Ribuan siswa MDA empat kecamatan se Kota Pariaman mengarak obor dari tempat sekolah mereka menuju bundaran Tugu Tabuik Kampung Cina Pariaman. Acara Pawai Obor tersebut dalam rangka memeriahkan malam takbiran Idul Adha (4/10). Sesuai sidang Isbat pemerintah pusat, Sholat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1435 Hijriah jatuh pada hari Minggu 5 Oktober 2014.
Dihalaman bundaran Tugu Tabuik yang memiliki simpang empat, sebelum berkumpul, para siswa pengarak obor berdatangan dari tiap simpangnya yang membuat warga terkagum melihat pemandangan malam cukup menakjubkan tersebut. Asap mengepul dari corong bambu bersumbu itu. Siswa MDA relatif kanak-kanak diiringi oleh para guru dan wali murid.
Kemudian yang cukup menarik perhatian adalah Ustad penceramah yang dihadirkan Pemko Pariaman dalam acara ini adalah seorang mubaligh keturunan Cina yang pernah bermukim di Pariaman medio 1970. Ustad itu bernama Ali Pudin Al Islami (Sim Song Thian). Ali Pudin Al Islami meninggalkan Pariaman beserta seluruh anggota keluarga, kaum, bersebab tingginya rasialisme dan ancaman teror pada etnis China semasa itu oleh warga Pariaman. Ali Pudin, setiap menyebut nama Allah selalu bergetar, apalagi saat dia mengumandangkan takbir, terdengar seakan menangis. Yang hadir disana, terbawa suasana olehnya.
Yang merusak suasana malam itu adalah pidato Kakandepag (Kakanmenag) Hendri, S.Ag yang tidak relevan dengan tema acara. Dia lebih banyak berpantun memuji-muji Walikota. Hal itu sering dia lakukan ditiap kesempatan pabila Walikota ikut serta dalam acara yang mendaulat dirinya memberi kata sambutan. Sejak Depag dipimpinnya, Kota Pariaman terperosok jauh dalam lomba MTQ tingkat Sumbar. Kota Pariaman diurutan ke 19 dari 19 Kabupaten/Kota se Sumatera Barat. Ironisnya, kita bahkan kalah dari Kabupaten Mentawai yang notabene mayoritas Nasrani dalam lomba MTQ 2013 yang dihelat di Pasaman itu.
Kita abaikan Kakandepag tersebut.
Walikota Pariaman Mukhlis Rahman dalam sambutannya mengatakan kepada seluruh warga Kota Pariaman agar berwawasan nasional. Dia menghimbau supaya warga terbuka terhadap semua suku bangsa yang ingin masuk ke Kota Pariaman termasuk kaum Tionghoa. Kota Pariaman All People (Kota Pariaman untuk semua orang), ujarnya.
Acara yang juga dihadiri oleh Wakil Walikota Genius Umar, Ketua TPKK Hj. Reni Afdal MR, Sekdako Armen, Unsur Muspida, Para Kepala SKPD, Kabag, bersama ribuan warga, ditutup pada pukul 22.00 WIB. Sholat Idul Adha dilaksanakan pada Minggu besok di halaman Balaikota Pariaman dengan Khatib Utama KH. Ali Pudin Al Islami atau Sim Song Thian, keturunan China Islam Pariaman.
Oyong Liza Piliang