Bupati Ali Mukhni berdiskusi dengan ulama yang memiliki peran penting dalam pembangunan.
Pemerintah Kabupaten Padangpariaman mengadakan zikir bersama dalam rangka memperingati lima tahun bencana Gempa 30 September 2009 yang lalu yang meluluhlantakkan Sumatera Barat termasuk Padangpariaman. Gempa Sumbar juga dikenal dengan istilah G30S Sumbar atau gempa yang terjadi pada tanggal 30 September 2009.
Acara zikir bersama itu dipusatkan di Dermaga Mini korong Malai V Suku Kec. Batang Gasan pada tanggal 30 September 2014 yang akan dihadiri oleh Bupati beserta jajaran. Demikian diungkapkan oleh Kabag Humas Hendra Aswara di ruang kerjanya, Senin (29/9). Dipilihnya Kecamatan Batang Gasan, kata Hendra, karena daerah tersebut memiliki historis dalam menumbuhkan nilai agama dan budaya di Padang Pariaman.
"Insya allah besok (hari ini) Selasa tanggal 30 September akan diadakan zikir bersama memperingati lima tahun bencana gempa tahun 2009 yang lalu. Pemerintah bersama masyarakat memanjatkan doa kepada seluruh korban gempa agar diterima disisi Allah SWT. Dan kita juga berdoa agar dijauhkan dari segala bentuk bencana dan mara bahaya serta keselamatan seluruh umat di Padangpariaman," kata mantan kasubag pemberitaan itu.
Dijelaskannya bahwa gempa berkekuatan 7,9 SR saat itu telah mengakibatkan masyarakat kehilangan nyawa, sanak saudara, dan harta benda. Begitu juga dengan hancurnya infrastruktur dan fasilitas umum uang merusak sendi perekonomian masyarakat. Bahkan menurut Hendra, tingkat pertumbuhan ekonomi saat itu turun drastis menjadi 3,4 % pada tahun 2009. Dan pada tahun 2009, imbuh Hendra, Padangpariaman dinyatakan dalam kategori daerah tertinggal.
Namun berkat rahmat Allah SWT, Hendra menuturkan, Padangpariaman bangkit untuk rekonstruksi dan rehabilitasi pasca gempa 2009. Sekolah, puskesmas, rumah ibadah dibangun kembali melalui bantuan pemerintah pusat dan provinsi, NGO dalam dan luar negeri, donatur serta media massa.
"Begitu juga dengan jalan, jembatan, irigasi serta sarana umum dibangun kembali secara bertahap untuk kesejahteraan masyarakat," imguh Hendra.
Sekarang setelah lima tahun pasca gempa 2009, kata dia, pembangunan infrastruktur dan investasi pun meningkat pesat. Berbagai mega proyek skala nasional dan internasional bernilai trilyunan rupiah terletak di Padangpariaman.
"Dan tentunya akan membawa dampak positif kepada masyarakat," sebut Hendra.
Lanjut dia, berkat dukungan seluruh pihak, masyarakat ranah dan rantau, Padangpariaman berhasil menjelma sebagai salah satu kabupaten yang keluar dari daerah tertinggal. Puncaknya Tahun 2013, tingkat pertumbuhan ekonomi padang pariaman menjadi 6,67%. Ini merupakan yang tertinggi setelah Kota Payakumbuh 6,72% menurut data BPS.
"Pada kesempatan ini, Bapak Bupati mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu percepatan masa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa 2009 yang lalu. Kepada masyarakat, kita minta untuk terus siaga 1x24 jam karena daerah kita rawan bencana," tuntas pria lulusan STPDN Jatinangor itu.
(*)