Pesatnya perkembangan teknologi media komunikasi dan informasi menyebabkan orang tidak banyak lagi menggunakan surat dalam berkomunikasi antar personal yang berada di lain tempat. Dulu orang menyampaikan pesan melalui surat dengan jasa petugas pos.
Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Sumatera Barat Amran
SE, MM mengatakan hal itu pada pembukaan Sosialisasi Filateli dan Lomba Desain
Prangko, Kamis (23/4/2015) di SMKN 2 Padang. Kegiatan diikuti utusan SMA/SMK
dan SMP se- Sumatera Barat, sekitar 300 peserta. Turut memberikan sambutan
Deputi Bisnis Jasa Keuangan Ritel dan Properti Kantor PT Pos Indonesia Sumbar Edy Putra Efinal,
Kepala Bidang Kominfo Dinas Perhubungan Sumbar Ir. Nurfitrisman, MM.
Dikatakan Amran, adanya teknologi handphone, internet, email,
facebook, menyebabkan orang tidak lagi menggunakan surat dalam berkomunikasi.
Dengan tidak lagi menggunakan surat, juga menyebabkan tidak lagi perlu
menggunakan jasa petugas pos, yakni pemakaian prangko. Sehingga generasi muda
sekarang sudah tidak akrab lagi dengan
prangko.
“Di perkantoran sendiri memang masih banyak menggunakan
surat-surat. Namun, juga sudah mulai memanfaatkan jasa internet dan email dalam
proses surat menyurat. Dengan demikian sangat wajar kalau generasi muda harus dapat
diperkenalkan dengan perjalanan panjang prangko sejak pertama kali ada hingga
sekarang,” kata Amran.
Sebelum lomba desain prangko, sosialisasi filateli
menampilkan pemateri dari PT Pos Nani Dewita, dari Pengurus Daerah Perkumpulan
Filatelis Indonesia (PD PFI) Sumatera Barat A. Tanjung, S.Sos, M.A, dan
dari Dinas Perhubungan Ir. Nurfitrisman, MM. Sosialisasi filatelis dan lomba
desain prangko bertaburan hadiah yang diberikan PT. Pos Indonesia dan Dinas
Perhubungan Kominfo Sumbar.
A. Tanjung menyebutkan, filateli adalah hobi mengumpulkan, merawat dan
mempelajari prangko dan benda-benda pos lainnya. Manfaat hobi filateli antara lain melatih ketekunan, ketelitian,
kesabaran , kebersihan. Meningkatan pengetahuan dan wawasan, karena harus menerangkan setiap
benda filateli yang dikoleksi. Meningkatkan
pengetahuan bahsa asing, karena benda-benda pos ini diterbitkan oleh berbagai negara yang berbeda –beda bahasanya.
“Memperbanyak
teman, terutama teman sehobi, karena untuk melengkapi koleksi kita harus
menghubungi orang lain, melalui surat, e-mail, fax, telepon atau bertemu
langsung. Melatih diri
untuk investasi,k arena benda-benda pos semakin lama akan semakin langka dan harganya juga
semakin mahal,” kata Tanjung ini.
AT