Ketua MPW PP (Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila) Sumbar, H. Leonardy Harmainy, S.iP, MH, Dt. Bandaro Basa, mengaku prihatin melihat fenomena yang menimpa dunia pendidikan di Sumatera Barat. Mantan Ketua DPRD Sumbar itu menyebut, kekerasan oleh siswa yang terjadi di sebuah sekolah SD di Bukittinggi kepada siswa lainnya adalah akibat lemahnya pengawasan para guru. Untuk itu, sebutnya, lembaga pencetak para tenaga pendidik harus ikut mengevaluasi diri.
"Begitu juga dengan kekerasan yang terjadi di SUPM Pariaman, oleh senior kepada junior yang mengakibatkan meninggalnya seorang siswa di sekolah tersebut. Hal ini tidak lepas dari lemahnya pengawasan dan sistem yang mereka terapkan," ujar Leonardy, saat membuka Rakorwil PW Sapma PP Sumbar (Pengurus Wilayah Satuan Pelajar Mahasiswa Pemuda Pancasila Sumatera Barat), Minggu, 19/10, di aula serbaguna STKIP PGRI, Gunung Pangilun, Padang.
Menantu alm Anas Malik itu mengatakan, sudah saatnya bentuk-bentuk kekerasan di lingkungan pelajar dihilangkan dengan sebuah sistem manajemen yang terukur, termasuk rekrutmen kepada tenaga pendidiknya.
Rakorwil yang juga dihadiri oleh Ketua KNPI Sumbar, Pengurus MPW PP Sumbar, Kandidat Ketua KNPI Sumbar, Kabag Humas Kota Pariaman, Leonardy juga mengatakan akan pentingnya manajemen leadership, baik itu di organisasi kepemudaan, politik, dan organisasi struktural.
"Memimpin ada seninya. Tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri. Untuk menjadi ketua sebuah organisasi, banyak yang kepingin. Namun apakah tujuan berorganisasi hanya untuk menjadi ketua saja? tentu tidak," sebut mantan Ketua DPD Golkar Sumbar dua periode tersebut.
Kepada calon ketua Sapma PP Sumbar dan calon Ketua KNPI Sumbar, Leonardy menekankan akan pentingnya kebersamaan dalam menjalankan organisasi. Jika sudah terpilih menjadi pemimpin, jalankan organisasi untuk kemajuan kepemudaan dalam menunjang pembangunan di suatu daerah.
Oyong Liza Piliang