbanding lurus dengan uang yang dibayarkan. Kalau itu airnya sudah mati selama satu tahun dan tidak ada upaya signifikan memperbaiki patut kita pertanyakan profesionalitas mereka sebagai penghandle perusahaan daerah," katanya lagi.

Menjawab keluhan pelanggan tersebut, direktur PDAM Padangpariaman Mulyadi mengatakan, belum optimalnya layanan kepada seluruh pelanggan dikarenakan masih adanya konsumen  yang masih menunggak dan belum membayar tagihan rekening bulanan PDAM.

“Jumlah pelanggan kita untuk saat ini ada sekitar 13.000an yang tersebar di daerah kota dan kabupaten. Jika dari seluruh pelanggan membayar secara lancar setiap bulannya, maka ada sekitar Rp1 milyar uang masuk pada perusahaan, namun kenyataannya dari penagihan yang dilakukan setiap bulan hanya sekitar Rp700.000.000 penerimaan PDAM yang terkumpul. Ini dikarenakan masih adanya tunggakan dan pelanggan yang belum membayar kewajibannya,” terang Mulyadi di ruang kerjanya.

Ia melanjutkan, menyangkut masalah pemeliharaan meteran, pemeliharaan dilakukan secara bertahap yang di fokuskan pada pelanggan yang memang sangat membutuhkan.

"Contohnya meteran yang hilang ataupun hancur/rusak dan pecah. Kemudian ia juga mengatakan jika kerusakan sambungan terjadi dalam rumah pelanggan merupakan tanggung jawab si pemilik rumah, namun jika di luar pekarangan merupakan kewajiban PDAM memperbaikinya," kata dia.

Kata dia, Idealnya meteran tersebut diganti satu kali 4 tahun.

"Namun mengingat biaya pemeliharaan meteran yang sangat besar, bayangkan saja jika ada 50% dari total pelanggan yang membutuhkan penggantian meteran yang rusak, berarti ada sekitar 6.500 meteran dikali harganya sekarang Rp300.000/meteran, sudah menelan biaya sekitar Rp1,95 milyar uang yang dibutuhkan. Belum lagi biaya operasional pemasangan. Jikapun terjadi pergantian meteran, pihak PDAM tidak pernah memungut biaya pada pelanggan,” aku dia.

Mulyadi juga mengatakan, untuk saat ini sudah ada sekitar 1000 buah meteran rusak pelanggan yang diganti. Dia juga mengungkapkan bahwasanya bila tunggakan telah terjadi selama lebih dari tiga bulan maka diadakan pemutusan sementara, setelah dibayar baru dipasang kembali dengan membayar denda ditambah tunggakan.


TIM
×
Berita Terbaru Update